24 C
Jakarta
13 September 2024, 2:33 AM WIB

Dibatasi, Pantai di Klungkung Sepi Bak Nyepi saat Momen Banyu Pinaruh

SEMARAPURA – Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung biasanya dipadati ribuan warga, baik dari Kabupaten Klungkung

maupun luar Klungkung untuk melakukan ritual penyucian diri atau melukat saat Hari Banyu Pinaruh atau sehari setelah Hari Raya Saraswati.

Namun berbeda dengan perayaan Banyu Pinaruh kali ini, Minggu (31/1)  kemarin, hanya ada beberapa warga tampak melakukan ritual melukat di sana.

Tren peningkatan kasus Covid-19 secara umum di Bali, membuat pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah kasus.

Di antaranya dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Tidak hanya itu, warga Kabupaten Klungkung juga dilarang melakukan ritual melukat ke pantai saat perayaan Banyu Pinaruh.

Tidak heran bila saat perayaan Banyu Pinaruh kali ini, Pantai Watu Klotok yang biasanya dipadati ribuan warga baik dari Kabupaten Klungkung maupun luar Klungkung tampak sepi.

“Ini dilakukan untuk menghindari adanya kerumunan saat perayaan Banyu Pinaruh yang berpotensi terjadinya kontak langsung antar warga

yang dikhawatirkan dapat meningkatkan jumlah kasus Covid-19,” ujar Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, Putu Suarta.

Untuk memastikan tidak ada masyarakat yang nekat melukat di pantai pada momen itu, Suarta mengungkapkan pecalang desa adat setempat, TNI, Polri dan personel Satpol PP Klungkung berjaga di pintu masuk pantai mulai pukul 06.00.

Meski telah diinformasikan jauh-jauh hari, diakuinya masih ada masyarakat yang mencoba untuk bisa melukan ke pantai seperti Pantai Watu Klotok.

Sehingga ada sejumlah warga yang akhirnya terpaksa putar balik. “Tapi tidak banyak. Karena sudah banyak yang tahu. Warga Klungkung sudah sadar pentingnya prokes,” katanya.

Mengingat ritual melukat saat Banyu Pinaruh biasanya digelar saat pagi hari, menurutnya, pecalang desa adat setempat, TNI, Polri dan personel Satpol PP Klungkung telah meninggalkan lokasi sekitar pukul 09.00.

“Kami berjaga mulai pukul 06.00-09.00,” jelasnya. Berdasar pantauan di lapangan, satu per satu warga berdatangan ke Pantai Watu Klotok sepeninggal petugas dari pantai itu.

SEMARAPURA – Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung biasanya dipadati ribuan warga, baik dari Kabupaten Klungkung

maupun luar Klungkung untuk melakukan ritual penyucian diri atau melukat saat Hari Banyu Pinaruh atau sehari setelah Hari Raya Saraswati.

Namun berbeda dengan perayaan Banyu Pinaruh kali ini, Minggu (31/1)  kemarin, hanya ada beberapa warga tampak melakukan ritual melukat di sana.

Tren peningkatan kasus Covid-19 secara umum di Bali, membuat pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menekan jumlah kasus.

Di antaranya dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Tidak hanya itu, warga Kabupaten Klungkung juga dilarang melakukan ritual melukat ke pantai saat perayaan Banyu Pinaruh.

Tidak heran bila saat perayaan Banyu Pinaruh kali ini, Pantai Watu Klotok yang biasanya dipadati ribuan warga baik dari Kabupaten Klungkung maupun luar Klungkung tampak sepi.

“Ini dilakukan untuk menghindari adanya kerumunan saat perayaan Banyu Pinaruh yang berpotensi terjadinya kontak langsung antar warga

yang dikhawatirkan dapat meningkatkan jumlah kasus Covid-19,” ujar Kasatpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, Putu Suarta.

Untuk memastikan tidak ada masyarakat yang nekat melukat di pantai pada momen itu, Suarta mengungkapkan pecalang desa adat setempat, TNI, Polri dan personel Satpol PP Klungkung berjaga di pintu masuk pantai mulai pukul 06.00.

Meski telah diinformasikan jauh-jauh hari, diakuinya masih ada masyarakat yang mencoba untuk bisa melukan ke pantai seperti Pantai Watu Klotok.

Sehingga ada sejumlah warga yang akhirnya terpaksa putar balik. “Tapi tidak banyak. Karena sudah banyak yang tahu. Warga Klungkung sudah sadar pentingnya prokes,” katanya.

Mengingat ritual melukat saat Banyu Pinaruh biasanya digelar saat pagi hari, menurutnya, pecalang desa adat setempat, TNI, Polri dan personel Satpol PP Klungkung telah meninggalkan lokasi sekitar pukul 09.00.

“Kami berjaga mulai pukul 06.00-09.00,” jelasnya. Berdasar pantauan di lapangan, satu per satu warga berdatangan ke Pantai Watu Klotok sepeninggal petugas dari pantai itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/