32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 17:49 PM WIB

Bangkrut, Bos Koperasi Dana Asih Kabur, Nasabah Akhirnya Lapor Polisi

GIANYAR – Setelah sempat berunjuk rasa, perwakilan nasabah koperasi Dana Asih di Banjar Negari, Desa Singapadu, akhirnya melapor ke Polres Gianyar kemarin.

Didampingi pengacaranya, Wayan Koplogantara, 4 perwakilan nasabah melaporkan pemilik koperasi, Made Jaya Antara, yang kini kabur.

Koplogantara, bersama 4 perwakilan nasabah tiba di Polres pukul 10.00. “Ada 132 nasabah sudah memberikan kuasa kepada saya.

Uang perwakilan nasabah ini senilai Rp 10 miliar dari total uang koperasi sebesar Rp 21,8 miliar,” jelas Koplogantara.

Khusus pelaporan ke Polres, diwakili oleh 4 orang nasabah. “Jadi nanti ke depan, 4 nasabah ini yang akan mengawal secara hukum,” ujarnya.

Saat melapor, yang dilaporkan adalah pemilik koperasi, Wayan Jaya Antara. “Kami melaporkan dia untuk bertanggung jawab.

Apakah nanti ini kena penipuan atau penggelapan. Yang jelas ini sudah bawa kabur uang nasabah miliaran rupiah,” jelasnya.

Dalam laporannya, nasabah juga menyantumkan beberapa barang bukti. Terutama foto copy bilyet deposito.

Setelah mengadukan masalah itu, nasabah langsung dimintai keterangan oleh Satuan Reskrim Polres Gianyar.

“Di Reskrim, kami diminta kronologis kejadian. Kami jelaskan, awal koperasi berdiri sampai jumlah nasabahnya,” jelasnya.

Akhirnya, pada 2010 lalu, koperasi sudah mulai kolap, namun tetap ada nasabah yang menaruh deposito.

Itu karena koperasi memberikan iming-iming bunga besar, mencapai 1,2 persen per bulan.

“Pembayaran awal (bunga deposito, red) bagus. Mulai kelihatan tak bagus 2010. April 2019 tutup total,” jelasnya.

Pengacara yang tinggal di Batubulan, Kecamatan Sukawati itu mengakui jika ada nasabah Dana Asih yang telah melapor ke Polda Bali.

Laporan dilayangkan sebelum mereka berunjuk rasa. “Tapi itu pelaporan perorangan nasabah, atas nama pak Medan. Kalau laporan kami di polres ini jumlahnya ratusan nasabah,” jelasnya.

Ketua tim nasabah, Nyoman Diarta, yang memiliki deposito sebesar Rp 350 juta berharap dana di koperasi bisa kembali.

“Harapan uang kami kembali. Supaya pemilik mengaku asetnya dimana saja. Supaya bertanggung jawab,” jelasnya.

Diarta yang sempat menjadi koordinator unjuk rasa mengaku unjuk rasa sebetulnya untuk memblokade langkap pemilik koperasi.

“Tujuan demo, agar dia (pemilik koperasi, red) tidak diterima di tempat lain. Agar dia bisa pulang ke rumahnya dan bertanggungjawab,” jelasnya.

Perwakilan nasabah lainnya, Jero Sri, yang memiliki tabungan Rp 461 juta mengaku terperdaya dengan bujuk rayu pemilik kopersi. “Kami dijanjikan bunga besar. Tapi sampai sekarang saya belum dapat bunganya,” ujarnya.

Jero Sri sempat menelusuri dimana saja aset pemilik koperasi tersebut. “Katanya ada tanah di Tabanan dan Singaraja. Kami harap itu dijual untuk bayar dana nasabah,” pintanya.

Di bagian lain, Kasat Reskrim Polres Gianyar, AKP Deni Septiawan, membenarkan adanya laporan tersebut. “Masih buat laporan. Tim kami sedang menelusuri,” ujar AKP Deni, kemarin.

