31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:58 AM WIB

Lava Pijar Hasil Erupsi Picu Hutan Terbakar, Ini Arahnya…

AMLAPURA – Senin (2/7) pagi hingga sore kemarin Gunung Agung kembali mengalami beberapa kali erupsi dengan tinggi abu vulkanik sekitar 1.000 – 2.000.

Jeda beberapa jam, erupsi besar kembali terjadi Senin (2/7) malam pukul 21.04 Wita. Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman.

Erupsi bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah. Sifat magma yang lebih cair dibandingkan letusan tahun lalu juga menyebabkan mudahnya terjadi lontaran batu pijar.

“Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km. Hutan di sekitar puncak kawah Gunung Agung terbakar sehingga api menyala cukup besar di beberapa bagian,” ujar Kapusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Relawan Pasebaya melaporkan lontaran lava pijar dari puncak Gunung Agung mengarah ke lereng bagian timur hingga timur laut ke daerah Culik dan Dukuh di Kabupaten Karangasem.

Selain itu juga mengarah ke bagian barat dan selatan. Akibatnya hutan di puncak kawah terbakar cukup luas. Masyarakat sekitarnya langsung melakukan evakuasi mandiri.

Mereka turun ke desa-desa yang aman. Status Gunung Agung tetap Siaga (level 3) dengan radius berbahaya 4 km dari pincak kawah.

Pantauan satelit Himawari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu vulkanik dominan mengarah ke barat.

Hingga saat ini Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar Bali masih beroperasi normal. Demikian pula bandara di Banyuwangi, Jember dan Lombok.

Masyarakat, tegas Sutopo, diimbau untuk tetap tenang. Jangan terpancing pada isu-isu yang menyesatkan.

“Gunakan semua informasi terkait kegunungapian dari PVMBG sebagai lembaga yang resmi. Gunung Agung telah dipasang berbagai peralatan sistem peringatan dini yang lengkap dan terus beroperasi sengan baik,” bebernya. 

“Evakuasi dilakukan dengan tetap tertib. Masyarakat yang melakukan evakuasi dihimbau tidak keluar dari wilayah Kabupaten Karangasem tetapi cukup berada di daerah

KRB II agar memudahkan penanganan pengungsi. BNPB dan BPBD terus berkoordinasi dengan PVMBG, BMKG dan pihak-pihak lainnya,” tuturnya. 

AMLAPURA – Senin (2/7) pagi hingga sore kemarin Gunung Agung kembali mengalami beberapa kali erupsi dengan tinggi abu vulkanik sekitar 1.000 – 2.000.

Jeda beberapa jam, erupsi besar kembali terjadi Senin (2/7) malam pukul 21.04 Wita. Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman.

Erupsi bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah. Sifat magma yang lebih cair dibandingkan letusan tahun lalu juga menyebabkan mudahnya terjadi lontaran batu pijar.

“Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km. Hutan di sekitar puncak kawah Gunung Agung terbakar sehingga api menyala cukup besar di beberapa bagian,” ujar Kapusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Relawan Pasebaya melaporkan lontaran lava pijar dari puncak Gunung Agung mengarah ke lereng bagian timur hingga timur laut ke daerah Culik dan Dukuh di Kabupaten Karangasem.

Selain itu juga mengarah ke bagian barat dan selatan. Akibatnya hutan di puncak kawah terbakar cukup luas. Masyarakat sekitarnya langsung melakukan evakuasi mandiri.

Mereka turun ke desa-desa yang aman. Status Gunung Agung tetap Siaga (level 3) dengan radius berbahaya 4 km dari pincak kawah.

Pantauan satelit Himawari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu vulkanik dominan mengarah ke barat.

Hingga saat ini Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar Bali masih beroperasi normal. Demikian pula bandara di Banyuwangi, Jember dan Lombok.

Masyarakat, tegas Sutopo, diimbau untuk tetap tenang. Jangan terpancing pada isu-isu yang menyesatkan.

“Gunakan semua informasi terkait kegunungapian dari PVMBG sebagai lembaga yang resmi. Gunung Agung telah dipasang berbagai peralatan sistem peringatan dini yang lengkap dan terus beroperasi sengan baik,” bebernya. 

“Evakuasi dilakukan dengan tetap tertib. Masyarakat yang melakukan evakuasi dihimbau tidak keluar dari wilayah Kabupaten Karangasem tetapi cukup berada di daerah

KRB II agar memudahkan penanganan pengungsi. BNPB dan BPBD terus berkoordinasi dengan PVMBG, BMKG dan pihak-pihak lainnya,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/