29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:43 AM WIB

Tawarkan Masakan Nusantara dengan Menu Berbeda Setiap Hari

DENPASAR – Mungkin banyak sekali warung atau restoran yang menawarkan menu masakan nusantara. Namun, itu biasanya hanya beberapa varian saja.

Ada konsep yang berbeda yang ditawarkan Lamis My Warung ini. Warung yang terletak di jalan Batur Sari, nomor 26 Sanur Kauh ini.

Mereka menawarkan menu masakan nusantara dengan belasan menu yang ciamik dan rasa yang authentic. Lamis sendiri akan mulai buka (grand opening) pada Sabtu 31 Oktober mendatang.

Ni Luh Putu Irmayanti, sebagai owner Lamis My Warung mengatakan, warung yang ia gagas dengan beberapa temannya itu tercipta berawal dari hobinya berburu wisata kuliner.

Bahkan, dia telah menjelajah ke berbagai wilayah di Nusantara. Sehingga ada salah satu warung yang ia singgahi di kawasan Jakarta membuat hatinya mantap untuk menbuka warung makan.

“Warung yang saya kunjungi itu memberikan saya inspirasi untuk membuka warung. Konsepnya adalah murah meriah dan orang senang

untuk datang dan memilih makanan apa saja yang meraka suka,” tutur Irma, ditemui di Lamis My Warung, Senin kemarin (26/10).

Konsep ini pun ia terapkan di warungnya saat ini. Namun dengan sentuhan yang berbeda dan memberikan pilihan menu yang sangat enak.

Irma berani memasang harga yang sangat ramah dengan jaminan rasa yang menjanjikan. Mengusung konsep all you can eat pengujung bisa menikmati makanan sepuasnya karena diberikan kebebasan untuk mengambil sendiri.

Ada 17 menu, dengan empat jenis sambal dan tiga varian nasi. Pengunjung hanya dikenakan harga Rp30 ribu saja.

“Sudah dapat minum dan buah. Setiap hari ada menu-menu spesial. Setiap hari kami kemas menunya berbeda,” ucapnya.

Misalnya pada hari Minggu, Lamis My Warung akan menyajikan berbagai masakan-masakan Bali. Begitu juga di hari-hari lain yang juga akan menyajikan menu berbeda yang tentunya masih menganut masakan-masakan khas Nusantara.

“Kepikiran juga ya ketika orang makan tiap hari dengan menu yang itu-itu saja kan bosen. Jadi, saya berusaha membuat menu varian nusantara.

Kami comot dari setiap makanan-makanan yang spesifik. Dengan begitu orang akan mendapatkan menu dan masakan yang berbeda setiap hari. Ada sensasi rasa yang berbeda setiap harinya,” imbuh Irma.

Wartawan Jawa Pos Radar Bali kebetulan diberi kesempatan untuk mencicipi masakan dengan 17 varian lauk pauknya.

Ada rasa yang berbeda yang dirasakan dari sejumlah menu yang dihidangkan dengan konsep prasmanan itu. Misalnya lauk ayam nyat-nyat yang kuat dengan bumbu-bumbu khas Bali yang sangat enak.

Belum lagi masakan tempa dengan paduan kentang yang membuat paduan rasa nikmat seperti makan masakan di rumah sendiri.

Nama Lamis sendiri, kata Irma, merupakan akronim dari Laris dan Manis dengan harapan warungnya tersebut laris dan diminati banyak pengunjung.

Namun, Lamis sendiri dalam bahasa Bali maupun Jawa memiliki arti cerewet. “Karena saya sebagai penjual juga cerewet sehingga warungnya laris dan manis,” kelakarnya.

Ada yang tak kalah unik yang diberlakukan dalam konsep Lamis My Warung ini. Dengan hidangan ala prasmanan, ketika pengunjung mulai mengambil hidangan.

Ada aturan tidak boleh balik lagi mengambil makanan yang sudah terlewat. Sehingga ketika pengunjung akan mulai mengambil hidangan, agar terlebih dahulu memikirkan makanan yang akan diambil.

“Itu unik dan menarik sih ya. Ada kesan lucunya. Meski memiliki konsep all you can eat. Kami juga menyelipkan pesan, bahwa setiap orang memiliki tanggungjawab

dengan apa yang mereka makan. Artinya setiap orang sudah punya ukuran seberapa dia bisa memakan. Kalau memang sekiranya tidak akan habis, otomatis mereka jug tidak akan mengambil banyak.

Kan malu ketika mengambil banyak tetapi masih tersisa. Kami berusaha membuat orang itu nyaman menikmati makanannya,” terang Irma.

