34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:48 PM WIB

Makin Unik dengan Joki Gadis-Gadis Desa Lincah dan Perkasa

Ada yang unik dari tradisi makepung lampit yang dilombakan di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Minggu (25/11/).

Tradisi tahunan yang digelar di tengah sawah, ini bahkan sengaja digelar beda dan tak seperti gelaran sebelumnya.

 

M.BASIR, Negara

 

PULAU Bali kaya akan budaya tradisi. Salah satunya adalah tradisi yang ada di kabupaten paling barat, Jembrana.

Tradisi Makepung Lampit. Tradisi yang digelar setiap tahun menjelang masa bercocok  tanam ini selalu menjadi daya tarik bagi masyarakat setempat tak terkecuali para wisatawan.

Tradisi pacuan kerbau di tengah sawah adalah salah satu tradisi masyarakat setempat yang selalu ditunggu masyarakat dan tak pernah sepi dari pengunjung.

Bahkan yang menarik dari tradisi tahunan kali in, yakni dengan keterlibatan para joki gadis-gadis desa setempat.

Bila tahun sebelumnya para joki hanya melibatkan para joki pria, kali ini para gadis desa itu dilibatkan untuk ikut beradu cepat dengan sirkuit berlumpur.

Unik dan jadi daya tarik. Bahkan aksi para gadis desa lincah dan perkasa ini kian memukau wisatawan domestik dan asing yang hadir menyaksikan makepung lampit ini.

Banyak para wisatawan yang penasaran dan menyaksikan kemeriahan tradisi makepung lampit.

Para wisatawan itu mulai wisatawan asing asal  Rusia, Jepang dan sejumlah wisman asing lainnya.

Mereka sengaja dating ke Jembrana secara rombongan.

 “Tadi wisatawan asing suka sekali dengan joki cewek ini. Jadi perhatian karena baru pertama kali ada joki cewek,” kata Kabid Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan I Nyoman Wenten.

Menurut Wenten, dengan adanya joki cewek ini, lanjut Wenten, upaya mempertahankan tradisi makepung ini tidak hanya dilakukan orang dewasa, tetapi juga generasi muda.

Tidak hanya lak-laki, perempuan juga peduli dengan tradisi Jembrana.

Makepung lampit berbeda dengan makepung biasanya.

Makepung lampit digelar di sawah yang akan memulai proses menanam padi, sedangkan makepung darat digelar di sirkuit tanah kering.

“Tradisi makepung ini, selain sebagai upaya untuk mempertahankan tradisi, juga sebagai daya tarik wisata di Jembrana,” terangnya.

Pada lomba makepung lampit kemarin, dari 36 pasang yang bertanding, dipilih lima kategori pemenang.

Hadiah diserahkan Sekda Jembrana I Made Sudiada, mewakili Bupati Jembrana I Putu Artha.

(*)

Ada yang unik dari tradisi makepung lampit yang dilombakan di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Minggu (25/11/).

Tradisi tahunan yang digelar di tengah sawah, ini bahkan sengaja digelar beda dan tak seperti gelaran sebelumnya.

 

M.BASIR, Negara

 

PULAU Bali kaya akan budaya tradisi. Salah satunya adalah tradisi yang ada di kabupaten paling barat, Jembrana.

Tradisi Makepung Lampit. Tradisi yang digelar setiap tahun menjelang masa bercocok  tanam ini selalu menjadi daya tarik bagi masyarakat setempat tak terkecuali para wisatawan.

Tradisi pacuan kerbau di tengah sawah adalah salah satu tradisi masyarakat setempat yang selalu ditunggu masyarakat dan tak pernah sepi dari pengunjung.

Bahkan yang menarik dari tradisi tahunan kali in, yakni dengan keterlibatan para joki gadis-gadis desa setempat.

Bila tahun sebelumnya para joki hanya melibatkan para joki pria, kali ini para gadis desa itu dilibatkan untuk ikut beradu cepat dengan sirkuit berlumpur.

Unik dan jadi daya tarik. Bahkan aksi para gadis desa lincah dan perkasa ini kian memukau wisatawan domestik dan asing yang hadir menyaksikan makepung lampit ini.

Banyak para wisatawan yang penasaran dan menyaksikan kemeriahan tradisi makepung lampit.

Para wisatawan itu mulai wisatawan asing asal  Rusia, Jepang dan sejumlah wisman asing lainnya.

Mereka sengaja dating ke Jembrana secara rombongan.

 “Tadi wisatawan asing suka sekali dengan joki cewek ini. Jadi perhatian karena baru pertama kali ada joki cewek,” kata Kabid Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan I Nyoman Wenten.

Menurut Wenten, dengan adanya joki cewek ini, lanjut Wenten, upaya mempertahankan tradisi makepung ini tidak hanya dilakukan orang dewasa, tetapi juga generasi muda.

Tidak hanya lak-laki, perempuan juga peduli dengan tradisi Jembrana.

Makepung lampit berbeda dengan makepung biasanya.

Makepung lampit digelar di sawah yang akan memulai proses menanam padi, sedangkan makepung darat digelar di sirkuit tanah kering.

“Tradisi makepung ini, selain sebagai upaya untuk mempertahankan tradisi, juga sebagai daya tarik wisata di Jembrana,” terangnya.

Pada lomba makepung lampit kemarin, dari 36 pasang yang bertanding, dipilih lima kategori pemenang.

Hadiah diserahkan Sekda Jembrana I Made Sudiada, mewakili Bupati Jembrana I Putu Artha.

(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/