26.1 C
Jakarta
12 Desember 2024, 5:55 AM WIB

Suku Kei di Maluku Yakini Asal Usul Mereka dari Buleleng, Buktikan…

SINGARAJA – Masyarakat dari Kabupaten Maluku Tenggara, terutama yang berasal dari Suku Kei, meyakini wit (asal usul, Red) mereka dari Bali.

Mereka pun berupaya menyusuri jejak leluhur mereka di Buleleng. Terutama melakukan penyusuran di desa-desa tua yang ada di Buleleng.

Tak tanggung-tanggung, Bupati Maluku Tenggara Anderias Rentanubun, langsung memimpin rombongan yang melakukan penyusuran itu.

Rombongan dari Maluku Tenggara itu, diterima Sekkab Buleleng Dewa Ketut Puspaka, di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng, Jumat (31/8) pagi.

Bupati Rentanubun mengatakan, kedatangannya kali ini merupakan unjungan pendahuluan untuk menyusuri jejak sejarah leluhur suku Kei di Kabupaten Buleleng.

Rencananya mereka akan melakukan penyusuran jejak leluhur di desa-desa tua yang ada di Kecamatan Banjar, seperti Desa Sidatapa, Cempaga, Tigawa, Pedawa, dan Banyuseri.

Menurutnya, masyarakat Kei menyakini bahwa leluhur mereka berasal dari Bali. Hal itu didasari hukum adat “Larvul Ngabal” yang diyakini masyarakat Kei.

Konon hukum adat itu dibawa perempuan Bali yang kala itu bernama Nendit Sakmas. Hal lain yang menguatkan adalah alat-alat tradisional yang digunakan Suku Kei.

Sebut saja senjata tradisional keris, yang mirip dengan masyarakat Bali. Bentuk perahu, rumah adat, bahkan kesamaan tradisi dalam melakukan penyucian pertiwi.

“Kami masih menyusuri hal itu. Konon berasal dari Bali. Tepatnya Bali bagian mana, kami belum tahu. Makanya kami coba menyusuri ke Buleleng, terutama di desa-desa Bali Aga,

siapa tahu ada cerita-cerita masa lampau, catatan sejarah, dan prasasti yang berkaitan dengan hal ini,” kata Rentanubun.

Untuk menyusuri jejak tersebut, pihaknya telah memboyong tim peneliti. Tim tersebut akan mulai meneliti dari Desa Pedawa. Diyakini ada kemiripan antara masyarakat Kei dengan masyarakat Pedawa.

“Bagian dalam rumah adat Kei memiliki kesamaan dengan rumah adat di Desa Pedawa. Tradisinya juga ada kesamaan. Kebanyakan suku Kei menganut Hindu Bali,” jelasnya lagi.

Sementara itu Sekkab Buleleng Dewa Ketut Puspaka mengatakan, penelitian kesejarahan itu sangat penting. Hal itu menunjukkan betapa dinamisnya para leluhur Bali menjelajah nusantara.

Nantinya proses penelitian itu juga akan mendapat pendampingan dari Dinas Kebudayaan Buleleng serta Kecamatan Banjar.

SINGARAJA – Masyarakat dari Kabupaten Maluku Tenggara, terutama yang berasal dari Suku Kei, meyakini wit (asal usul, Red) mereka dari Bali.

Mereka pun berupaya menyusuri jejak leluhur mereka di Buleleng. Terutama melakukan penyusuran di desa-desa tua yang ada di Buleleng.

Tak tanggung-tanggung, Bupati Maluku Tenggara Anderias Rentanubun, langsung memimpin rombongan yang melakukan penyusuran itu.

Rombongan dari Maluku Tenggara itu, diterima Sekkab Buleleng Dewa Ketut Puspaka, di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng, Jumat (31/8) pagi.

Bupati Rentanubun mengatakan, kedatangannya kali ini merupakan unjungan pendahuluan untuk menyusuri jejak sejarah leluhur suku Kei di Kabupaten Buleleng.

Rencananya mereka akan melakukan penyusuran jejak leluhur di desa-desa tua yang ada di Kecamatan Banjar, seperti Desa Sidatapa, Cempaga, Tigawa, Pedawa, dan Banyuseri.

Menurutnya, masyarakat Kei menyakini bahwa leluhur mereka berasal dari Bali. Hal itu didasari hukum adat “Larvul Ngabal” yang diyakini masyarakat Kei.

Konon hukum adat itu dibawa perempuan Bali yang kala itu bernama Nendit Sakmas. Hal lain yang menguatkan adalah alat-alat tradisional yang digunakan Suku Kei.

Sebut saja senjata tradisional keris, yang mirip dengan masyarakat Bali. Bentuk perahu, rumah adat, bahkan kesamaan tradisi dalam melakukan penyucian pertiwi.

“Kami masih menyusuri hal itu. Konon berasal dari Bali. Tepatnya Bali bagian mana, kami belum tahu. Makanya kami coba menyusuri ke Buleleng, terutama di desa-desa Bali Aga,

siapa tahu ada cerita-cerita masa lampau, catatan sejarah, dan prasasti yang berkaitan dengan hal ini,” kata Rentanubun.

Untuk menyusuri jejak tersebut, pihaknya telah memboyong tim peneliti. Tim tersebut akan mulai meneliti dari Desa Pedawa. Diyakini ada kemiripan antara masyarakat Kei dengan masyarakat Pedawa.

“Bagian dalam rumah adat Kei memiliki kesamaan dengan rumah adat di Desa Pedawa. Tradisinya juga ada kesamaan. Kebanyakan suku Kei menganut Hindu Bali,” jelasnya lagi.

Sementara itu Sekkab Buleleng Dewa Ketut Puspaka mengatakan, penelitian kesejarahan itu sangat penting. Hal itu menunjukkan betapa dinamisnya para leluhur Bali menjelajah nusantara.

Nantinya proses penelitian itu juga akan mendapat pendampingan dari Dinas Kebudayaan Buleleng serta Kecamatan Banjar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/