28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:52 AM WIB

Mimih…Rumah Dua Bersaudara Penyandang Gangguan Mental Terbakar

TABANAN – Rumah dua bersaudara yang merupakan penyandang gangguan mental di banjar Margasari, Desa Pujungan, Pupuan, terbakar kemarin.

Beruntung, kakak-adik itu selamat dalam kebakaran tersebut. Namun, sumber api belum diketahui, karena penghuni rumah ketika ditanya tidak bisa memberikan keterangan.

“Sepasang saudara kandung ini mengalami gangguan mental,” kata Kasubag Humas Polres Tabanan, AKP I Putu Oka Suyasa Minggu (31/12).

Oka menjelaskan, sepasang kakak beradik ini adalah I Made Suardana, 55, dan Ni Nengah Sudartini, 40. Keduanya diketahui belum menikah.

Keduanya mengalami gangguan mental sejak kecil. Kini, mereka berdua sudah ditinggal mati kedua orang tuanya. “Untuk makan mengharap belas kasih dari kerabat dan tetangga,” jelasnya.

Kebakaran itu diketahui pertama kali diketahui tetangga korban, Ni Ketut Rusmini, 53. Dia mendengar seperti bunyi “krepet krepet”, kemudian melihat kobaran api yang muncul pertama dari kamar I Made Suardana.

Saat kejadian di rumah hanya ada Sudartini, sedangkan Suardana sedang ke luar rumah. “Saksi kemudian berteriak minta bantuan warga, 

dan saat yang sama ada suara kentongan atau kukul banjar berbunyi,  sehingga warga beramai-ramai membantu padamkan api,” terangnya.

Dalam waktu 30 menit, api berhasil dipadamkan warga. Sejumlah bagian rumah seluas 1 are yang terdiri dari dua kamar tidur, dan satu dapur ini dilalap api.

Di antaranya, plafon rumah, sofa, kasur, almari, dan pakaian. Dan perkiraan kerugian akibat kebakaran kurang lebih Rp 50 juta.

Oka mengatakan, belum diketahui dari mana sumber api berasal. Sebab, sang adik ketika ditanya tidak bisa menjawab karena penyakit gangguan mentalnya.

Meski demikian, diketahui, sang kakak dikenal sebagai perokok berat. Rokok didapatnya dari meminta warga di jalan.

“Dugaannya api rokok yang tidak dimatikan di kamar, sehingga mengenai kain pakaian, selanjutnya api membesar dan membakar isi kamar dan rumah,” terang dia.

Menurut informasi salah satu kerabat, I Nyoman Supada, 59, kedua korban itu bahkan kerap tidak pulang ke rumah. Kerap kali keduanya tidur di jalanan, bahkan di kuburan.

Dari pihak kepolisian dan desa pun sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial untuk menangani kakak-adik bernasib malang ini.

TABANAN – Rumah dua bersaudara yang merupakan penyandang gangguan mental di banjar Margasari, Desa Pujungan, Pupuan, terbakar kemarin.

Beruntung, kakak-adik itu selamat dalam kebakaran tersebut. Namun, sumber api belum diketahui, karena penghuni rumah ketika ditanya tidak bisa memberikan keterangan.

“Sepasang saudara kandung ini mengalami gangguan mental,” kata Kasubag Humas Polres Tabanan, AKP I Putu Oka Suyasa Minggu (31/12).

Oka menjelaskan, sepasang kakak beradik ini adalah I Made Suardana, 55, dan Ni Nengah Sudartini, 40. Keduanya diketahui belum menikah.

Keduanya mengalami gangguan mental sejak kecil. Kini, mereka berdua sudah ditinggal mati kedua orang tuanya. “Untuk makan mengharap belas kasih dari kerabat dan tetangga,” jelasnya.

Kebakaran itu diketahui pertama kali diketahui tetangga korban, Ni Ketut Rusmini, 53. Dia mendengar seperti bunyi “krepet krepet”, kemudian melihat kobaran api yang muncul pertama dari kamar I Made Suardana.

Saat kejadian di rumah hanya ada Sudartini, sedangkan Suardana sedang ke luar rumah. “Saksi kemudian berteriak minta bantuan warga, 

dan saat yang sama ada suara kentongan atau kukul banjar berbunyi,  sehingga warga beramai-ramai membantu padamkan api,” terangnya.

Dalam waktu 30 menit, api berhasil dipadamkan warga. Sejumlah bagian rumah seluas 1 are yang terdiri dari dua kamar tidur, dan satu dapur ini dilalap api.

Di antaranya, plafon rumah, sofa, kasur, almari, dan pakaian. Dan perkiraan kerugian akibat kebakaran kurang lebih Rp 50 juta.

Oka mengatakan, belum diketahui dari mana sumber api berasal. Sebab, sang adik ketika ditanya tidak bisa menjawab karena penyakit gangguan mentalnya.

Meski demikian, diketahui, sang kakak dikenal sebagai perokok berat. Rokok didapatnya dari meminta warga di jalan.

“Dugaannya api rokok yang tidak dimatikan di kamar, sehingga mengenai kain pakaian, selanjutnya api membesar dan membakar isi kamar dan rumah,” terang dia.

Menurut informasi salah satu kerabat, I Nyoman Supada, 59, kedua korban itu bahkan kerap tidak pulang ke rumah. Kerap kali keduanya tidur di jalanan, bahkan di kuburan.

Dari pihak kepolisian dan desa pun sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial untuk menangani kakak-adik bernasib malang ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/