Warning: Undefined variable $reporternya in /var/www/devwpradar/wp-content/themes/Newspaper/functions.php on line 229
28.4 C
Jakarta
23 Juli 2024, 21:38 PM WIB

Turis Keluhkan Harga Tiket Pesawat ke Bali Mahal, Ini Respons Kadispar

DENPASAR – Dalam hitungan hari, atau tepatnya pada 31 Juli 2020 nanti, pintu wisatawan domestik ke Bali akan dibuka.

Ini tentu kabar baik bagi pariwisata Bali. Tak sedikit yang kangen untuk berlibur ke Bali. Namun, dibalik itu masih ada sejumlah persoalan.

Salah satunya terkait maskapai ke Bali. Donna, salah satu wisatawan dari Kalimantan Utara, tepatnya dari Tarakan yang hendak ke Bali dikejutkan dengan harga tiket pesawat yang mahal.

“Kami tinggal cari tiket nih. Macam berebut tiket. Ndak dapat-dapat kami. Aku heran, sesusah ini mau ke Bali,” ujar Donna kepada Radarbali.id, Selasa (28/7).

Selain susah mencari, sekali dapat harganya melambung tinggi. “Ada, tapi mahal. Baru berangkat pagi banget. Subuh. Yang tanggal 3 Agustus 2020 tuh mahal. Ada sisa yang harganya Rp 4 juta untuk satu orang,” ujar Donna lagi.

Menanggapi hal tersebut, Kadis Pariwisata Bali Putu Astawa memperkirakan hal ini terjadi karena protokol kesehatan yang diterapkan oleh pihak maskapai penerbangan cukup ketat.

“Ini urusan airlines ya. Mungkin juga kapastistasnya dibatasi karena ada physical distancing. Jadi kapasitasnya dikurangi. Tapi, ini semacam prediksi ya,” ujar Astawa.

Astawa mengakui memang penerbangan di Bali juga belum normal. Dimana adanya pembatasan tempat duduk dan berdampak kepada harga pesawat yang bisa saja melambung tinggi.

Sedangkan untuk wisatawan domestik yang ke Bali nanti, syarat yang dibutuhkan hanya rapid test. “Iya rapid test saja. Tidak perlu karantina mandiri lagi, kan sudah sehat. Kalau swab hanya untuk wisatawan internasional aja,” ujarnya.

Astawa juga mengatakan, Bali sudah sangat siap menyambut para wisatawan domestik yang akan berlibur ke Bali nanti. Sejumlah persiapan telah dilakukan sejak 9 Juli 2020 lalu.

” Sejak 9 Juli kami sudah road show terkait tatanan era baru. Masyarakat kita jangan lengah dan tetap displin. Kami juga nggak mau longgar

yang nantinya malah jadi episentrum baru. Ketertiban diperlukan untuk menumbuhkan perekonomian dan kesehatan dapat dipelihara,” harapnya.

Terlebih seluruh industri sudah mengungkapkan dukungan, termasuk pemerintah dan unsur masyarakat di Bali untuk bersiap diri menghadapi Bali dengan tatanan era baru ini. 

DENPASAR – Dalam hitungan hari, atau tepatnya pada 31 Juli 2020 nanti, pintu wisatawan domestik ke Bali akan dibuka.

Ini tentu kabar baik bagi pariwisata Bali. Tak sedikit yang kangen untuk berlibur ke Bali. Namun, dibalik itu masih ada sejumlah persoalan.

Salah satunya terkait maskapai ke Bali. Donna, salah satu wisatawan dari Kalimantan Utara, tepatnya dari Tarakan yang hendak ke Bali dikejutkan dengan harga tiket pesawat yang mahal.

“Kami tinggal cari tiket nih. Macam berebut tiket. Ndak dapat-dapat kami. Aku heran, sesusah ini mau ke Bali,” ujar Donna kepada Radarbali.id, Selasa (28/7).

Selain susah mencari, sekali dapat harganya melambung tinggi. “Ada, tapi mahal. Baru berangkat pagi banget. Subuh. Yang tanggal 3 Agustus 2020 tuh mahal. Ada sisa yang harganya Rp 4 juta untuk satu orang,” ujar Donna lagi.

Menanggapi hal tersebut, Kadis Pariwisata Bali Putu Astawa memperkirakan hal ini terjadi karena protokol kesehatan yang diterapkan oleh pihak maskapai penerbangan cukup ketat.

“Ini urusan airlines ya. Mungkin juga kapastistasnya dibatasi karena ada physical distancing. Jadi kapasitasnya dikurangi. Tapi, ini semacam prediksi ya,” ujar Astawa.

Astawa mengakui memang penerbangan di Bali juga belum normal. Dimana adanya pembatasan tempat duduk dan berdampak kepada harga pesawat yang bisa saja melambung tinggi.

Sedangkan untuk wisatawan domestik yang ke Bali nanti, syarat yang dibutuhkan hanya rapid test. “Iya rapid test saja. Tidak perlu karantina mandiri lagi, kan sudah sehat. Kalau swab hanya untuk wisatawan internasional aja,” ujarnya.

Astawa juga mengatakan, Bali sudah sangat siap menyambut para wisatawan domestik yang akan berlibur ke Bali nanti. Sejumlah persiapan telah dilakukan sejak 9 Juli 2020 lalu.

” Sejak 9 Juli kami sudah road show terkait tatanan era baru. Masyarakat kita jangan lengah dan tetap displin. Kami juga nggak mau longgar

yang nantinya malah jadi episentrum baru. Ketertiban diperlukan untuk menumbuhkan perekonomian dan kesehatan dapat dipelihara,” harapnya.

Terlebih seluruh industri sudah mengungkapkan dukungan, termasuk pemerintah dan unsur masyarakat di Bali untuk bersiap diri menghadapi Bali dengan tatanan era baru ini. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/