SEMARAPURA – Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung mulai melakukan pendataan bagi warganya yang berusia 18-59 tahun dan tidak memiliki penyakit penyerta. Itu dilakukan berkaitan dengan rencana pemberian vaksin virus korona.
Meski belum diketahui seperti apa mekanisme dan jumlah kuota vaksin Covid-19 yang akan diberikan pemerintah pusat kepada Kabupaten Klungkung hingga saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, Ni Made Adi Swapatni, Selasa (8/12) menuturkan pihaknya telah mendapatkan informasi bahwa vaksin Covid-19 telah tiba di Indonesia. Untuk itu persiapan sarana dan sumber daya manusia (SDM) berkaitan dengan pemberian vaksin tersebut telah dilakukan. Hanya saja ia belum mengetahui seperti apa teknis pemberian vaksin tersebut nantinya.
“Masih ada rapat-rapat lagi. Tetapi nanti seperti apa teknisnya, kapan akan dimulai dan berapa jumlah sasaran tergantung vaksin yang diterima. Belum kami tentukan di mana tempat melakukan vaksin,” katanya.
Meski begitu, pihaknya mengaku telah diberikan beberapa poin kriteria target pemberian vaksin tersebut. Vaksin Covid-19 itu menurutnya diperuntukkan bagi warga berusia 18-59 tahun dan tidak memiliki penyakit penyerta. Mengingat kuota vaksin Covid-19 belum jelas jumlahnya, prioritas utama pemberian vaksin terbut adalah para tenaga kesehatan, TNI, Polri serta peserta Jaminan Kesehatan Nasional — Penerima Bantuan Iuran (JKN-PBI).
“Karena vaksin itu kan akan dibagi nanti. Ada vaksin pemerintah, dan vaksin mungkin mandiri. Jadi barang kali masyarakat yang mampu akan didorong melakukan vaksinasi mandiri. Tetapi yang menjadi prioritas pemerintah akan diberikan vaksin dari pemerintah,” terangnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Klungkung, dr. I Nyoman Kesuma dikonfirmasi terpisah mengungkapkan bahwa pihak Dinas Kesehatan Klungkung telah datang ke RSUD Klungkung untuk mengonfirmasi kesiapan rumah sakit tersebut sebagai pos vaksinasi. Mengingat dalam kegiatan itu dibutuhkan ruangan dan sarana-prasarana yang menunjang penerapan protokol kesehatan.
“Tadi (kemarin) koordinasinya kami hanya siap untuk melakukan vaksinasi internal untuk petugas kesehatan. Kami tidak siap kalau nanti sasaran dari luar di suruh ke sini karena kami sudah krodit dengan pelayanan rumah sakit. Memang sebaiknya puskesmas-puskemas juga disiapkan untuk menghindari kerumunan,” jelasnya.
Lebih lanjut menurutnya menjadikan tenaga kesehatan sebagai prioritas utama pemberian vaksin tersebut merupakan keputusan yang tepat. Sebab tenaga kesehatan adalah orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus korona. Sehingga sudah sepatutnya memiliki daya tahan tubuh yang lebih untuk menangani masyarakat yang datang dengan kondisi kesehatan tidak baik.
“Karena orang sakit pasti datangnya ke rumah sakit. Jadi kami didatangi oleh risiko. Sehingga memang harus diprioritaskan untuk memiliki kekebalan berkaitan dengan hal itu,” ujarnya.