SEMARAPURA – Pelayanan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Bali mendapat banyak protes dari warga di Kecamatan Nusa Penida, baik melalui media sosial dan juga langsung mengadukan kondisi itu ke call center PLN.
Ini karena pemadaman listrik kerap terjadi sebulan belakangan ini tanpa ada pemberitahuan kepada para pelanggannya seperti yang ada di Desa Bungamekar dan Sakti.
Salah seorang warga Desa Bungamekar Ketut Setyawan mengungkapkan, sudah sebulan lebih di desanya terjadi pemadaman listrik.
Tentu saja hal itu sangat mengganggu ia dan keluarganya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Apalagi dia yang memiliki penginapan akhirnya kerap mendapat protes dari wisatawan yang menginap di penginapan karena kondisi itu.
“Saya tidak tahu apa penyebab pemadaman yang akhir-akhir ini terjadi. Saya juga khawatir kalau sering padam seperti ini alat elektronik saya rusak,” ujar Ketut Setyawan.
Mendapat banyak protes, Manager PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Bali Timur Ansats Prama Andreas Simamora akhirnya angkat bicara.
Untuk wilayah Kecamatan Nusa Penida, diungkapkannya memiliki pembangkit listriknya sendiri untuk melayani para pelanggan
yang tersebar di tiga pulau yang ada di Kecamatan Nusa Penida, yakni Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan.
Adapun pembangkit yang terpusat di Nusa Penida itu memiliki kapasitas daya sebesar 12 megawatt (MW).
“Sementara dari 16.483 pelanggan kami di Nusa Penida per Oktober lalu, beban puncaknya sebesar 7,2 MW yang terjadi 16 Juni lalu. Sehingga dari segi kapasitas daya, kami masih aman,” katanya.
Menurutnya, pemadaman listrik itu terjadi akhir-akhir ini karena bermasalahnya jaringan listrik akibat cuaca buruk dan gangguan hewan.
Dengan curah hujan seperti sekarang ini, sejumlah pohon bertumbangan dan ada yang akhirnya membuat jaringan listrik PLN yang rusak.
Hal inilah yang menyebabkan pemadaman listrik. Tidak hanya itu, masih adanya jaringan PLN yang menggunakan kabel telanjang, membuat jaringan listrik di Nusa Penida ini sangat sensitif dengan sentuhan.
Sehingga sejumlah binatang beberapa kali menyebabkan padamnya listrik setelah menyentuh jaringan listrik PLN.
“Tokek, tikus, ular, tupai, beberapa kali menyebabkan pemadaman listrik. Jaringan kami masih ada yang di gunung dengan pohon-pohon di sekitarnya,
sehingga binatang-binatang itu dengan mudah menyentuh jaringan dan kemudian membuat korsleting. Sehingga secara bertahap kami akan pindahkan ke pinggir-pinggir jalan,” jelasnya.
Pihaknya mengungkapkan, sebagai bentuk pertanggungjawaban PLN kepada pelanggan, PLN memiliki mekanisme kompensasi.
Ketika PLN tidak bisa memenuhi tanggungjawabnya, PLN akan memberikan kompensasi pengurangan biaya kepada pelanggan pasca bayar dan pemberian token listrik kepada pelanggan prabayar.
“Itu ada timnya yang mendata setiap triwulan. Masyarakat juga bisa mengklaimnya ke PLN,” terang Ansats Prama Andreas Simamora.
Pihaknya menambahkan, jika terjadi masalah dengan pelayanan PLN, diharapkan para pelanggan bisa langsung menghubungi call center PLN di 123 sehingga pihak PLN bisa mengetahui langsung masalah yang terjadi.
“Selama ini banyak yang menyampaikannya melalui media sosial. Tentunya itu sulit kami ketahui,” tandasnya.