NEGARA – Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah yang telah dimulai sejak 5 Mei lalu masih dievaluasi secara berkala.
Setelah sebulan berlalu, dipastikan tidak ada kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang berkaitan dengan kegiatan PTM di sekolah.
Karena itu, kegiatan PTM normal direncanakan dimulai pada bulan Juli mendatang. Rencana kegiatan PTM normal dengan sistem pembelajaran 100 persen,
baik kehadiran siswa dan jam kegiatan belajar tersebut tergantung dari kegiatan PTM yang saat ini berjalan, serta hasil monitoring evaluasi.
Apabila dalam waktu dua bulan masa transisi ini tidak ada pelanggaran protokol kesehatan dan tidak ada kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang berkaitan dengan sekolah.
Sehingga, berdasarkan monitoring dan evaluasi dari dinas, satgas dan lintas sektoral terkait kegiatan PTM di sekolah, bisa dilaksanakan seperti sebelum pandemi bisa dilaksanakan.
Yaitu, kegiatan PTM 100 persen siswa dan jam pelajaran dengan catatan tidak ada kasus Covid-19 yang terkait dengan sekolah.
“Sesuai perintah bupati, PTM di sekolah harus dimonev secara berkala bersama instansi terkait dan satgas.
Hingga saat ini, semua siswa, guru dan yang terkait dengan sekolah sehat,” kata I Nyoman Wenten, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Jembrana.
Menurutnya, dalam waktu dua bulan ini masih dalam tahap transisi proses PTM di sekolah. Pada masa transisi ini, proses PTM digelar dengan protokol kesehatan secara ketat, tidak hanya siswa tetapi juga guru dan tenaga sekolah.
Pihaknya juga mengimbau siswa selalu menjalankan protokol kesehatan saat tidak di sekolah untuk mencegah terpapar virus.
“Kalau masa transisi selama dua bulan ini dijaga dengan baik. Maka bulan Juli tahapannya baru seratus persen dengan tetap menjalankan protokol kesehatan,” terangnya,
Pada prinsipnya, apabila siswa dan orang tua menginginkan kegiatan PTM bisa dilaksanakan 100 persen di sekolah, harus sama-sama menjaga agar tidak ada kasus terkonfirmasi positif di Jembrana.
Apalagi yang berkaitan dengan kegiatan PTM di sekolah. “Makanya kami branding sekolah tangguh bersatu. Semua bersatu padu mewujudkan sekolah sehat di tengah pandemi,” tegasnya.
Wenten menambahkan, sudah menyampaikan pada sekolah untuk memfasilitasi kebutuhan siswa terutama dalam hal menjalankan protokol kesehatan.
Terutama penggunaan masker yang harus rutin diganti. Ruang UKS selalu menyediakan masker untuk diberikan pada siswa yang tidak memiliki masker.
Pelaksanaan PTM di sekolah masih terbatas. Siswa masuk sekolah bergantian, hanya 50 persen tatap muka di sekolah dan 50 lagi mengikuti kegiatan secara daring dari rumah.
Selain pembatasan siswa yang hadir ke sekolah, UKS dan sarana prasarana protokol kesehatan di sekolah juga harus lengkap.
Namun, jika ada masalah, misalnya ada yang sakit dengan gejala yang mengarah pada Covid-19 maka PTM dihentikan.