31.1 C
Jakarta
14 Desember 2024, 14:14 PM WIB

Doyan Makanan Pedas? Sehat Nggak Sih

LEGIAN ­– Bagi pecinta makanan pedas, wajib mengetahui informasi ini. Terlebih yang sedang berada di Bali, dimana Bali banyak memiliki makanan pedas dengan kearifan lokal.

Seperti ayam betutu, lawar, sate lilit, nasi jinggo, rujak kuah pindang, nasi pedas bali dan masih banyak lagi. Lalu makanan pedas itu sehat nggak sih?

Ahli gizi, Rachel Olsen, Nutrition Expert Youvit vitamin gummy kepada radarbali.id menyampaikan cabai sebagai bahan dasar kuliner pedas memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi dan baik untuk kesehatan.

“Cabai itu tinggi karotenoid yang merupakan antioksidan untuk melindungi sel tubuh dari radikal bebas,” ujar Rachel Olsen.

Selain itu kandungan vitamin C dan B6 nya bagus untuk kekebalan dan metabolisme tubuh. “Kalorinya juga rendah, cuma sekitar 9 gram per 3 buah cabai jadi gak bikin gendut,” imbuhnya.

Gadis keturunan Indonesia Denmark ini juga memaparkan bahwa cabai baik untuk dikonsumsi setiap hari, selama dalam porsi yang tidak berlebihan.

“Dan juga dengan catatan cabai diolah dengan cara yang sehat ya. Jadi tidak digoreng atau direbus terlalu lama. Kalau digoreng kelamaan bisa menambah kadar kolesterol dan lemak jahatnya,” ungkapnya.

Begitu juga kalau direbus kemungkinan vitaminnya berkurang juga, apalagi tipe yang larut dalam air seperti vitamin C dan B6.

Sayangnya, olahan masakan pedas tradisional kebanyakan melalui proses masak “kurang sehat”. Kemudian apakah ada tips mudah supaya kita bisa menikmati hidangan pedas dengan cara yang lebih sehat?

Rachel memberikan rekomendasi untuk membuat sambal ulek sendiri dengan bahan cabai rawit, bawang putih, bawang merah, tomat serta garam dan gula secukupnya.

Atau kalau sedang berada di luar, kita bisa mencoba untuk memilih sambal yang tidak digoreng seperti sambal korek, tomat, dabu- dabu dan lain lain.

“Walaupun cabai punya nutrisi yang bagus, bukan berarti kandungannya secara otomatis bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral harian tubuh,” ujarnya.

“Nah, kita tetap butuh makan lebih banyak ragam sayur sayuran dan buah-buahan, supaya kita bisa yakin kebutuhan ini terpenuhi maksimal tambahan multivitamin bisa dijadikan pilihan tepat,” sambungnya. 

LEGIAN ­– Bagi pecinta makanan pedas, wajib mengetahui informasi ini. Terlebih yang sedang berada di Bali, dimana Bali banyak memiliki makanan pedas dengan kearifan lokal.

Seperti ayam betutu, lawar, sate lilit, nasi jinggo, rujak kuah pindang, nasi pedas bali dan masih banyak lagi. Lalu makanan pedas itu sehat nggak sih?

Ahli gizi, Rachel Olsen, Nutrition Expert Youvit vitamin gummy kepada radarbali.id menyampaikan cabai sebagai bahan dasar kuliner pedas memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi dan baik untuk kesehatan.

“Cabai itu tinggi karotenoid yang merupakan antioksidan untuk melindungi sel tubuh dari radikal bebas,” ujar Rachel Olsen.

Selain itu kandungan vitamin C dan B6 nya bagus untuk kekebalan dan metabolisme tubuh. “Kalorinya juga rendah, cuma sekitar 9 gram per 3 buah cabai jadi gak bikin gendut,” imbuhnya.

Gadis keturunan Indonesia Denmark ini juga memaparkan bahwa cabai baik untuk dikonsumsi setiap hari, selama dalam porsi yang tidak berlebihan.

“Dan juga dengan catatan cabai diolah dengan cara yang sehat ya. Jadi tidak digoreng atau direbus terlalu lama. Kalau digoreng kelamaan bisa menambah kadar kolesterol dan lemak jahatnya,” ungkapnya.

Begitu juga kalau direbus kemungkinan vitaminnya berkurang juga, apalagi tipe yang larut dalam air seperti vitamin C dan B6.

Sayangnya, olahan masakan pedas tradisional kebanyakan melalui proses masak “kurang sehat”. Kemudian apakah ada tips mudah supaya kita bisa menikmati hidangan pedas dengan cara yang lebih sehat?

Rachel memberikan rekomendasi untuk membuat sambal ulek sendiri dengan bahan cabai rawit, bawang putih, bawang merah, tomat serta garam dan gula secukupnya.

Atau kalau sedang berada di luar, kita bisa mencoba untuk memilih sambal yang tidak digoreng seperti sambal korek, tomat, dabu- dabu dan lain lain.

“Walaupun cabai punya nutrisi yang bagus, bukan berarti kandungannya secara otomatis bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral harian tubuh,” ujarnya.

“Nah, kita tetap butuh makan lebih banyak ragam sayur sayuran dan buah-buahan, supaya kita bisa yakin kebutuhan ini terpenuhi maksimal tambahan multivitamin bisa dijadikan pilihan tepat,” sambungnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/