29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:20 AM WIB

Dimarahi Presiden, Pak Gub Balik Marahi Pengungsi: Kenapa Begini

RadarBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika, mengaku dimarahi Presiden RI Joko Widodo.

 

Penyebabnya, ada puluhan orang pengungsi yang bermukim di hutan jati, wilayah Banjar Dinas Sanih, Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan.

 

Pastika meminta para pengungsi pindah ke lokasi yang lebih layak, agar kondisi mereka lebih terjamin.

 

Sabtu (30/9) pagi, Pastika datang ke lokasi pengungsian di wilayah Sanih, Desa Bukti. Pastika melihat langsung kondisi pengungsian di tengah hutan jati, yang dihuni 67 orang pengungsi asal Banjar Dinas Batugiling, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu.

 

Para penyintas musibah Gunung Agung itu memang sengaja memilih areal itu untuk mengungsi. Alasannya, mereka harus mengamankan pratima dadia yang ikut diungsikan.

 

Selain itu di areal tersebut, para pengungsi bisa menjaga dan memelihara ternak. Ketika berada di pengungsian, Pastika sempat marah-marah melihat kondisi riil di lapangan.

 

Dia meminta agar para pengungsi bersedia dipindahkan ke lokasi yang lebih layak. Lantaran ia sempat ditegur presiden, saat mengikuti rapat terbatas di Istana Presiden beberapa hari lalu.

 

“Jadi gara-gara Anda (pengungsi, Red) di sini, saya ditegur sama presiden. Supaya tahu ini. Jangan mengeluh kalau di sini. Jangan bilang pemerintah tidak perhatian. Dikasih tempat yang jauh lebih baik kok di desa. Saya marah sama pak perbekel, kenapa dibiarkan di sini,” kata Pastika dengan nada tinggi.

 

Pastika mengaku menyaksikan kondisi pengungsi dari tayangan televisi. Ketika itu ia menjalani rapat terbatas dengan presiden. Tak pelak dia langsung mendapat teguran dari para menteri.

 

“Saya nonton ini di istana, pas saya rapat terbatas dengan presiden itu. Menteri-menteri semua langsung negur saya,” imbuhnya.

 

Untuk itu ia meminta kepada para pengungsi agar bersedia dipindahkan. Terutama dari kalangan wanita, anak-anak, terutama bayi yang jumlahnya lima orang.

 

Apalagi kondisi siaga bencana ini bisa berlangsung dalam waktu lama. Belum tentu tuntas dalam waktu dua pekan mendatang.

 

Pastika berharap permintaannya itu dipikirkan oleh koordinator warga. “Jadi tolong dipikirkan. Jangan seolah-olah saya mengusir dari sini. Tapi tolong dipikirkan biar anak-anak tidak menderita begini,” katanya lagi.

 

Kondisi pengungsian pun dianggap berbahaya. Lantaran kebun jati bisa terbakar sewaktu-waktu.

 

Apabila kebakaran benar-benar terjadi, Pastika khawatir para pengungsi akan terjebak api. “Saya nggak maksa, tapi pikirkan. Karena nggak boleh maksa,” tegas Pastika

RadarBali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika, mengaku dimarahi Presiden RI Joko Widodo.

 

Penyebabnya, ada puluhan orang pengungsi yang bermukim di hutan jati, wilayah Banjar Dinas Sanih, Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan.

 

Pastika meminta para pengungsi pindah ke lokasi yang lebih layak, agar kondisi mereka lebih terjamin.

 

Sabtu (30/9) pagi, Pastika datang ke lokasi pengungsian di wilayah Sanih, Desa Bukti. Pastika melihat langsung kondisi pengungsian di tengah hutan jati, yang dihuni 67 orang pengungsi asal Banjar Dinas Batugiling, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu.

 

Para penyintas musibah Gunung Agung itu memang sengaja memilih areal itu untuk mengungsi. Alasannya, mereka harus mengamankan pratima dadia yang ikut diungsikan.

 

Selain itu di areal tersebut, para pengungsi bisa menjaga dan memelihara ternak. Ketika berada di pengungsian, Pastika sempat marah-marah melihat kondisi riil di lapangan.

 

Dia meminta agar para pengungsi bersedia dipindahkan ke lokasi yang lebih layak. Lantaran ia sempat ditegur presiden, saat mengikuti rapat terbatas di Istana Presiden beberapa hari lalu.

 

“Jadi gara-gara Anda (pengungsi, Red) di sini, saya ditegur sama presiden. Supaya tahu ini. Jangan mengeluh kalau di sini. Jangan bilang pemerintah tidak perhatian. Dikasih tempat yang jauh lebih baik kok di desa. Saya marah sama pak perbekel, kenapa dibiarkan di sini,” kata Pastika dengan nada tinggi.

 

Pastika mengaku menyaksikan kondisi pengungsi dari tayangan televisi. Ketika itu ia menjalani rapat terbatas dengan presiden. Tak pelak dia langsung mendapat teguran dari para menteri.

 

“Saya nonton ini di istana, pas saya rapat terbatas dengan presiden itu. Menteri-menteri semua langsung negur saya,” imbuhnya.

 

Untuk itu ia meminta kepada para pengungsi agar bersedia dipindahkan. Terutama dari kalangan wanita, anak-anak, terutama bayi yang jumlahnya lima orang.

 

Apalagi kondisi siaga bencana ini bisa berlangsung dalam waktu lama. Belum tentu tuntas dalam waktu dua pekan mendatang.

 

Pastika berharap permintaannya itu dipikirkan oleh koordinator warga. “Jadi tolong dipikirkan. Jangan seolah-olah saya mengusir dari sini. Tapi tolong dipikirkan biar anak-anak tidak menderita begini,” katanya lagi.

 

Kondisi pengungsian pun dianggap berbahaya. Lantaran kebun jati bisa terbakar sewaktu-waktu.

 

Apabila kebakaran benar-benar terjadi, Pastika khawatir para pengungsi akan terjebak api. “Saya nggak maksa, tapi pikirkan. Karena nggak boleh maksa,” tegas Pastika

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/