SEMARAPURA – Wacana Nyipeng atau tidak bepergian yang dihembuskan Majelis Desa Adat (MDA) Bali telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Namun bila sudah menjadi keputusan bersama dan disetujui Gubernur Bali, Wayan Koster, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengaku siap mengikutinya.
Hanya saja, orang nomor satu di Kabupaten Klungkung itu tidak berencana mengikuti langkah Bupati Gianyar, I Made Mahayastra yang menyiapkan kebutuhan pokok bagi warga kurang mampu selama pelaksanaan Nyipeng.
“Kalau memang itu diputuskan, saya yakin itu sudah dikaji dengan baik oleh Majelis Desa Adat dan Pemprov Bali.
Tidak usah menjadi polemik. Yang penting tujuannya itu memutus penyebaran virus corona,” ujar Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta kemarin.
Bila Nyipeng benar-benar dilakukan selama tiga hari, menurut Bupati I Nyoman Suwirta, warga Kabupaten Klungkung masih bisa memenuhi kebutuhan pokok selama pelaksanaan Nyipeng.
Begitu juga dengan keluarga kurang mampu, menurutnya masih bisa memenuhi kebutuhannya selama tiga hari.
Mengingat keluarga kurang mampu setiap bulannya menerima bantuan uang yang diperuntukkan untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras dan telur.
Sehingga pihaknya tidak berencana mengikuti langkah Bupati Gianyar yang menyediakan sembako gratis bagi keluarga kurang mampu.
“Yang kena PHK saya rasa juga masih bisa. Kecuali memang ada laporan mereka tidak mampu barulah,” katanya,
Sebab dia khawatir akan kehabisan anggaran untuk penanganan virus corona bila mengambil langkah serupa.
Mengingat tidak ada yang tahu sampai kapan wabah itu akan berlangsung. Sehingga anggaran yang ada harus dipergunakan secara tepat agar amunisi yang dimiliki tidak habis di tengah jalan.
“Saat ini akses pembelian sembako harus dipastikan lancar. Bila situasi agak runyam, kami harus siapkan penjualan sembako murah.
Kalau tambah panjang lagi (berlangsungnya wabah), baru pemberian sembako gratis. Jadi amunisi kita ini harus benar-benar terukur,” terangnya.
