DENPASAR – Impor beras Vietnam ke Bali yang mengalami lonjakan 100 kali lipat pada bulan Februari murni karena kebijakan pemerintah pusat.
Catatan BPS Provinsi Bali, nilai beras impor Vietnam yang masuk ke Bali mencapai USD 7.725.664.
Bali sendiri tidak pernah melakukan permintaan impor beras karena ketahanan pangan di Bali untuk beras sangat mencukupi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Mardiana mengatakan, jatah beras impor dari pemerintah pusat mencapai 10 ribu ton.
Beras impor tersebut bukan untuk memenuhi kebutuhan atau diedarkan di pasaran oleh Bulog.
“Statusnya disimpan oleh Bulog sebagai beras cadangan pemerintah. Saat ini disimpan di gudang Bulog Kediri Tabanan,” tutur Mardiana kemarin.
Beras impor ini hanya boleh dikeluarkan ketika ada bencana atau sifat yang mendesak. Kalaupun terjadi bencana, misalnya,
masing-masing kabupaten telah mendapat jatah beras cadangan pemerintah sebesar 100 ton, sementara provinsi 200 ton.
“Apalagi Bali baru memasuki panen raya, jadi ketersediaan beras melimpah. Harga beras di tingkat petani sendiri saat ini turun,” tandasnya.
Beras sendiri memiliki masa simpan selama satu tahun. Jika beras impor terus didiamkan maka akan mengakibatkan kerusakan sehingga tidak bisa dikonsumsi.
Hanya saja hingga saat ini pihaknya belum mendapat informasi soal kebijakan kegunaan beras impor ini.
“Apakah nanti akan dijadikan rastra atau akan diapakan, kami belum mendapat informasi,” pungkasnya.