SINGARAJA – Gempa yang menguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat kemarin mendatangkan sedikit masalah di Buleleng.
Sebanyak sepuluh orang siswa di SMKN 1 Sawan, mendadak mengalami kerauhan massal usai gempa. Kerauhan massal diawali teriakan tiga orang siswa, lalu disusul tujuh siswa lainnya.
Siswa yang kerauhan terpaksa ditangani di halaman sekolah dengan alas karpet seadanya. Selain khawatir terjadi gempa susulan, ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) juga terbatas.
Peristiwa kerauhan itu baru tertangani sekitar pukul 12.00 siang kemarin. Itupun setelah jro mangku di sekolah setempat menghaturkan nasi manca warna dan nasi wong-wongan di sejumlah titik.
Tak lama kemudian siswa yang kerauhan mulai sadar. Rasta sendiri tak tahu pasti apa penyebab para siswa mengalami kerauhan.
“Tidak ada petunjuk apa-apa dari siswa yang kerauhan itu. Hanya histeris dan bilang sakit saja. Kami akan minta petunjuk dulu, apa yang jadi penyebab dan apa yang harus kami lakukan,” kata Kepala SMKN 1 Sawan Made Rasta.
Asal tahu saja, ini bukan pertama kalinya siswa di sekolah setempat mengalami kerauhan massal. Saat awal sekolah didirikan juga sempat terjadi kerauhan massal.
Namun saat itu kerauhan terjadi karena sisip, setelah pelinggih Dewa Ayu di areal sekolah, dirobohkan.
Setelah dibangun kembali, peristiwa kerasukan pun tak pernah terjadi lagi. Hingga kemudian kerauhan massal kembali terjadi kemarin.