SINGARAJA – Angin kencang memicu kerusakan cukup masif di Kabupaten Buleleng. Dalam sehari, tiga rumah warga rusak setelah disapu angin ngelinus.
Akibatnya para pemilik rumah harus mengungsi sementara waktu. Rumah-rumah yang tersapu angin puting beliung itu ada di Desa Kubutambahan, dan di Desa Pemuteran.
Di Desa Kubutambahan, tercatat ada dua rumah yang terdampak. Sementara di Desa Pemuteran, ada satu rumah yang terdampak.
Di Banjar Dinas Kubuanyar, Desa Kubutambahan misalnya. Rumah Komang Suparsa, 45, tiba-tiba disapu angin kencang. Seluruh atap rumahnya rontok setelah disapu angin kencang.
Ketika peristiwa terjadi, angin memang berhembus kencang. Angin mendung tebal juga menggelayut di sisi selatan. Tiba-tiba saja muncul angin bergulung yang diikuti dengan hujan lebat.
Atap rumah korban yang terbuat dari seng, seluruhnya diterbangkan angin. Atap itu akhirnya teronggok di halaman rumah.
Korban kemudian mengevakuasi keluarganya ke bale sekepat di halaman rumahnya untuk sementara waktu. Begitu hujan reda, korban langsung melapor ke aparat desa dan mengungsikan keluarganya ke rumah kerabat.
Selain di Kubuanyar, peristiwa serupa juga terjadi di Banjar Kutabading Desa Kubutambahan. Rumah Nyoman Sukarsa, 45, juga terdampak.
Seluruh atap rumahnya sempat diterbangkan angin dan dihempaskan di halaman rumah. Sementara di Banjar Dinas Sendang Pasir, Desa Pemuteran, rumah Kadek Surata, 31, juga dihempas angin kencang.
Akibatnya atap rumah berukuran 3×4 meter rusak diterbangkan angin. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana membenarkan peristiwa tersebut.
Suadnyana mengatakan, BPBD Buleleng sudah melakukan pengecekan ke lokasi dan melakukan assessment dampak kerugian.
“Seluruh kerusakan sudah kami data. UNtuk korban kami sudah kirimkan sembako dan air mineral. Kami juga akan upayakan bisa dapat bantuan stimulan untuk rehab rumah,” kata Suadnyana.
Lebih lanjut Suadnyana, potensi angin kencang yang diikuti dengan hujan lebat, masih berpotensi terjadi. Mengingat puncak musim hujan diprediksi akan jatuh pada bulan Februari dan Maret mendatang.
Warga pun dihimbau waspada dengan potensi bencana alam tersebut. Warga yang memiliki pohon berukuran besar,
juga dihimbau memangkas dahan dan ranting yang dinilai membahayakan. Sehingga tak sampai menimbulkan kerusakan.