28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:25 AM WIB

Lagi, Gara-gara Layangan, Kaliakah dan Banyubiru Gelap Gulita

NEGARA – Musim layang-layang menjadi masalah besar bagi perusahaan listrik negara (PLN). Pasalnya, layang-layang yang dimainkan dekat dengan kabel listrik menyebabkan gangguan.

Seperti yang terjadi dalam Rabu (29/7) malam lalu, Desa Kaliakah dan Banyubiru gelap gulita disebabkan layang-layang yang mengganggu kabel listrik.

Supervisor teknis PLN ULP Negara Nyoman Sura mengatakan, gangguan listrik akibat layang-layang hampir terjadi setiap hari, terutama sore dan malam hari.

Bahkan gangguan listrik karena layang-layang ini, sejak dua bulan terakhir terjadi tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. “Kalau kejadian lebih banyak musim layangan tahun ini,” ungkapnya.

Berdasar data, pada bulan Juni dan Juli sudah terjadi 27 kali gangguan listrik hingga menyebabkan pemadaman di sejumlah titik.

Penyebabnya, layang-layang yang jatuh menimpa jaringan listrik PLN, terutama layang-layang yang tidak diturunkan di malam hari oleh pemiliknya.

“Selain layangan malam hari yang jatuh, kejadian saat sore juga sering terjadi saat layangan diturunkan,” jelasnya.

Karena gangguan listrik yang disebabkan layang-layang tersebut, pelanggan dirugikan karena listrik padam.

PLN juga rugi dari segi KWH dan rugi materi, tercatat dari 27 kejadian tersebut kerugian KWH yang dialami 38203.353 KWH, sedangkan kerugian materi sebesar Rp 56 juta lebih.

Pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi pada masyarakat melalui desa dan banjar untuk menjauhi kabel listrik jika bermain layang-layang.

Namun imbauan tersebut masih belum diikuti sepenuhnya oleh masyarakat, terbukti kejadian gangguan listrik karena layang-layang masih sering terjadi.

“Kami lakukan pendekatan pada masyarakat, tidak langsung melakukan tindakan hukum,” terangnya.

Mengantisipasi layang-layang yang mengganggu aliran listrik PLN tersebut, pihak TNI dan Polri juga sudah turun melakukan sosialisasi pada masyarakat langsung yang bermain layang-layang. 

NEGARA – Musim layang-layang menjadi masalah besar bagi perusahaan listrik negara (PLN). Pasalnya, layang-layang yang dimainkan dekat dengan kabel listrik menyebabkan gangguan.

Seperti yang terjadi dalam Rabu (29/7) malam lalu, Desa Kaliakah dan Banyubiru gelap gulita disebabkan layang-layang yang mengganggu kabel listrik.

Supervisor teknis PLN ULP Negara Nyoman Sura mengatakan, gangguan listrik akibat layang-layang hampir terjadi setiap hari, terutama sore dan malam hari.

Bahkan gangguan listrik karena layang-layang ini, sejak dua bulan terakhir terjadi tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. “Kalau kejadian lebih banyak musim layangan tahun ini,” ungkapnya.

Berdasar data, pada bulan Juni dan Juli sudah terjadi 27 kali gangguan listrik hingga menyebabkan pemadaman di sejumlah titik.

Penyebabnya, layang-layang yang jatuh menimpa jaringan listrik PLN, terutama layang-layang yang tidak diturunkan di malam hari oleh pemiliknya.

“Selain layangan malam hari yang jatuh, kejadian saat sore juga sering terjadi saat layangan diturunkan,” jelasnya.

Karena gangguan listrik yang disebabkan layang-layang tersebut, pelanggan dirugikan karena listrik padam.

PLN juga rugi dari segi KWH dan rugi materi, tercatat dari 27 kejadian tersebut kerugian KWH yang dialami 38203.353 KWH, sedangkan kerugian materi sebesar Rp 56 juta lebih.

Pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi pada masyarakat melalui desa dan banjar untuk menjauhi kabel listrik jika bermain layang-layang.

Namun imbauan tersebut masih belum diikuti sepenuhnya oleh masyarakat, terbukti kejadian gangguan listrik karena layang-layang masih sering terjadi.

“Kami lakukan pendekatan pada masyarakat, tidak langsung melakukan tindakan hukum,” terangnya.

Mengantisipasi layang-layang yang mengganggu aliran listrik PLN tersebut, pihak TNI dan Polri juga sudah turun melakukan sosialisasi pada masyarakat langsung yang bermain layang-layang. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/