32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:21 PM WIB

Payung Nina; Angkat Cerita Anak Maumere, Diterbitkan di Empat Negara

DENPASAR – Sebuah buku cerita anak-anak berjudul Payung Nina resmi dirilis ke publik, Minggu (17/11) kemarin.

Buku ini ditulis oleh seorang penulis asal Magelang, Jawa Tengah bernama Wahyu Kuncoro. Sedangkan ilustrasinya oleh Danielle Schothorst.

Ditemui di Denpasar, Minggu (17/11) kemarin, Wahyu Kuncoro mengatakan bahwa buku ini memiliki konsep yang sederhana.

Sebagai sebuah cerita, buku ini berangkat dari perspektif sederhana anak-anak yang merelakan dan menyelesaiakna masalah yang mereka hadapi sendiri.

Menurut pria yang bertempat tinggal di Denpasar ini, buku Payung Nina menceritakan seorang anak bernama Nina. 

Suatu ketika Nina sedang pulang sekolah saat hujan disertai angin. Nina hanya berlindung pada sebuah payung lusuh.

Namun di tengah perjalanannya, angin menerbangkan payungnya itu. Hal itu pun membuat dia harus berupaya mengejar payung yang tertiup angin tersebut.

Sayang bagi Nina, setelah cukup letih mengejar payung yang sudah hampir diraihnya, payung itu malah didaptkan oleh orang lain yang kemudian membawanya pergi.

“Pada akhirnya payung itu ada orang lain yang menemukan, dan dia merelakannya,” terang Wahyu Kuncoro.

Cerita tentang tokoh Nina dan sebuah payung ini sendiri dijadikan buku olehnya Kuncoro setelah dirinya pernah mengajar di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama dua tahun.

Saat ini dia melihat anak wanita bersama teman-temannya yang sedang pulang sekolah dalam kondisi hujan, rela berbagi teduh pada satu payung yang sama.

Cerita itu pun dikembangkan Wahyu menjadi buku Payung Nina. Menariknya, meski ini adalah buku pertamanya, buku yang dicetak lebih dari 1.000 buah di Indonesia ini juga diterbitkan di beberapa negara.

Tentunya dengan bahasa masing-masing negara. “Buku ini diterbitkan pertama di Belanda, kemudian di Belgia baru kemudian di Indonesia.

Dan kini saya mendapat kabar bahwa buku saya ini sekarang sudah terbit di China,” ungkapnya sembari berharap agar cerita si Nina ini nanrinya bisa terus dikembangkan menjadi cerita berseri.

Buku ini sendiri dipublisher oleh Clavis, yang merupakan publisher asal Belgia. Clavis sendiri merupakan publisher khusus buku anak-anak yang sudah ada di berbagai negara, termasuk sekarang di Indonesia.

Penjualan bukunya mencangkup ke 50 negara Eropa, Asia hingga Amerika. Ditemui di kesempatan yang sama, Winda Susilo selaku pihak dari Publisher Clavis Indonesia, mengatakan,

keuntungan dari sang penulis, Wahyu Kuncoro adalah dimana dia bisa mendapatkan hak royalti dari penjualan bukunya dengan profesional.

“Clavis profesional, termasuk pembayaran royalti. Jadi kami menjamin para penulis, terutama penulis Indonesia untuk mendapatkan royalti yang sepadan,” tandasnya. 

DENPASAR – Sebuah buku cerita anak-anak berjudul Payung Nina resmi dirilis ke publik, Minggu (17/11) kemarin.

Buku ini ditulis oleh seorang penulis asal Magelang, Jawa Tengah bernama Wahyu Kuncoro. Sedangkan ilustrasinya oleh Danielle Schothorst.

Ditemui di Denpasar, Minggu (17/11) kemarin, Wahyu Kuncoro mengatakan bahwa buku ini memiliki konsep yang sederhana.

Sebagai sebuah cerita, buku ini berangkat dari perspektif sederhana anak-anak yang merelakan dan menyelesaiakna masalah yang mereka hadapi sendiri.

Menurut pria yang bertempat tinggal di Denpasar ini, buku Payung Nina menceritakan seorang anak bernama Nina. 

Suatu ketika Nina sedang pulang sekolah saat hujan disertai angin. Nina hanya berlindung pada sebuah payung lusuh.

Namun di tengah perjalanannya, angin menerbangkan payungnya itu. Hal itu pun membuat dia harus berupaya mengejar payung yang tertiup angin tersebut.

Sayang bagi Nina, setelah cukup letih mengejar payung yang sudah hampir diraihnya, payung itu malah didaptkan oleh orang lain yang kemudian membawanya pergi.

“Pada akhirnya payung itu ada orang lain yang menemukan, dan dia merelakannya,” terang Wahyu Kuncoro.

Cerita tentang tokoh Nina dan sebuah payung ini sendiri dijadikan buku olehnya Kuncoro setelah dirinya pernah mengajar di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama dua tahun.

Saat ini dia melihat anak wanita bersama teman-temannya yang sedang pulang sekolah dalam kondisi hujan, rela berbagi teduh pada satu payung yang sama.

Cerita itu pun dikembangkan Wahyu menjadi buku Payung Nina. Menariknya, meski ini adalah buku pertamanya, buku yang dicetak lebih dari 1.000 buah di Indonesia ini juga diterbitkan di beberapa negara.

Tentunya dengan bahasa masing-masing negara. “Buku ini diterbitkan pertama di Belanda, kemudian di Belgia baru kemudian di Indonesia.

Dan kini saya mendapat kabar bahwa buku saya ini sekarang sudah terbit di China,” ungkapnya sembari berharap agar cerita si Nina ini nanrinya bisa terus dikembangkan menjadi cerita berseri.

Buku ini sendiri dipublisher oleh Clavis, yang merupakan publisher asal Belgia. Clavis sendiri merupakan publisher khusus buku anak-anak yang sudah ada di berbagai negara, termasuk sekarang di Indonesia.

Penjualan bukunya mencangkup ke 50 negara Eropa, Asia hingga Amerika. Ditemui di kesempatan yang sama, Winda Susilo selaku pihak dari Publisher Clavis Indonesia, mengatakan,

keuntungan dari sang penulis, Wahyu Kuncoro adalah dimana dia bisa mendapatkan hak royalti dari penjualan bukunya dengan profesional.

“Clavis profesional, termasuk pembayaran royalti. Jadi kami menjamin para penulis, terutama penulis Indonesia untuk mendapatkan royalti yang sepadan,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/