29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:00 AM WIB

TKP Longsor Masuk Zona Merah, BPBD Siapkan Santunan Rp 60 Juta

MENGENING – Musibah longsor terjadi di Banjar Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan. Empat orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Seluruhnya masih memiliki hubungan keluarga. Tragedi itu menimbulkan luka mendalam bagi keluarga korban.

Peristiwa longsor itu diduga terjadi pada pukul 04.30 Selasa (29/1) pagi. Empat orang warga setempat masing-masing Ketut Budikaca, 33; sang istri Luh Sentiani, 27; serta kedua orang anaknya Luh Putu Rikasih, 9, dan Kadek Sutama, 5; tewas tertimbun material longsor.

Begitu berhasil dievakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke rumah orang tuanya. Tim medis sempat melakukan visum pada korban.

Seluruh korban diperkirakan langsung meninggal, saat musibah longsor terjadi. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng

Ida Bagus Suadnyana mengatakan, Desa Mengening memang masuk dalam peta zona rawan longsor di Kabupaten Buleleng.

Khusus di Desa Mengening saja, disebut ada delapan titik rawan longsor. Salah satunya, tempat tinggal korban.

IB Suadnyana mengatakan rumah orang tua korban, sebenarnya sempat terkena longsor tahun lalu. Saat itu longsor terbilang ringan, karena tak sampai merusak rumah.

“Pemilik juga sudah melakukan upaya penguatan dan pengerasan dinding jurang. Tapi namanya musibah dan faktor alam,” ujarnya.

Setelah musibah terjadi, rumah yang ditempati Nyoman Dania juga mengalami kerusakan. Bagian tembok dapur sudah retak.

Selain itu tanah juga terus mengalami pergerakan, karena dalam kondisi labil. Untuk sementara, Dania beserta istrinya, Wayan Siari, diminta tak menghuni rumah tinggalnya.

Selanjutnya BPBD Buleleng juga mengusulkan santunan pada pada korban. “Per orang nanti dapat santunan Rp 15 juta (total Rp 60 juta).

Sesuai petunjuk Sekda Bali (Dewa Made Indra), hari ini langsung kami ajukan ke BPBD Bali. Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa diterima santunannya,” imbuh Suadnyana.

Disisi lain, Wakil Bupati Buleleg dr. Nyoman Sutjidra kemarin juga mendatangi lokasi kejadian. Sutjidra juga sempat memberikan santunan kepada keluarga korban.

Ia menghimbau agar masyarakat yang tinggal di lereng tebing bisa mengungsi untuk sementara waktu.

Terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana longsor, seperti di Kecamatan Kubutambahan, Sawan, Sukasada, Banjar, dan Busungbiu. Terlebih cuaca ekstrem diprediksi akan berlangsung hingga bulan Maret mendatang.

“Kami minta aparat di desa dan kelurahan juga bisa mendorong warganya untuk pindah dulu ke tempat aman. Bisa menumpang di keluarga atau di tempat terdekat.

Untuk sementara waktu saja, sampai cuaca ekstrem reda. Supaya tidak terjadi korban jiwa lagi,” kata Sutjidra.

MENGENING – Musibah longsor terjadi di Banjar Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan. Empat orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Seluruhnya masih memiliki hubungan keluarga. Tragedi itu menimbulkan luka mendalam bagi keluarga korban.

Peristiwa longsor itu diduga terjadi pada pukul 04.30 Selasa (29/1) pagi. Empat orang warga setempat masing-masing Ketut Budikaca, 33; sang istri Luh Sentiani, 27; serta kedua orang anaknya Luh Putu Rikasih, 9, dan Kadek Sutama, 5; tewas tertimbun material longsor.

Begitu berhasil dievakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke rumah orang tuanya. Tim medis sempat melakukan visum pada korban.

Seluruh korban diperkirakan langsung meninggal, saat musibah longsor terjadi. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng

Ida Bagus Suadnyana mengatakan, Desa Mengening memang masuk dalam peta zona rawan longsor di Kabupaten Buleleng.

Khusus di Desa Mengening saja, disebut ada delapan titik rawan longsor. Salah satunya, tempat tinggal korban.

IB Suadnyana mengatakan rumah orang tua korban, sebenarnya sempat terkena longsor tahun lalu. Saat itu longsor terbilang ringan, karena tak sampai merusak rumah.

“Pemilik juga sudah melakukan upaya penguatan dan pengerasan dinding jurang. Tapi namanya musibah dan faktor alam,” ujarnya.

Setelah musibah terjadi, rumah yang ditempati Nyoman Dania juga mengalami kerusakan. Bagian tembok dapur sudah retak.

Selain itu tanah juga terus mengalami pergerakan, karena dalam kondisi labil. Untuk sementara, Dania beserta istrinya, Wayan Siari, diminta tak menghuni rumah tinggalnya.

Selanjutnya BPBD Buleleng juga mengusulkan santunan pada pada korban. “Per orang nanti dapat santunan Rp 15 juta (total Rp 60 juta).

Sesuai petunjuk Sekda Bali (Dewa Made Indra), hari ini langsung kami ajukan ke BPBD Bali. Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa diterima santunannya,” imbuh Suadnyana.

Disisi lain, Wakil Bupati Buleleg dr. Nyoman Sutjidra kemarin juga mendatangi lokasi kejadian. Sutjidra juga sempat memberikan santunan kepada keluarga korban.

Ia menghimbau agar masyarakat yang tinggal di lereng tebing bisa mengungsi untuk sementara waktu.

Terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana longsor, seperti di Kecamatan Kubutambahan, Sawan, Sukasada, Banjar, dan Busungbiu. Terlebih cuaca ekstrem diprediksi akan berlangsung hingga bulan Maret mendatang.

“Kami minta aparat di desa dan kelurahan juga bisa mendorong warganya untuk pindah dulu ke tempat aman. Bisa menumpang di keluarga atau di tempat terdekat.

Untuk sementara waktu saja, sampai cuaca ekstrem reda. Supaya tidak terjadi korban jiwa lagi,” kata Sutjidra.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/