33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 11:58 AM WIB

Sanggar Keratuan Manggis Bangkitkan Ikon Seni Puri Agung Gianyar

GIANYAR – Belasan seniman yang lahir dari otodidak dan akademisi kumpul. Mereka membentuk Sanggar Laras Keratuan Manggis yang berlokasi di Puri Agung Gianyar.

Anak-anak yang berada di sekitar sejumlah desa di Kecamatan Gianyar bisa ikut mendaftarkan diri dan diajari kesenian secara gratis.

Koordinator Sanggar Anak Agung Gede Abi Dama didampingi Anak Agung Gede Mayun menyatakan, keberadaan sanggar yang baru terbentuk beberapa bulan lalu untuk membangkitkan ikon seni di puri-puri.

“Seniman di Gianyar, Sukawati, Blahbatuh, menghimpun diri. Mereka mmeminta agar kesenian di Puri Gianyar hidup lagi. Dikembalikan seperti dulu lagi,” ujar AA Gede Abi Dama.

Abi Dama yang juga keponakan Wakil Bupati Gianyar itu membeberkan, di sanggar terdapat sejumlah pelajaran kesenian. Di antaranya Seni Tari, Kerawitan dan Kontenporer.

“Baru diresmikan saat pendemi lalu. Saat ini sudah ada 300 anak-anak SD dan SMP yang berada di sejebag Jro Kuta (seantero kota Gianyar, red),” ujarnya.

Sejebag Jero Kuta yang dimaksud itu, meliputi wilayah Kelurahan Samplangan, Desa Abianbase, Kelurahan Beng, Kelurahan Bitera, dan Desa Tegal Tugu yang berada di Kecamatan Gianyar.

“Ini merupakan sanggar nonprofit. Peserta yang belajar gratis,” terangnya. Meski gratis, namun 15 pelatih yang mengajari bukan pelatih sembarangan.

Ada pelatih yang lahir secara otodidak. Ada pula pelatih yang lahir dari akademisi. “Yang otodidak ini ayahnya seorang seniman. Jadi ada darah seni. Semua pelatihnya juga dari Gianyar,” ungkapnya.

Untuk pesertanya, disarankan berusia SMP ke bawah, atau di bawah 15 tahun. “Karena di usia itu, baik untuk belajar, mudah diarahkan,” terangnya.

Disamping itu, di usia anak-anak tersebut, mereka bisa menentukan dirinya apakah bisa menjadi seniman atau tidak.

“Saat anak-anak dilihat ada bakat atau tidak. Kalau tidak, bisa ke bakat yang lain,” jelasnya. Ke depannya, anak-anak yang sudah terlatih ini bisa diundang ikut ngayah di acara keagamaan.

Lokasi latihan sementara berada di belakang puri, atau di pintu masuk sebelah utara Alun-Alun Gianyar. Namun kedepan lokasi latihan akan dilakukan di Ancak Saji (halaman depan, red) setelah ada renovasi. 

GIANYAR – Belasan seniman yang lahir dari otodidak dan akademisi kumpul. Mereka membentuk Sanggar Laras Keratuan Manggis yang berlokasi di Puri Agung Gianyar.

Anak-anak yang berada di sekitar sejumlah desa di Kecamatan Gianyar bisa ikut mendaftarkan diri dan diajari kesenian secara gratis.

Koordinator Sanggar Anak Agung Gede Abi Dama didampingi Anak Agung Gede Mayun menyatakan, keberadaan sanggar yang baru terbentuk beberapa bulan lalu untuk membangkitkan ikon seni di puri-puri.

“Seniman di Gianyar, Sukawati, Blahbatuh, menghimpun diri. Mereka mmeminta agar kesenian di Puri Gianyar hidup lagi. Dikembalikan seperti dulu lagi,” ujar AA Gede Abi Dama.

Abi Dama yang juga keponakan Wakil Bupati Gianyar itu membeberkan, di sanggar terdapat sejumlah pelajaran kesenian. Di antaranya Seni Tari, Kerawitan dan Kontenporer.

“Baru diresmikan saat pendemi lalu. Saat ini sudah ada 300 anak-anak SD dan SMP yang berada di sejebag Jro Kuta (seantero kota Gianyar, red),” ujarnya.

Sejebag Jero Kuta yang dimaksud itu, meliputi wilayah Kelurahan Samplangan, Desa Abianbase, Kelurahan Beng, Kelurahan Bitera, dan Desa Tegal Tugu yang berada di Kecamatan Gianyar.

“Ini merupakan sanggar nonprofit. Peserta yang belajar gratis,” terangnya. Meski gratis, namun 15 pelatih yang mengajari bukan pelatih sembarangan.

Ada pelatih yang lahir secara otodidak. Ada pula pelatih yang lahir dari akademisi. “Yang otodidak ini ayahnya seorang seniman. Jadi ada darah seni. Semua pelatihnya juga dari Gianyar,” ungkapnya.

Untuk pesertanya, disarankan berusia SMP ke bawah, atau di bawah 15 tahun. “Karena di usia itu, baik untuk belajar, mudah diarahkan,” terangnya.

Disamping itu, di usia anak-anak tersebut, mereka bisa menentukan dirinya apakah bisa menjadi seniman atau tidak.

“Saat anak-anak dilihat ada bakat atau tidak. Kalau tidak, bisa ke bakat yang lain,” jelasnya. Ke depannya, anak-anak yang sudah terlatih ini bisa diundang ikut ngayah di acara keagamaan.

Lokasi latihan sementara berada di belakang puri, atau di pintu masuk sebelah utara Alun-Alun Gianyar. Namun kedepan lokasi latihan akan dilakukan di Ancak Saji (halaman depan, red) setelah ada renovasi. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/