29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:15 AM WIB

Status Gunung Jadi Siaga, Pariwisata Bali Menuju Arah Normal

DENPASAR – Penurunan radius bahaya Gunung Agung yang sebelumnya 6 km turun menjadi 4 km pada Sabtu 10 Februari

lalu memacu optimisme pelaku pariwisata Bali mengejar target 6,5 juta wisatawan mancanegara (wisman).

Meski sempat menurun di awal tahun, namun lambat laun kunjungan wisman menuju arah normal.

Kadis Pariwisata Bali AA Gede Yuniartha Putra mengungkapkan, penurunan status dan radius bahaya Gunung Agung tidak serta merta membuat pariwisata Bali langsung normal.

Namun, tahapan menuju arah normal mulai terlihat. Tolak ukurnya, kunjungan wisman berangsur-angsur menuju angka 15 ribu wisman per hari. Saat ini, kunjungan wisman baru di angka 13 ribu per hari.

“Kemungkinan akan normal dua minggu lagi,” ujar AA Gede Yuniartha Putra kemarin. Sebagai catatan, saat erupsi Gunung Agung 2017 lalu, jumlah wisman ke Bali mencapai 5,7 juta dari target 5,5 juta.

“Kalau tidak erupsi, prediksi kami bisa melampaui angka 6,5 juta,” katanya. Yang pasti, pariwisata di Karangasem kini mulai menggeliat.

Beberapa tempat wisata yang berada di Luar radius berbahaya kembali dibuka. salah satunya Pura Besakih yang berada dalam radius 7 km dari Puncak Gunung Agung.

Menurutnya, animo wisman yang datang ke Bali cukup tinggi, hal itu terlihat ketika adanya penurunan status dari Awas ke Siaga. Dimana pantai Amed yang sempat sepi pengunjung mulai ramai dikunjungi saat itu.

“Itu menunjukkan bahwa minat wisatawan yang datang ke Bali itu cukup tinggi. Pariwisata Bali menuju track yang benar. Saya baru beberapa hari lalu ada di India dan juga Makau,

nggak ada tuh yang nanya erupsi Gunung Agung. Ini menandakan bahwa bencana alam dimanapun bisa terjadi,” terang AA Gede Yuniartha.

Disinggung mengenai wisman domestik, kata dia, saat ini diakui belum normal. Umumnya, kunjungan wisatawan domestik ke Bali jumlahnya dua kali lipat dari kunjungan wisman.

Menurunnya kunjungan wisatawan domestik kali ini bukan dipengaruhi kondisi Gunung Agung. Buktinya, pada momen tahun baru lalu, Bali dipenuhi wisatawan domestik.

“Kemungkinan karena faktor ekonomi,” bebernya. Disinggung  momen libur Imlek, AA Gede Yuniartha menambahkan, wisman asal Tiongkok dan juga warga Tiongkok yang tinggal di Indonesia sudah mulai masuk.

Namun dia memprediksi momen Imlek tahun ini tidak seramai seperti tahun lalu. Justru yang ramai kali adalah wisman asal India.

Bahkan, wisman India mulai menggeser wisman dari negara lain yang selama ini mendominasi. “Apalagi, tahun ini ada even Bollywood Award

yang akan digelar di Nusa Dua Juni mendatang. Kami optimis pariwisata Bali bisa berlari kencang,” pungkasnya. 

DENPASAR – Penurunan radius bahaya Gunung Agung yang sebelumnya 6 km turun menjadi 4 km pada Sabtu 10 Februari

lalu memacu optimisme pelaku pariwisata Bali mengejar target 6,5 juta wisatawan mancanegara (wisman).

Meski sempat menurun di awal tahun, namun lambat laun kunjungan wisman menuju arah normal.

Kadis Pariwisata Bali AA Gede Yuniartha Putra mengungkapkan, penurunan status dan radius bahaya Gunung Agung tidak serta merta membuat pariwisata Bali langsung normal.

Namun, tahapan menuju arah normal mulai terlihat. Tolak ukurnya, kunjungan wisman berangsur-angsur menuju angka 15 ribu wisman per hari. Saat ini, kunjungan wisman baru di angka 13 ribu per hari.

“Kemungkinan akan normal dua minggu lagi,” ujar AA Gede Yuniartha Putra kemarin. Sebagai catatan, saat erupsi Gunung Agung 2017 lalu, jumlah wisman ke Bali mencapai 5,7 juta dari target 5,5 juta.

“Kalau tidak erupsi, prediksi kami bisa melampaui angka 6,5 juta,” katanya. Yang pasti, pariwisata di Karangasem kini mulai menggeliat.

Beberapa tempat wisata yang berada di Luar radius berbahaya kembali dibuka. salah satunya Pura Besakih yang berada dalam radius 7 km dari Puncak Gunung Agung.

Menurutnya, animo wisman yang datang ke Bali cukup tinggi, hal itu terlihat ketika adanya penurunan status dari Awas ke Siaga. Dimana pantai Amed yang sempat sepi pengunjung mulai ramai dikunjungi saat itu.

“Itu menunjukkan bahwa minat wisatawan yang datang ke Bali itu cukup tinggi. Pariwisata Bali menuju track yang benar. Saya baru beberapa hari lalu ada di India dan juga Makau,

nggak ada tuh yang nanya erupsi Gunung Agung. Ini menandakan bahwa bencana alam dimanapun bisa terjadi,” terang AA Gede Yuniartha.

Disinggung mengenai wisman domestik, kata dia, saat ini diakui belum normal. Umumnya, kunjungan wisatawan domestik ke Bali jumlahnya dua kali lipat dari kunjungan wisman.

Menurunnya kunjungan wisatawan domestik kali ini bukan dipengaruhi kondisi Gunung Agung. Buktinya, pada momen tahun baru lalu, Bali dipenuhi wisatawan domestik.

“Kemungkinan karena faktor ekonomi,” bebernya. Disinggung  momen libur Imlek, AA Gede Yuniartha menambahkan, wisman asal Tiongkok dan juga warga Tiongkok yang tinggal di Indonesia sudah mulai masuk.

Namun dia memprediksi momen Imlek tahun ini tidak seramai seperti tahun lalu. Justru yang ramai kali adalah wisman asal India.

Bahkan, wisman India mulai menggeser wisman dari negara lain yang selama ini mendominasi. “Apalagi, tahun ini ada even Bollywood Award

yang akan digelar di Nusa Dua Juni mendatang. Kami optimis pariwisata Bali bisa berlari kencang,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/