GILIMANUK – Angin kencang yang terjadi diperairan selat Bali sejak beberapa hari terakhir dinilai sangat membahayakan bagi pelayaran.
Sesuai ramalam BMKG kecepatan angin di selat Bali antara 15 sampai 20 knot. Namun kenyataanya kecepatan angin lebib dari 20 knot sehingga sangat menganggu pelayaran kapal.
Bahkan, Kamis kemarin kecepatan angin dilaporkan sampai 30 knot. Angin kencang itu bukan saja membuat kapal oleng, tapi juga bisa mengakibatkan kapal terdorong sehingga hanyut atau kandas.
Dengan kondisi cuaca ekstrem yang membahayakan pelayaran kapal, Syahbandar memberlakukan pola buka tutup penyebrangan.
Karena penyebrangan ditutup, kapal-kapal yang melayani penyebrangan di selat Bali semuanya dihentikan oprasinya.
Kapal yang sudah selesai bongkar muat diminta untuk keluar dari dermaga dan mengapung didekat pelabuhan untuk memberikan kesempatan bagi kapal lain untuk sandar dan bongkar muat.
Sementara kapal lainya yang menunggu giliran untuk bongkar muat atau sedang dalam pelayaran diminta untuk mengapung tidak jauh dari pelabuhan terdekat atau ditempat yang aman.
Awalnya tidak terjadi antrean panjang kendaraan karena saat penutupan dilakukan jumlahnya sedikit.
Namun karena penutupan berlangsung lama, sementara kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa terus berdatangan, areal parkir pelabuhan penuh.
Antrean di luar pelabuhan pun tak bisa dihindari. Sampai pukul 16.00 kemarin, ekor antrean sudah sampai di depan di Gelung Kori Gilimanuk atau sekitar dua kilometer.
Penumpang yang akan menyeberang ke Jawa juga terpaksa menunggu sambil duduk-duduk di areal pelabuhan.
”Tadi saya sudah naik kapal. Tetapi ada pengumuman agar penumnpang turun karena penyeberangan ditutup,” ujar Mohijin, asal Surabaya.
Hari, penumpang asal Banyuwangi juga mengaku sudah naik kapal dan diminta turun karena penyeberangan tutup.
“Sudah masuk kapal, habis itu ada pengumuman disuruh turun lagi karena ombak besar dan arus ditengah deras. Saya sudah lebih dari dua jam menunggu,” ungkapnya.
Syahbandar Ketapang, Eka Cakrawala, saat dihubungi melalui Ponselnya mengatakan, penutupan sementara penyeberangan di Selat Bali itu karena kecepatan angina sampai 30 knot.
“Kalau ombak di pelabuhan hanya setengah meter dan masih aman. Yang membahayakan itu angin kencang terutama di tengah selat Bali.
Bisa membuat kapal terhempas dan hayut bahkan bisa mengalami kecelakaan,” ungkapnya. Menurutnya pola buka tutup penyebrangan ini akan terus dilakukan selama cuaca buruk berlangsung.
“Kita akan pantau terus cuaca. Kalau kembali ektrem dan membahayakan pelayaran maka akan kita lagi tutup sementara. Ini kita lakukan karena kami mengutamakan keselamatan,” terangnya