25.8 C
Jakarta
26 April 2024, 7:59 AM WIB

Target Turunkan Tingkat Hunian Covid, Buleleng Butuh Tempat Karantina

SINGARAJA – Dirut RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha Sp.PD mengatakan, secara medis pasien tanpa gejala dan gejala ringan memang tak membutuhkan perawatan khusus.

Namun dari sisi epidemiologis, mereka membutuhkan lokasi karantina. Sebab covid-19 menyebar secara masif di komunitas.

“Karena mereka tidak punya tempat, makanya kami terima. Kalau mereka punya tempat karantina, tentu lebih baik lagi,” kata Arya.

Lebih lanjut Arya mengatakan, idealnya memang disediakan lokasi karantina bagi pasien yang tanpa gejala maupun gejala ringan. Sehingga dapat mengurangi tingkat hunian di rumah sakit.

Namun secara umum, Arya menyebut tingkat hunian di RSUD Buleleng sebenarnya sudah turun hingga separonya.

Contohnya di paviliun mahottama RSUD Buleleng, yang dikhususkan bagi pasien tanpa gejala dan gejala ringan.

“Mahottama itu sebenarnya sudah turun separo huniannya. Dulu sampai 34 orang di sana. Sekarang kan maksimal 20 orang.

Hari ini malah tidak sampai 15 orang. Memang ada banyak parameter soal peta sebaran risiko ini, dan bagi kami ini juga cukup mengejutkan,” papar dr. Arya. 

SINGARAJA – Dirut RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha Sp.PD mengatakan, secara medis pasien tanpa gejala dan gejala ringan memang tak membutuhkan perawatan khusus.

Namun dari sisi epidemiologis, mereka membutuhkan lokasi karantina. Sebab covid-19 menyebar secara masif di komunitas.

“Karena mereka tidak punya tempat, makanya kami terima. Kalau mereka punya tempat karantina, tentu lebih baik lagi,” kata Arya.

Lebih lanjut Arya mengatakan, idealnya memang disediakan lokasi karantina bagi pasien yang tanpa gejala maupun gejala ringan. Sehingga dapat mengurangi tingkat hunian di rumah sakit.

Namun secara umum, Arya menyebut tingkat hunian di RSUD Buleleng sebenarnya sudah turun hingga separonya.

Contohnya di paviliun mahottama RSUD Buleleng, yang dikhususkan bagi pasien tanpa gejala dan gejala ringan.

“Mahottama itu sebenarnya sudah turun separo huniannya. Dulu sampai 34 orang di sana. Sekarang kan maksimal 20 orang.

Hari ini malah tidak sampai 15 orang. Memang ada banyak parameter soal peta sebaran risiko ini, dan bagi kami ini juga cukup mengejutkan,” papar dr. Arya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/