31.6 C
Jakarta
25 November 2024, 17:10 PM WIB

Songket Jinengdalem Makin Diminati, Motif Bunga Jadi Primadona

SINGARAJA – Produk kerajinan songket khas Buleleng, kini kian diminati. Kualitas yang mumpuni serta harga yang bersaing, membuat songket ini diburu.

Tak heran jika kain songket yang diproduksi para perajin, utamanya dari Desa Jinengdalem, selalu diburu pembeli.

Seperti yang terlihat di Banjar Dinas Bukit Desa Jinengdalem. Produk kerajinan yang dibuat dari tangan itu, benar-benar menjadi incaran.

Dalam sebulan, setidaknya ada lima lembar kain songket yang terjual. Harganya antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3,5 juta.

“Tergantung kualitas dan tingkat kesulitan. Semakin mahal, semakin bagus. Ada yang sudah dilasem. Jadi bebas dipakai, tidak usah khawatir luntur,” kata Ketut Sakrianing, salah seorang perajin.

Salah satu produk yang diminati adalah songket dengan motif bunga. Seperti motif bunga matahari dan bunga mawar.

Selain motifnya yang unik, kainnya juga tahan lama dan tidak mudah luntur. Pewarnaannya pun menggunakan pewarna alami.

Menurut Sukariati, motif bunga itu juga menjadi daya tarik bagi calon pembeli. Motif ini memberikan karakter tersendiri bagi konsumen yang menggunakannya.

Kesan feminim dan lembut akan melekat bagi konsumen yang menggunakan motif ini.

“Motifnya memang mendominasi. Bentuknya besar, tapi tidak terlalu ramai. Jadi kesannya bagi yang memakai itu cukup kuat,” imbuhnya.

Motif ini pun disebut menjadi trend baru pada awal 2019 ini. Penggunanya pun beragam, mulai dari kalangan ibu-ibu hingga remaja.

“Motifnya tidak terlalu rumit. Satu lembar itu bisa selesai dua minggu,” demikian Sakrianing. 

SINGARAJA – Produk kerajinan songket khas Buleleng, kini kian diminati. Kualitas yang mumpuni serta harga yang bersaing, membuat songket ini diburu.

Tak heran jika kain songket yang diproduksi para perajin, utamanya dari Desa Jinengdalem, selalu diburu pembeli.

Seperti yang terlihat di Banjar Dinas Bukit Desa Jinengdalem. Produk kerajinan yang dibuat dari tangan itu, benar-benar menjadi incaran.

Dalam sebulan, setidaknya ada lima lembar kain songket yang terjual. Harganya antara Rp 1,5 juta hingga Rp 3,5 juta.

“Tergantung kualitas dan tingkat kesulitan. Semakin mahal, semakin bagus. Ada yang sudah dilasem. Jadi bebas dipakai, tidak usah khawatir luntur,” kata Ketut Sakrianing, salah seorang perajin.

Salah satu produk yang diminati adalah songket dengan motif bunga. Seperti motif bunga matahari dan bunga mawar.

Selain motifnya yang unik, kainnya juga tahan lama dan tidak mudah luntur. Pewarnaannya pun menggunakan pewarna alami.

Menurut Sukariati, motif bunga itu juga menjadi daya tarik bagi calon pembeli. Motif ini memberikan karakter tersendiri bagi konsumen yang menggunakannya.

Kesan feminim dan lembut akan melekat bagi konsumen yang menggunakan motif ini.

“Motifnya memang mendominasi. Bentuknya besar, tapi tidak terlalu ramai. Jadi kesannya bagi yang memakai itu cukup kuat,” imbuhnya.

Motif ini pun disebut menjadi trend baru pada awal 2019 ini. Penggunanya pun beragam, mulai dari kalangan ibu-ibu hingga remaja.

“Motifnya tidak terlalu rumit. Satu lembar itu bisa selesai dua minggu,” demikian Sakrianing. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/