25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:34 AM WIB

Eks Hotel Soekarno Bakal Dirombak, Ternyata Ada Peran Jokowi

DENPASAR –Grand Inna Bali Beach (GIBB) Sanur yang menjadi salah satu pioner pariwisata di Bali akan direvitalisasi.

PT Hotel Indonesia Natour (HIN) bersama empat BUMN karya yang terdiri dari PT Waskita, PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, dan PT Pembangunan Perumahan akan mengembangkan kawasan tersebut menjadi lebih modern.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan serta okupansi kamar. Deputi Menteri BUMN Bidang Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata,

Edwin Hidayat Abdullah mengungkapkan, pencanangan revitalisasi Grand Inna Bali Beach ini berawal saat kunjungan Presiden Jokowi ke Bali Agustus 2017 lalu.

Saat itu, Presiden Joko Widodo sempat menginap satu malam. Usai menginap, selanjutnya memanggil Direktur Utama PT HIN Iswandi Said bahwa Grand Inna Bali Beach memiliki sejarah yang kuat dalam pariwisata di Bali.

Namun, bangunan bersejarah yang dibangun sejak tahun 1965 hasil rancangan Presiden Soekarno kala itu dalam kondisi memprihatinkan dibanding hotel lain di Bali.

“Padahal, bangunan ini ikon pariwisata Bali saat itu. Makanya presiden mengatakan agar hotel tersebut difungsikan sebagaimana dahulu kala sebagai ikon pariwisata Bali,” jelasnya kemarin.

Atas masukan tersebut, pihaknya langsung melakukan pertemuan dengan Direktur Utama PT Waskita I Gusti Ngurah Putra untuk membahas tersebut.

Bak gayung bersambut, rencana ini disambut positif dan disetujui agar kawasan tersebut dipercantik dengan desain yang bagus dan menarik, sehingga benar-benar mempresentasikan taraf internasional.

 Kata dia, Sanur ini punya potensi alam luar biasa. Namun, dari segi bangunan masih tertinggal jauh.

“Seharusnya Sanur tidak kalah dengan Kuta dan Nusa Dua. Sanur lebih dulu dibangun, sementara Nusa Dua saat masih rawa, tetapi kenapa terbelakang,” kata Edwin.

 

 

DENPASAR –Grand Inna Bali Beach (GIBB) Sanur yang menjadi salah satu pioner pariwisata di Bali akan direvitalisasi.

PT Hotel Indonesia Natour (HIN) bersama empat BUMN karya yang terdiri dari PT Waskita, PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, dan PT Pembangunan Perumahan akan mengembangkan kawasan tersebut menjadi lebih modern.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan serta okupansi kamar. Deputi Menteri BUMN Bidang Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata,

Edwin Hidayat Abdullah mengungkapkan, pencanangan revitalisasi Grand Inna Bali Beach ini berawal saat kunjungan Presiden Jokowi ke Bali Agustus 2017 lalu.

Saat itu, Presiden Joko Widodo sempat menginap satu malam. Usai menginap, selanjutnya memanggil Direktur Utama PT HIN Iswandi Said bahwa Grand Inna Bali Beach memiliki sejarah yang kuat dalam pariwisata di Bali.

Namun, bangunan bersejarah yang dibangun sejak tahun 1965 hasil rancangan Presiden Soekarno kala itu dalam kondisi memprihatinkan dibanding hotel lain di Bali.

“Padahal, bangunan ini ikon pariwisata Bali saat itu. Makanya presiden mengatakan agar hotel tersebut difungsikan sebagaimana dahulu kala sebagai ikon pariwisata Bali,” jelasnya kemarin.

Atas masukan tersebut, pihaknya langsung melakukan pertemuan dengan Direktur Utama PT Waskita I Gusti Ngurah Putra untuk membahas tersebut.

Bak gayung bersambut, rencana ini disambut positif dan disetujui agar kawasan tersebut dipercantik dengan desain yang bagus dan menarik, sehingga benar-benar mempresentasikan taraf internasional.

 Kata dia, Sanur ini punya potensi alam luar biasa. Namun, dari segi bangunan masih tertinggal jauh.

“Seharusnya Sanur tidak kalah dengan Kuta dan Nusa Dua. Sanur lebih dulu dibangun, sementara Nusa Dua saat masih rawa, tetapi kenapa terbelakang,” kata Edwin.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/