RadarBali.com – Status awas Gunung Agung hingga kemarin belum dicabut. Kondisi ini membuat warga sekitar gunungapi tertinggi di Bali tersebut mengungsi menghindar kalau terjadi erupsi.
Namun, dibalik horornya Gunung Agung, sebenarnya banyak berkah yang diperoleh masyarakat sekitar area terdampak.
“Sekarang memang menakutkan. Namun, dibalik itu ada berkah dan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita semua,” ujar Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Benardus Wisnu Widjaja kemarin.
Anugerah yang diterima masyarakat di antaranya adalah pasir dan batu jika gunung jadi erupsi. BNPB memprediksi, 880 juta kubik pasir keluar dari perut gunung.
Nilainya setara 960 juta ton. “Kalau tiap hari dikeruk dan diangkut 2.000 truk, nilainya kalau dirupiahkan bisa mencapai Rp 160 triliun,” bebernya.
Wisnu Widjaja memprediksi, dengan jumlah sebesar itu, butuh waktu 80 ribu hari atau 219 tahun pasir Gunung Agung baru habis.
Selain itu, tanah di sekitar gunung juga akan menjadi subur sehingga sangat bagus buat pertanian. ”Yang tidak kalah penting adalah bisa juga untuk pariwisata,” tambahnya.
Khusus untuk pariwisata tidak hanya pasca erupsi kalau benar terjadi yang layak dijual. Saat erupsi pun bisa sangat menarik dan bisa menjadi tontonan untuk wisatawan.
Tidak hanya secara visual juga bisa untuk komunitas fotografer. Wisnu mengatakan, wisatawan akan aman asal mereka berada di zona aman yang sudah ditentukan oleh PVMBG.
“Jangan masuk zona merah, pasti aman. Kecuali nanti ada perkembangan lain dan pihak Vulkanologi memperluas radius,” ujarnya.
“Jadi, jangan jual horornya saja, tapi manfaat dan keberkahan jika terjadi erupsi perlu ditonjolkan,” ungkapnya.