DENPASAR – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace menyebut pemerintah telah mempunyai program Free Covid Corridor.
Pernyataan tersebut terlontar untuk menjawab pertanyaan para pelaku wisata yang menanyakan kapan keputusan pemerintah membuka border untuk wisatawan asing.
“Sasaran wisatawan asing tersebut adalah wisatawan Tiongkok, yang kita ketahui bahwa negara tersebut telah berhasil keluar dari pandemi karena program vaksinasi yang berhasil.
Jadi, kita bisa mendatangkan mereka,” beber Wagub Cok Ace saat menjadi Keynote Speaker dalam acara webinar SAKIRA
(Saatnya Kita Bicara) yang diselenggarakan ASITA 71 Bali dengan tema ‘Kapan Bali Buka Border?’ melalui aplikasi zoom meeting di Kantor Wagub Bali kemarin.
Wagub Cok Ace menegaskan disiplin akan protokol kesehatan Covid-19 salah satu hal penting yang harus diperhatikan jika ingin membuka border.
Untuk diketahui, Pemprov Bali menduduki posisi kedua taat terhadap prokes dengan angka 98,3 persen di bawah Kalimantan Barat sebesar 98,6 persen.
“Ini tentu menjadi modal kita untuk meyakinkan masyarakat internasional jika Bali memang sudah siap menyambut wisatawan internasional,” tambahnya
Tokoh Puri Ubud yang juga menjabat sebagai ketua PHRI Bali ini mengatakan bahwa pemerintah tidak akan berhenti menggaungkan implementasi prokes kepada masyarakat.
Karena, hal tersebut adalah nilai jual pertama pariwisata Bali di masa pandemi ini. “Dulu jualan kita adalah alam, adat dan budaya. Saat ini kita geser sedikit selain ketiga hal tersebut.
Kita harus bisa yakinkan masyarakat internasional jika pemerintah dan masyarakat benar-benar sudah menjalankan prokes dengan baik dan benar,” tandasnya.
Akan tetapi, tentu saja ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh negara tujuan, dalam hal ini khususnya Bali.
“Pertama kita harus mencapai 75% warga khususnya pelaku pariwisata divaksin,” tegas Wagub Cok Ace.
Menurutnya, itu tugas pertama di pemerintahan saat ini untuk menuntaskan vaksinasi di Bali secepat mungkin, terutama bagi tenaga kerja di bidang pariwisata.
“Untuk itu saya sudah minta pusat agar Bali dapat prioritas vaksin,” imbuhnya. Selain itu, Guru Besar ISI Denpasar tersebut juga mengatakan syarat lainnya adalah fasilitas kesehatan yang menyerupai dengan negara asal, yaitu Tiongkok.
“Ini juga mesti kita siapkan, setidaknya fasilitas kita harus sama. Sehingga ada kepercayaan negara tersebut mengijinkan warganya berwisata ke Bali,” bebernya.
Sebelumnya Ketua ASITA 71 Bali Putu Winastra menyatakan jika webinar SAKIRA ini merupakan inisiatif pengurus DPD ASITA Bali guna mendapatkan serta menyebarkan seputar pariwisata Bali terutama di masa pandemi Covid-19 ini.
“Informasi yang kami peroleh dari pihak berkepentingan bisa kami sebar ke anggota ASITA dan travel agent lainnya,” jelasnya.