 

GIANYAR – Setelah sempat berunjuk rasa, perwakilan nasabah koperasi Dana Asih di Banjar Negari, Desa Singapadu, akhirnya melapor ke Polres Gianyar kemarin.

Didampingi pengacaranya, Wayan Koplogantara, 4 perwakilan nasabah melaporkan pemilik koperasi, Made Jaya Antara, yang kini kabur.

Koplogantara, bersama 4 perwakilan nasabah tiba di Polres pukul 10.00. “Ada 132 nasabah sudah memberikan kuasa kepada saya.

Uang perwakilan nasabah ini senilai Rp 10 miliar dari total uang koperasi sebesar Rp 21,8 miliar,” jelas Koplogantara.

Khusus pelaporan ke Polres, diwakili oleh 4 orang nasabah. “Jadi nanti ke depan, 4 nasabah ini yang akan mengawal secara hukum,” ujarnya.

Saat melapor, yang dilaporkan adalah pemilik koperasi, Wayan Jaya Antara. “Kami melaporkan dia untuk bertanggung jawab.

Apakah nanti ini kena penipuan atau penggelapan. Yang jelas ini sudah bawa kabur uang nasabah miliaran rupiah,” jelasnya.

Dalam laporannya, nasabah juga menyantumkan beberapa barang bukti. Terutama foto copy bilyet deposito.

Setelah mengadukan masalah itu, nasabah langsung dimintai keterangan oleh Satuan Reskrim Polres Gianyar.

“Di Reskrim, kami diminta kronologis kejadian. Kami jelaskan, awal koperasi berdiri sampai jumlah nasabahnya,” jelasnya.

Akhirnya, pada 2010 lalu, koperasi sudah mulai kolap, namun tetap ada nasabah yang menaruh deposito.

Itu karena koperasi memberikan iming-iming bunga besar, mencapai 1,2 persen per bulan.

“Pembayaran awal (bunga deposito, red) bagus. Mulai kelihatan tak bagus 2010. April 2019 tutup total,” jelasnya.

Pengacara yang tinggal di Batubulan, Kecamatan Sukawati itu mengakui jika ada nasabah Dana Asih yang telah melapor ke Polda Bali.

Laporan dilayangkan sebelum mereka berunjuk rasa. “Tapi itu pelaporan perorangan nasabah, atas nama pak Medan. Kalau laporan kami di polres ini jumlahnya ratusan nasabah,” jelasnya.

Ketua tim nasabah, Nyoman Diarta, yang memiliki deposito sebesar Rp 350 juta berharap dana di koperasi bisa kembali.

“Harapan uang kami kembali. Supaya pemilik mengaku asetnya dimana saja. Supaya bertanggung jawab,” jelasnya.

Diarta yang sempat menjadi koordinator unjuk rasa mengaku unjuk rasa sebetulnya untuk memblokade langkap pemilik koperasi.

“Tujuan demo, agar dia (pemilik koperasi, red) tidak diterima di tempat lain. Agar dia bisa pulang ke rumahnya dan bertanggungjawab,” jelasnya.

Perwakilan nasabah lainnya, Jero Sri, yang memiliki tabungan Rp 461 juta mengaku terperdaya dengan bujuk rayu pemilik kopersi. “Kami dijanjikan bunga besar. Tapi sampai sekarang saya belum dapat bunganya,” ujarnya.

Jero Sri sempat menelusuri dimana saja aset pemilik koperasi tersebut. “Katanya ada tanah di Tabanan dan Singaraja. Kami harap itu dijual untuk bayar dana nasabah,” pintanya.

Di bagian lain, Kasat Reskrim Polres Gianyar, AKP Deni Septiawan, membenarkan adanya laporan tersebut. “Masih buat laporan. Tim kami sedang menelusuri,” ujar AKP Deni, kemarin.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/