27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 1:36 AM WIB

Manis Kuningan, Telaga Taman Sari Jadi Obyek Wisata Dadakan di Gianyar

GIANYAR – Objek wisata dadakan muncul di Desa Adat Bukit Jangkrik, Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar.

Areal telaga dengan pepohonan yang asri diserbu masyarakat. Ada yang berendam, ada yang sekedar duduk melihat suasana.

Lantaran dadakan, tempat wisata itu gratis tanpa dipungut biaya masuk. Apalagi, tempatnya juga terdapat pancoran. Sehingga banyak yang memanfaatkan untuk dijadikan wisata spiritual. 

Bendesa Adat Bukit Jangkrik I Kadek Juniarta mengatakan, pada saat Umanis Kuningan, Minggu (27/9), kedatangan warga untuk sekedar berkunjung atau berwisata spiritual meningkat drastis.

Meski tidak mencapai ribuan, namun peningkatannya cukup drastis. “Biasanya ini hanya dikunjungi oleh masyarakat lokal kami saja,

akan tetapi pada saat Umanis Kuningan ini banyak masyarakat dari luar desa juga berkunjung untuk menikmati asrinya alam kami,” ujar Kadek Juniarta. 

Menurut Juniarta, berdasar kepercayaan warga, sumber mata air di Taman Sari dipercaya secara turun temurun dapat menyembuhkan sejumlah penyakit.

“Mungkin daya tariknya adalah wisata sepiritual, kami memiliki beberapa pancoran dipercaya dapat menyembuhkan penyakit seperti gatal-gatal dan lain sebagainya,” katanya. 

Dikatakannya, Taman Sari Bembengan ini memang sudah direncanakan sebagai pengembangan potensi desa untuk objek wisata alam.

“Masih tahap persiapan tapi viral duluan untuk wisata ritual,” ungkapnya. Karena saat ini sedang mewabahnya pandemi Covid-19, masyarakat atau wisatawan yang berkunjung diwajibkan untuk mengikuti protokol kesehatan.

“Kami menempatkan beberapa pemuda dari STT (Sekaha Teruna Teruni) kami untuk berjaga di pintu masuk untuk mengecek suhu tubuh masyarakat yang berkunjung, selain itu kami juga mewajibkan untuk mengenakan masker,” tandasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Gianyar AA Gede Putrawan menanggapi banyaknya objek wisata lokal yang mulai bermunculan menandakan hal yang sangat bagus.

Hanya saja ia mengingatkan, objek wisata-wisata tersebut agar menjaga eksistensi untuk keberlanjutannya.

Mengingat seleksi alam itu akan selalu ada. “Sangat bagus, hanya saja harus ada pemeliharan untuk keberlanjutannya,” pungkasnya. 

GIANYAR – Objek wisata dadakan muncul di Desa Adat Bukit Jangkrik, Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar.

Areal telaga dengan pepohonan yang asri diserbu masyarakat. Ada yang berendam, ada yang sekedar duduk melihat suasana.

Lantaran dadakan, tempat wisata itu gratis tanpa dipungut biaya masuk. Apalagi, tempatnya juga terdapat pancoran. Sehingga banyak yang memanfaatkan untuk dijadikan wisata spiritual. 

Bendesa Adat Bukit Jangkrik I Kadek Juniarta mengatakan, pada saat Umanis Kuningan, Minggu (27/9), kedatangan warga untuk sekedar berkunjung atau berwisata spiritual meningkat drastis.

Meski tidak mencapai ribuan, namun peningkatannya cukup drastis. “Biasanya ini hanya dikunjungi oleh masyarakat lokal kami saja,

akan tetapi pada saat Umanis Kuningan ini banyak masyarakat dari luar desa juga berkunjung untuk menikmati asrinya alam kami,” ujar Kadek Juniarta. 

Menurut Juniarta, berdasar kepercayaan warga, sumber mata air di Taman Sari dipercaya secara turun temurun dapat menyembuhkan sejumlah penyakit.

“Mungkin daya tariknya adalah wisata sepiritual, kami memiliki beberapa pancoran dipercaya dapat menyembuhkan penyakit seperti gatal-gatal dan lain sebagainya,” katanya. 

Dikatakannya, Taman Sari Bembengan ini memang sudah direncanakan sebagai pengembangan potensi desa untuk objek wisata alam.

“Masih tahap persiapan tapi viral duluan untuk wisata ritual,” ungkapnya. Karena saat ini sedang mewabahnya pandemi Covid-19, masyarakat atau wisatawan yang berkunjung diwajibkan untuk mengikuti protokol kesehatan.

“Kami menempatkan beberapa pemuda dari STT (Sekaha Teruna Teruni) kami untuk berjaga di pintu masuk untuk mengecek suhu tubuh masyarakat yang berkunjung, selain itu kami juga mewajibkan untuk mengenakan masker,” tandasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Gianyar AA Gede Putrawan menanggapi banyaknya objek wisata lokal yang mulai bermunculan menandakan hal yang sangat bagus.

Hanya saja ia mengingatkan, objek wisata-wisata tersebut agar menjaga eksistensi untuk keberlanjutannya.

Mengingat seleksi alam itu akan selalu ada. “Sangat bagus, hanya saja harus ada pemeliharan untuk keberlanjutannya,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/