31.4 C
Jakarta
26 April 2024, 10:47 AM WIB

Tangani Banjir Tahunan Kota Singaraja, Dinas PUPR Siapkan Sodetan

SINGARAJA – Pemerintah mulai serius menangani masalah banjir yang terjadi di Kota Singaraja. Utamanya di Desa Baktiseraga dan Kelurahan Banyuasri.

Tahun ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng akan membangun sodetan untuk mengatasi masalah banjir.

Hanya saja, sodetan saluran air itu baru penanganan yang bersifat sementara. Kepala Dinas PUPR Buleleng, Ketut Suparta Wijaya menyatakan sudah melakukan inventarisasi masalah banjir di wilayah perkotaan.

Menurutnya masalah utama yang terjadi adalah penyempitan saluran air. Baik itu sungai, saluran air, hingga saluran pembuangan.

Khusus soal banjir di wilayah Kota Singaraja pekan lalu, disebabkan pembagian air di Subak Lobong, Daerah Irigasi Tiing Tali. Subak ini ada di bagian hulu Desa Baktiseraga dan Kelurahan Banyuasri.

Apabila air di daerah irigasi ini meluap, mau tak mau air harus dibuang. “Persoalannya disini. Kalau air dibuang ke saluran induk, di Jalan Laksamana dan Baktiseraga itu pasti meluap.

Tapi, kalau ditutup jalur kesana, Perum Jalak Putih (Kelurahan Banyuasri, Red) dan sekitarnya yang tenggelam,” kata Suparta.

Ia mengaku sudah menyusun masterplan normalisasi saluran air di wilayah Kota Singaraja. Untuk jangka pendek, pemerintah akan membuat sodetan senilai Rp 300 juta.

Nantinya saluran air di Jalan Ahmad Yani Barat akan diperbesar dimensi salurannya. “Sehingga air itu bisa dibagi ke arah barat dan tidak tumpah ke jalan. Itu penanganan sementara yang kami lakukan tahun ini,” kata Suparta.

Sementara untuk melakukan penanganan yang lebih komprehensif, pemerintah membutuhkan anggaran setidaknya Rp 5 miliar.

Apabila rencana itu disetujui dan masuk dalam anggaran, maka penanganan akan dilakukan pada tahun 2019.

Untuk penanganan jangka panjang itu, pemerintah akan melakukan normalisasi saluran irigasi seperti semula. 

SINGARAJA – Pemerintah mulai serius menangani masalah banjir yang terjadi di Kota Singaraja. Utamanya di Desa Baktiseraga dan Kelurahan Banyuasri.

Tahun ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng akan membangun sodetan untuk mengatasi masalah banjir.

Hanya saja, sodetan saluran air itu baru penanganan yang bersifat sementara. Kepala Dinas PUPR Buleleng, Ketut Suparta Wijaya menyatakan sudah melakukan inventarisasi masalah banjir di wilayah perkotaan.

Menurutnya masalah utama yang terjadi adalah penyempitan saluran air. Baik itu sungai, saluran air, hingga saluran pembuangan.

Khusus soal banjir di wilayah Kota Singaraja pekan lalu, disebabkan pembagian air di Subak Lobong, Daerah Irigasi Tiing Tali. Subak ini ada di bagian hulu Desa Baktiseraga dan Kelurahan Banyuasri.

Apabila air di daerah irigasi ini meluap, mau tak mau air harus dibuang. “Persoalannya disini. Kalau air dibuang ke saluran induk, di Jalan Laksamana dan Baktiseraga itu pasti meluap.

Tapi, kalau ditutup jalur kesana, Perum Jalak Putih (Kelurahan Banyuasri, Red) dan sekitarnya yang tenggelam,” kata Suparta.

Ia mengaku sudah menyusun masterplan normalisasi saluran air di wilayah Kota Singaraja. Untuk jangka pendek, pemerintah akan membuat sodetan senilai Rp 300 juta.

Nantinya saluran air di Jalan Ahmad Yani Barat akan diperbesar dimensi salurannya. “Sehingga air itu bisa dibagi ke arah barat dan tidak tumpah ke jalan. Itu penanganan sementara yang kami lakukan tahun ini,” kata Suparta.

Sementara untuk melakukan penanganan yang lebih komprehensif, pemerintah membutuhkan anggaran setidaknya Rp 5 miliar.

Apabila rencana itu disetujui dan masuk dalam anggaran, maka penanganan akan dilakukan pada tahun 2019.

Untuk penanganan jangka panjang itu, pemerintah akan melakukan normalisasi saluran irigasi seperti semula. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/