33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:56 PM WIB

Ngeri, Sebulan, 15-20 Orang Buleleng Terjangkit HIV/AIDS

RadarBali.com– Persoalan HIV/AIDS di Bali seperti tidak ada habisnya. Begitu juga di Buleleng. Hingga kemarin, angka orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Buleleng mencapaI 2.600 jiwa.

Buleleng menduduki nomer tiga di bawah Badung dan Denpasar. “Kalau dibandingkan dari tahun ke tahun, angkanya sudah menurun ya,” tutur pemerhati ODHA Buleleng, Sisca Sena.

Ketua Waria dan Gay Singaraja (Wargas) ini mengatakan, setiap bulan di Buleleng ada 15 hingga 20 orang dengan kisaran umur 19 hingga 45 tahun yang terjangkit HIV/AIDS.

“Ibu rumah tangga juga cukup banyak. Data menyebutkan ada sekitar 600 ibu rumah tangga yang terjangkit,” kata Mami Sisca, sapaan akrabnya.

Penyebabnya, kata dia, karena banyak warga Buleleng yang kerap bergonta-ganti pasangan. Selain itu, seks bebas dikalangan remaja di Buleleng cukup memprihatinkan.

“Masyarakat Buleleng belum bisa membuka pikiran tentang bahaya HIV, beda banget dengan penyakit lainnya seperti diabetes, hepatitis dan lainnya,” tuturnya.

Untuk itu, pihaknya bersama anggota Wargas kerap melakukan aksi bagi-bagi kondom gratis ke masyarakat umum.

Dalam sebulan, kondom yang dia dapatkan dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Buleleng habis tiga box isi 34 biji.

Larisnya kondom gratis tersebut, karena kerap diminta dan dibagikan ke tempat-tempat penginapan. Bahkan ada juga yang mengambil sendiri ke rumah.

“Kita tidak bisa dipungkiri seks bebas tinggi, saya rasa tidak hanya di Buleleng, tapi di seluruh wilayah begitu,” tuturnya.

Untuk teknis pembagiannya juga tidak dilakukan dengan sembarangan. Bila ada yang meminta, sebelumnya Sisca bersama teman-temannya akan memberikan pemahaman dahulu.

Baik tentang penyakit HIV/Aids hingga tata cara penggunaan kondom. Bersamaan dengan Hari AIDS sedunia hari ini, Mami Sisca berharap ODHA di Buleleng tidak mendapat perlakuan diskriminasi.

Pasalnya, berdasar beberapa kasus yang dia tangani, ada ODHA yang depresi bahkan nyaris bunuh diri akibat cercaan dari warga maupun keluarganya.

Kasus lainnya yang dia temukan, ada ODHA meninggal, warga takut untuk memandikannya. “Padahal, empat jam setelah meninggal, ODHA itu bisa disentuh. Miris benar,” herannya.

Mami Sisca berpesan kepada para pasangan yang hendak menikah atau yang pernah berhubungan seksual berisiko segera memeriksaan diri sedini mungkin, seperti melakukan cek darah.

“Kalau hasilnya positif (HIV/Aids), kami siap melakukan pendampingan. Rahasia terjamin,” tegasnya.

RadarBali.com– Persoalan HIV/AIDS di Bali seperti tidak ada habisnya. Begitu juga di Buleleng. Hingga kemarin, angka orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Buleleng mencapaI 2.600 jiwa.

Buleleng menduduki nomer tiga di bawah Badung dan Denpasar. “Kalau dibandingkan dari tahun ke tahun, angkanya sudah menurun ya,” tutur pemerhati ODHA Buleleng, Sisca Sena.

Ketua Waria dan Gay Singaraja (Wargas) ini mengatakan, setiap bulan di Buleleng ada 15 hingga 20 orang dengan kisaran umur 19 hingga 45 tahun yang terjangkit HIV/AIDS.

“Ibu rumah tangga juga cukup banyak. Data menyebutkan ada sekitar 600 ibu rumah tangga yang terjangkit,” kata Mami Sisca, sapaan akrabnya.

Penyebabnya, kata dia, karena banyak warga Buleleng yang kerap bergonta-ganti pasangan. Selain itu, seks bebas dikalangan remaja di Buleleng cukup memprihatinkan.

“Masyarakat Buleleng belum bisa membuka pikiran tentang bahaya HIV, beda banget dengan penyakit lainnya seperti diabetes, hepatitis dan lainnya,” tuturnya.

Untuk itu, pihaknya bersama anggota Wargas kerap melakukan aksi bagi-bagi kondom gratis ke masyarakat umum.

Dalam sebulan, kondom yang dia dapatkan dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Buleleng habis tiga box isi 34 biji.

Larisnya kondom gratis tersebut, karena kerap diminta dan dibagikan ke tempat-tempat penginapan. Bahkan ada juga yang mengambil sendiri ke rumah.

“Kita tidak bisa dipungkiri seks bebas tinggi, saya rasa tidak hanya di Buleleng, tapi di seluruh wilayah begitu,” tuturnya.

Untuk teknis pembagiannya juga tidak dilakukan dengan sembarangan. Bila ada yang meminta, sebelumnya Sisca bersama teman-temannya akan memberikan pemahaman dahulu.

Baik tentang penyakit HIV/Aids hingga tata cara penggunaan kondom. Bersamaan dengan Hari AIDS sedunia hari ini, Mami Sisca berharap ODHA di Buleleng tidak mendapat perlakuan diskriminasi.

Pasalnya, berdasar beberapa kasus yang dia tangani, ada ODHA yang depresi bahkan nyaris bunuh diri akibat cercaan dari warga maupun keluarganya.

Kasus lainnya yang dia temukan, ada ODHA meninggal, warga takut untuk memandikannya. “Padahal, empat jam setelah meninggal, ODHA itu bisa disentuh. Miris benar,” herannya.

Mami Sisca berpesan kepada para pasangan yang hendak menikah atau yang pernah berhubungan seksual berisiko segera memeriksaan diri sedini mungkin, seperti melakukan cek darah.

“Kalau hasilnya positif (HIV/Aids), kami siap melakukan pendampingan. Rahasia terjamin,” tegasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/