33.4 C
Jakarta
20 November 2024, 16:51 PM WIB

Jelang Hari Besar Keagamaan, Pertamina Tambah Pasokan LPG 3 Kg

DENPASAR – PT Pertamina (persero) melakukan penambahan kuota gas LPG 3 kg sebanyak 15 persen untuk wilayah Bali.

Penambahan kuota ini dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi Hari Raya Galungan, bulan Ramadhan, dan Hari Raya Idul Fitri yang datang hampir bersamaan.

Sales Executive LPG Bali Pertamina Axel Rainier Gultom mengatakan, penambahan kuota LPG yang dilakukan sudah jadi rutinitas Pertamina jelang hari raya besar di Bali.

Umumnya penambahan kuota LPG saat Galungan sebanyak 10 persen. Namun, karena berbarengan dengan bulan Ramadhan, penambahan kuota LPG mencapai 15 persen dari konsumsi normal.

“Tapi antisipasi yang kami lakukan lebih fokus ke Hari Raya Galungan,” ujar Axel Rainier Gultom. Ini karena peningkatan konsumsi di Bali saat puasa Ramadhan tidak sebesar konsumsi saat Galungan.

Mengingat di Bali sendiri mayoritas beragama Hindu sehingga pemakaian akan lebih besar pada kebutuhan Galungan.

Jadi, khusus tanggal 24 Mei sampai 27 akan ada penambahan kuota 30 persen. Normalnya konsumsi LPG 3 kg di Bali mencapai 650 metrik ton (MT) per hari.

Mengacu pada konsumsi harian, jumlah konsumsi per bulan mencapai 19.500 MT dengan tambahan 15 persen ini ada penambahan sekitar 2.925 MT dengan total mencapai 22.425 MT yang mulai dilakukan bulan Mei ini.

“Dengan penambahan itu, dipastikan kebutuhan LPG di Bali terpenuhi,” terang Gultom. Untuk mengantisipasi lonjakan dan rawan oplosan,

pihaknya bekerjasama dengan Dinas Perdagangan untuk melakukan pemantauan harga agar tidak terjadi lonjakan menjelang puasa Ramadhan dan Galungan.

Harga jual Pertamina Rp 14.500 per tabung. Sementara di tingkat pengecer harganya antara Rp 17 sampai 18 ribu.

Sementara harga di pedesaan berkisar antara Rp 20 ribu per tabung. Pihaknya menjamin tidak ada lonjakan harga yang signifikan.

“Kami lakukan pemantauan lebih masif lagi. Selain itu untuk menghindari oplosan kami juga telah melakukan pemantauan dengan aparat kepolisian karena LPG 3 kg ini rawan dioplos,” terangnya. 

Dari hasil operasi yang dilakukan pihak pertamina beberapa waktu lalu dengan menyasar hotel-hotel di Kawasan Badung, ditemukan dua hotel yang masih menggunakan LPG 3 kg.

“Kami berikan pemahaman karena mungkin mereka tidak tahu. Jadi, LPG 3 kg yang subsidi ini khusus warga miskin. Masyarakat di Pasar juga kami berikan sosialisasi,” katanya.

Selain itu, untuk LPG bright gas yang merupakan gas nonsubsidi terus mengalami peningkatan konsumsi per tahun mencapai 20 persen.

Rata-rata konsumsi per hari mencapai 40 MT untuk ukuran 5,5 kg. Sehingga bright gas yang merupakan elpiji nonsubsidi juga dilakukan penambahan kuota sebesar 15 persen.

 “Untuk mendapatkan bright gas ini sekarang sudah lebih mudah, banyak ditemukan di toko-toko modern juga,” pungkansya.

DENPASAR – PT Pertamina (persero) melakukan penambahan kuota gas LPG 3 kg sebanyak 15 persen untuk wilayah Bali.

Penambahan kuota ini dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi Hari Raya Galungan, bulan Ramadhan, dan Hari Raya Idul Fitri yang datang hampir bersamaan.

Sales Executive LPG Bali Pertamina Axel Rainier Gultom mengatakan, penambahan kuota LPG yang dilakukan sudah jadi rutinitas Pertamina jelang hari raya besar di Bali.

Umumnya penambahan kuota LPG saat Galungan sebanyak 10 persen. Namun, karena berbarengan dengan bulan Ramadhan, penambahan kuota LPG mencapai 15 persen dari konsumsi normal.

“Tapi antisipasi yang kami lakukan lebih fokus ke Hari Raya Galungan,” ujar Axel Rainier Gultom. Ini karena peningkatan konsumsi di Bali saat puasa Ramadhan tidak sebesar konsumsi saat Galungan.

Mengingat di Bali sendiri mayoritas beragama Hindu sehingga pemakaian akan lebih besar pada kebutuhan Galungan.

Jadi, khusus tanggal 24 Mei sampai 27 akan ada penambahan kuota 30 persen. Normalnya konsumsi LPG 3 kg di Bali mencapai 650 metrik ton (MT) per hari.

Mengacu pada konsumsi harian, jumlah konsumsi per bulan mencapai 19.500 MT dengan tambahan 15 persen ini ada penambahan sekitar 2.925 MT dengan total mencapai 22.425 MT yang mulai dilakukan bulan Mei ini.

“Dengan penambahan itu, dipastikan kebutuhan LPG di Bali terpenuhi,” terang Gultom. Untuk mengantisipasi lonjakan dan rawan oplosan,

pihaknya bekerjasama dengan Dinas Perdagangan untuk melakukan pemantauan harga agar tidak terjadi lonjakan menjelang puasa Ramadhan dan Galungan.

Harga jual Pertamina Rp 14.500 per tabung. Sementara di tingkat pengecer harganya antara Rp 17 sampai 18 ribu.

Sementara harga di pedesaan berkisar antara Rp 20 ribu per tabung. Pihaknya menjamin tidak ada lonjakan harga yang signifikan.

“Kami lakukan pemantauan lebih masif lagi. Selain itu untuk menghindari oplosan kami juga telah melakukan pemantauan dengan aparat kepolisian karena LPG 3 kg ini rawan dioplos,” terangnya. 

Dari hasil operasi yang dilakukan pihak pertamina beberapa waktu lalu dengan menyasar hotel-hotel di Kawasan Badung, ditemukan dua hotel yang masih menggunakan LPG 3 kg.

“Kami berikan pemahaman karena mungkin mereka tidak tahu. Jadi, LPG 3 kg yang subsidi ini khusus warga miskin. Masyarakat di Pasar juga kami berikan sosialisasi,” katanya.

Selain itu, untuk LPG bright gas yang merupakan gas nonsubsidi terus mengalami peningkatan konsumsi per tahun mencapai 20 persen.

Rata-rata konsumsi per hari mencapai 40 MT untuk ukuran 5,5 kg. Sehingga bright gas yang merupakan elpiji nonsubsidi juga dilakukan penambahan kuota sebesar 15 persen.

 “Untuk mendapatkan bright gas ini sekarang sudah lebih mudah, banyak ditemukan di toko-toko modern juga,” pungkansya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/