29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:08 AM WIB

Hasil Rapid Test Dua ODP di Jembrana Diduga Positif Covid-19

NEGARA – Sebanyak 28 orang menjalani rapid tes Covid-19 di RSU Negara, Rabu (1/4) kemarin. Orang yang mengikuti tes cepat tersebut merupakan tenaga medis dan orang dalam pantauan (ODP).

Dari tes cepat sebanyak dua orang hasil rapid terindikasi positif, namun untuk memastikan paparan Covid-19 akan dilakukan pemeriksaan swab.

Rapid test dilaksanakan di ruang isolasi RSU Negara, tenaga medis yang mengikuti rapid test sebanyak 11 orang dan ODP yang rapid test 17 orang.

Jumlah yang mengikuti rapid test tersebut tidak sesuai rencana rapid test sebanyak 32 ODP. Sebanyak 15 ODP tidak mengikuti rapid test,

sebagian besar kepala kewilayahan (kepala dusun dan kepala lingkungan) yang masuk dalam kategori ODP.

“Bagi yang belum rapid test, rencana besok,” terangnya, Direktur RSU Negara I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata.

Hasil rapid test hari pertama kemarin, sebanyak dua ODP hasil rapid test-nya positif rapid. Dua orang terindikasi positif tersebut langsung diisolasi di RSU Negara.

Namun, sebelumnya salah satu pasien sempat pulang setelah mengikuti rapid test dan diantar lagi oleh puskesmas ke RSU Negara untuk diisolasi.

“Dua orang positif rapid antibodinya, belum bisa dipastikan Covid-19,” tegasnya. Dua orang yang diduga positif rapid tersebut

untuk memastikan akan dilakukan tes metode polymerase chain reaction (PCR) swab kepada warga yang dinyatakan positif hasil rapid test-nya.

“Kondisinya (dua orang hasil rapid positif) kondisinya bagus, sehat. Tetapi tetap kami isolasi keduanya,” tegasnya.

Hasil rapid test tersebut belum tentu hasil PCR positif Covid-19. Rapid test hanya untuk mendeteksi antibodi, sebagai pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus Corona atau COVID-19.

Terhadap dua orang yang hasil rapid test positif, Puskesmas akan dilakukan tracking kontak dua ODP tersebut.

“Besok (hari ini) rencananya di-swab lagi untuk memastikan, petugas puskesmas akan tracking kontak,” terangnya.

Menurut informasi, dua ODP tersebut salah satunya merupakan tenaga kerja yang baru pulang dari luar negeri dan salah satunya warga yang pernah transmisi lokal ke daerah yang terpapar.

Namun direktur enggan menyebut asal dan nama ODP tersebut karena sesuai protap tidak boleh dipublikasikan.

Selain tenaga medis dan ODP, sehari sebelumnya juga dilakukan rapid test terhadap bupati Jembrana, Wakil Bupati Jembrana dan sejumlah pejabat yang sering turun langsung ke masyarakat dalam angka pengawasan Covid-19.

Mengenai ketersediaan alat rapid test, saat ini hanya ada 100 buah bantuan dari pemerintah pusat. RSU Negara akan mengadakan penambahan rapid test sebanyak 500 buah dari APBD Jembrana.

“Masih proses pengadaan,” tandasnya. Bupati Jembrana I Putu Artha mengatakan, rapid test yang dilakukan terhadap OPD dilakukan karena sering turun ke masyarakat.

Meski hasil rapid test pejabat pertama negatif, diharapkan dilakukan rapid test lagi dua minggu lagi untuk memastikan memang negatif.

“Sudah diinstruksikan, pertama orang yang di rumah sakit yang menangani khusus indikasi terpapar ODP. Sambil menunggu amprahan berikutnya,” ungkapnya. 

NEGARA – Sebanyak 28 orang menjalani rapid tes Covid-19 di RSU Negara, Rabu (1/4) kemarin. Orang yang mengikuti tes cepat tersebut merupakan tenaga medis dan orang dalam pantauan (ODP).

Dari tes cepat sebanyak dua orang hasil rapid terindikasi positif, namun untuk memastikan paparan Covid-19 akan dilakukan pemeriksaan swab.

Rapid test dilaksanakan di ruang isolasi RSU Negara, tenaga medis yang mengikuti rapid test sebanyak 11 orang dan ODP yang rapid test 17 orang.

Jumlah yang mengikuti rapid test tersebut tidak sesuai rencana rapid test sebanyak 32 ODP. Sebanyak 15 ODP tidak mengikuti rapid test,

sebagian besar kepala kewilayahan (kepala dusun dan kepala lingkungan) yang masuk dalam kategori ODP.

“Bagi yang belum rapid test, rencana besok,” terangnya, Direktur RSU Negara I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata.

Hasil rapid test hari pertama kemarin, sebanyak dua ODP hasil rapid test-nya positif rapid. Dua orang terindikasi positif tersebut langsung diisolasi di RSU Negara.

Namun, sebelumnya salah satu pasien sempat pulang setelah mengikuti rapid test dan diantar lagi oleh puskesmas ke RSU Negara untuk diisolasi.

“Dua orang positif rapid antibodinya, belum bisa dipastikan Covid-19,” tegasnya. Dua orang yang diduga positif rapid tersebut

untuk memastikan akan dilakukan tes metode polymerase chain reaction (PCR) swab kepada warga yang dinyatakan positif hasil rapid test-nya.

“Kondisinya (dua orang hasil rapid positif) kondisinya bagus, sehat. Tetapi tetap kami isolasi keduanya,” tegasnya.

Hasil rapid test tersebut belum tentu hasil PCR positif Covid-19. Rapid test hanya untuk mendeteksi antibodi, sebagai pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus Corona atau COVID-19.

Terhadap dua orang yang hasil rapid test positif, Puskesmas akan dilakukan tracking kontak dua ODP tersebut.

“Besok (hari ini) rencananya di-swab lagi untuk memastikan, petugas puskesmas akan tracking kontak,” terangnya.

Menurut informasi, dua ODP tersebut salah satunya merupakan tenaga kerja yang baru pulang dari luar negeri dan salah satunya warga yang pernah transmisi lokal ke daerah yang terpapar.

Namun direktur enggan menyebut asal dan nama ODP tersebut karena sesuai protap tidak boleh dipublikasikan.

Selain tenaga medis dan ODP, sehari sebelumnya juga dilakukan rapid test terhadap bupati Jembrana, Wakil Bupati Jembrana dan sejumlah pejabat yang sering turun langsung ke masyarakat dalam angka pengawasan Covid-19.

Mengenai ketersediaan alat rapid test, saat ini hanya ada 100 buah bantuan dari pemerintah pusat. RSU Negara akan mengadakan penambahan rapid test sebanyak 500 buah dari APBD Jembrana.

“Masih proses pengadaan,” tandasnya. Bupati Jembrana I Putu Artha mengatakan, rapid test yang dilakukan terhadap OPD dilakukan karena sering turun ke masyarakat.

Meski hasil rapid test pejabat pertama negatif, diharapkan dilakukan rapid test lagi dua minggu lagi untuk memastikan memang negatif.

“Sudah diinstruksikan, pertama orang yang di rumah sakit yang menangani khusus indikasi terpapar ODP. Sambil menunggu amprahan berikutnya,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/