33.4 C
Jakarta
20 November 2024, 11:53 AM WIB

Berbahan Bakar Methanol, Ini Keunggulan dan Kelemahan Tawon 1.8

RadarBali.com – Ketua rombongan Tim KOAX Flyer Budi Suchaeri mengatakan, dari tiga drone yang dibawa, drone yang diberi nama Tawon 1.8 paling simpel.

Dengan bahan bakar mesin methanol, Tawon 1.8 diklaim mampu terbang hingga 4.000 meter selama tiga jam. Drone yang dirakit dua tahun lalu itu juga cukup ringan.

Dia pun yakin percobaan hari ini akan membuahkan hasil. Budi juga tak menampik jika drone yang dibawa memiliki kelemahan tidak bisa mengambil gambar jika di kawah tertutup awan.

 “Ya ini kan baru tahap uji coba. Apalagi ini kondisi gunung aktif statusnya awas, jadi agak khawatir,” dalihnya.

Tim sendiri sebelum menerbangkan drone sudah membuat sebelas titik garis bujur yang akan dilalui drone. Sepintas titik tersebut menyilang seperti bintang.

Titik tersebut dibuat karena drone tidak bisa langsung terbang lurus menuju ke puncak. Jika drone dipaksakan terbang lurus, maka terjadi turbulensi karena tidak kuat menahan angin.

“Kalau sudah di kawah, kami bisa mendekat dari jarak dekat. Tapi, kami juga tidak bisa lama-lama di atas kawah,” beber Budi. 

RadarBali.com – Ketua rombongan Tim KOAX Flyer Budi Suchaeri mengatakan, dari tiga drone yang dibawa, drone yang diberi nama Tawon 1.8 paling simpel.

Dengan bahan bakar mesin methanol, Tawon 1.8 diklaim mampu terbang hingga 4.000 meter selama tiga jam. Drone yang dirakit dua tahun lalu itu juga cukup ringan.

Dia pun yakin percobaan hari ini akan membuahkan hasil. Budi juga tak menampik jika drone yang dibawa memiliki kelemahan tidak bisa mengambil gambar jika di kawah tertutup awan.

 “Ya ini kan baru tahap uji coba. Apalagi ini kondisi gunung aktif statusnya awas, jadi agak khawatir,” dalihnya.

Tim sendiri sebelum menerbangkan drone sudah membuat sebelas titik garis bujur yang akan dilalui drone. Sepintas titik tersebut menyilang seperti bintang.

Titik tersebut dibuat karena drone tidak bisa langsung terbang lurus menuju ke puncak. Jika drone dipaksakan terbang lurus, maka terjadi turbulensi karena tidak kuat menahan angin.

“Kalau sudah di kawah, kami bisa mendekat dari jarak dekat. Tapi, kami juga tidak bisa lama-lama di atas kawah,” beber Budi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/