Semoga antusias masyarakat bisa menerima kehadiran kami. Bisa menjadi berkat semua orang,” harap Irma. (rba)

DENPASAR – Mungkin banyak sekali warung atau restoran yang menawarkan menu masakan nusantara. Namun, itu biasanya hanya beberapa varian saja.

Ada konsep yang berbeda yang ditawarkan Lamis My Warung ini. Warung yang terletak di jalan Batur Sari, nomor 26 Sanur Kauh ini.

Mereka menawarkan menu masakan nusantara dengan belasan menu yang ciamik dan rasa yang authentic. Lamis sendiri akan mulai buka (grand opening) pada Sabtu 31 Oktober mendatang.

Ni Luh Putu Irmayanti, sebagai owner Lamis My Warung mengatakan, warung yang ia gagas dengan beberapa temannya itu tercipta berawal dari hobinya berburu wisata kuliner.

Bahkan, dia telah menjelajah ke berbagai wilayah di Nusantara. Sehingga ada salah satu warung yang ia singgahi di kawasan Jakarta membuat hatinya mantap untuk menbuka warung makan.

“Warung yang saya kunjungi itu memberikan saya inspirasi untuk membuka warung. Konsepnya adalah murah meriah dan orang senang

untuk datang dan memilih makanan apa saja yang meraka suka,” tutur Irma, ditemui di Lamis My Warung, Senin kemarin (26/10).

Konsep ini pun ia terapkan di warungnya saat ini. Namun dengan sentuhan yang berbeda dan memberikan pilihan menu yang sangat enak.

Irma berani memasang harga yang sangat ramah dengan jaminan rasa yang menjanjikan. Mengusung konsep all you can eat pengujung bisa menikmati makanan sepuasnya karena diberikan kebebasan untuk mengambil sendiri.

Ada 17 menu, dengan empat jenis sambal dan tiga varian nasi. Pengunjung hanya dikenakan harga Rp30 ribu saja.

“Sudah dapat minum dan buah. Setiap hari ada menu-menu spesial. Setiap hari kami kemas menunya berbeda,” ucapnya.

Misalnya pada hari Minggu, Lamis My Warung akan menyajikan berbagai masakan-masakan Bali. Begitu juga di hari-hari lain yang juga akan menyajikan menu berbeda yang tentunya masih menganut masakan-masakan khas Nusantara.

“Kepikiran juga ya ketika orang makan tiap hari dengan menu yang itu-itu saja kan bosen. Jadi, saya berusaha membuat menu varian nusantara.

Kami comot dari setiap makanan-makanan yang spesifik. Dengan begitu orang akan mendapatkan menu dan masakan yang berbeda setiap hari. Ada sensasi rasa yang berbeda setiap harinya,” imbuh Irma.

Wartawan Jawa Pos Radar Bali kebetulan diberi kesempatan untuk mencicipi masakan dengan 17 varian lauk pauknya.

Ada rasa yang berbeda yang dirasakan dari sejumlah menu yang dihidangkan dengan konsep prasmanan itu. Misalnya lauk ayam nyat-nyat yang kuat dengan bumbu-bumbu khas Bali yang sangat enak.

Belum lagi masakan tempa dengan paduan kentang yang membuat paduan rasa nikmat seperti makan masakan di rumah sendiri.

Nama Lamis sendiri, kata Irma, merupakan akronim dari Laris dan Manis dengan harapan warungnya tersebut laris dan diminati banyak pengunjung.

Namun, Lamis sendiri dalam bahasa Bali maupun Jawa memiliki arti cerewet. “Karena saya sebagai penjual juga cerewet sehingga warungnya laris dan manis,” kelakarnya.

Ada yang tak kalah unik yang diberlakukan dalam konsep Lamis My Warung ini. Dengan hidangan ala prasmanan, ketika pengunjung mulai mengambil hidangan.

Ada aturan tidak boleh balik lagi mengambil makanan yang sudah terlewat. Sehingga ketika pengunjung akan mulai mengambil hidangan, agar terlebih dahulu memikirkan makanan yang akan diambil.

“Itu unik dan menarik sih ya. Ada kesan lucunya. Meski memiliki konsep all you can eat. Kami juga menyelipkan pesan, bahwa setiap orang memiliki tanggungjawab

dengan apa yang mereka makan. Artinya setiap orang sudah punya ukuran seberapa dia bisa memakan. Kalau memang sekiranya tidak akan habis, otomatis mereka jug tidak akan mengambil banyak.

Kan malu ketika mengambil banyak tetapi masih tersisa. Kami berusaha membuat orang itu nyaman menikmati makanannya,” terang Irma.

Semoga antusias masyarakat bisa menerima kehadiran kami. Bisa menjadi berkat semua orang,” harap Irma. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/