AMLAPURA – Hanya dalam jangka waktu 22 jam sejak letusan Senin (2/7) pagi, Gunung Agung kembali dilaporkan mengalami erupsi pukul 21.04 Wita.
Letusan kali ini disertai dengan semburan abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat setinggi 2.000 meter di atas puncak kawah.
Erupsi kali ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik.
Sama seperti erupsi sebelumnya, erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km.
“Masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung, dan wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun
di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah,” ujar petugas PVMBG di Pos Pengamatan Kegunungapian, Rendang, Karangasem.
Menurut catatan PVMBG, Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual.
Selain itu, PVMBG mengimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung
agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan Jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
“Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, jadi waspada,” pungkasnya.