29.6 C
Jakarta
11 Desember 2024, 20:21 PM WIB

Terpapar Abu, Kadisbud Tak Tahu Cara Selamatkan Lukisan Kertha Gosa

RadarBali.com – Kertha Gosa merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Klungkung yang memiliki nilai sejarah luar biasa bagi warga Klungkung pada khususnya.

Saking bersejarahnya, Kertha Gosa kini sedang berproses untuk diajukan sebagai cagar budaya.

Lukisan Kamasan berusia ratusan tahun yang menghiasi langit-langit Bale Kertha Gosa dan Bale Kambang merupakan daya tarik utama bagi para wisatawan saat mengunjungi objek wisata ini.

Sayangnya dengan kondisi erupsi Gunung Agung yang kerap melontarkan abu vulkanik hingga sampai ke Kabupaten Klungkung, situs ini ternyata belum mendapat penanganan khusus dari Pemkab Klungkung.

Petugas Kertha Gosa pasalnya hanya membersihkan lukisan-lukisan ini dari abu ataupun debu menggunakan sapu.

“Kurang tahu saya apakah debu ini merusak lukisan atau tidak. Yang jelas tadi pagi saya lihat sudah disapuin.

Karena posisinya agak ke tengah sehingga tidak terlalu terdampak,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Klungkung I Nyoman Mudarta kemarin (29/11).

Untuk langkah penanganan, menurutnya, akan dilakukan jika nanti Gunung Agung meletus dan berdampak besar.

Tidak hanya terhadap situs Kertha Gosa, penanganan ini juga akan dilakukan pada situs-situs lainnya.

“Kalau sudah meletus kan lain ceritanya. Kan ada anggaran untuk itu. Nanti kami akan melapor dan melakukan rapat dengan pihak yang tahu tentang ini.

Baru nanti kami melakukan apa saja yang harus dilakukan sebagai langkah penyelamatan,” kata mantan media lokal ini.

“Sampai saat ini saya belum tahu upaya apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan lukisan,” imbuhnya.

Sementara itu, Pengelola Museum Nyoman Gunarsa yang juga merupakan anak tengah dari maestro lukis Nyoman Gunarsa,

Gde Artison Andarawata menjelaskan, abu vulkanik itu tidak hanya berbahaya bagi situs Kertha Gosa namun situs-situs cagar budaya yang lainnya.

Khusus untuk lukisan Kertha Gosa, menurutnya, meski tidak terpapar abu vulkanik secara langsung namun udara atau angin tetap menerbangkan debu yang tentunya akan menempel di lukisan-lukisan itu.

“Kandungan silikat dan kandungan sulfurnya kan ada, jadi itu mengganggu dan bisa merusak lukisan dengan lebih cepat. Saya rasa Kertha Gosa bisa ditutup dengan plastik krep dulu selama ini terjadi,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Kertha Gosa sudah menyumbang PAD Kabupaten Klungkung, namun kenapa tidak ada niat pemerintah untuk memelihara.

“Apalagi dengan kondisi saat ini kan berbahaya sekali, seharusnya pemerintah harus memikirkan dan peduli.

Lukisan di museum saya sendiri sudah saya turunkan sudah di tutup dengan kain semua,” tandas pria yang duduk di Komisi II DPRD Klungkung ini. 

RadarBali.com – Kertha Gosa merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Klungkung yang memiliki nilai sejarah luar biasa bagi warga Klungkung pada khususnya.

Saking bersejarahnya, Kertha Gosa kini sedang berproses untuk diajukan sebagai cagar budaya.

Lukisan Kamasan berusia ratusan tahun yang menghiasi langit-langit Bale Kertha Gosa dan Bale Kambang merupakan daya tarik utama bagi para wisatawan saat mengunjungi objek wisata ini.

Sayangnya dengan kondisi erupsi Gunung Agung yang kerap melontarkan abu vulkanik hingga sampai ke Kabupaten Klungkung, situs ini ternyata belum mendapat penanganan khusus dari Pemkab Klungkung.

Petugas Kertha Gosa pasalnya hanya membersihkan lukisan-lukisan ini dari abu ataupun debu menggunakan sapu.

“Kurang tahu saya apakah debu ini merusak lukisan atau tidak. Yang jelas tadi pagi saya lihat sudah disapuin.

Karena posisinya agak ke tengah sehingga tidak terlalu terdampak,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Klungkung I Nyoman Mudarta kemarin (29/11).

Untuk langkah penanganan, menurutnya, akan dilakukan jika nanti Gunung Agung meletus dan berdampak besar.

Tidak hanya terhadap situs Kertha Gosa, penanganan ini juga akan dilakukan pada situs-situs lainnya.

“Kalau sudah meletus kan lain ceritanya. Kan ada anggaran untuk itu. Nanti kami akan melapor dan melakukan rapat dengan pihak yang tahu tentang ini.

Baru nanti kami melakukan apa saja yang harus dilakukan sebagai langkah penyelamatan,” kata mantan media lokal ini.

“Sampai saat ini saya belum tahu upaya apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan lukisan,” imbuhnya.

Sementara itu, Pengelola Museum Nyoman Gunarsa yang juga merupakan anak tengah dari maestro lukis Nyoman Gunarsa,

Gde Artison Andarawata menjelaskan, abu vulkanik itu tidak hanya berbahaya bagi situs Kertha Gosa namun situs-situs cagar budaya yang lainnya.

Khusus untuk lukisan Kertha Gosa, menurutnya, meski tidak terpapar abu vulkanik secara langsung namun udara atau angin tetap menerbangkan debu yang tentunya akan menempel di lukisan-lukisan itu.

“Kandungan silikat dan kandungan sulfurnya kan ada, jadi itu mengganggu dan bisa merusak lukisan dengan lebih cepat. Saya rasa Kertha Gosa bisa ditutup dengan plastik krep dulu selama ini terjadi,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Kertha Gosa sudah menyumbang PAD Kabupaten Klungkung, namun kenapa tidak ada niat pemerintah untuk memelihara.

“Apalagi dengan kondisi saat ini kan berbahaya sekali, seharusnya pemerintah harus memikirkan dan peduli.

Lukisan di museum saya sendiri sudah saya turunkan sudah di tutup dengan kain semua,” tandas pria yang duduk di Komisi II DPRD Klungkung ini. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/