NEGARA – Penyeberangan di Selat Bali kembali bermasalah. Penyebabnya apalagi kalau bukan cuaca buruk, angin kencang dan hujan lebat.
Cuaca buruk itu diawali dengan hujan deras yang turun di wilayah pelabuhan Ketapang Bayuwangi sekitar pukul 18.20.
Tidak lama kemudian berembus angin kencang di wilayah Ketapang. Kondisi ini memicu jalur penyeberangan gelap dan berkabut.
Kabut tebal tersebut membuat jarak pandang nakhoda terbatas dan berpotensi mengakibatkan terjadi tabrakan kapal. Apalagi dorongan angin begitu kencang.
Melihat cuaca buruk membahayakan pelayaran kapal, Syahbandar Ketapang minta menutup sementara penyeberangan di Selat Bali.
Permintaan itu diikuti Syahbandar Gilimanuk. Penyeberangan pun ditutup mulai pukul 18.30 Wita. “Di wilayah Gilimanuk cuaca normal. Tapi, di Ketapang gelap dan berkabut sehingga penyeberangan ditunda sementara,” ujar petugas Syahbandar.
Untuk sementara kapal – kapal yang masih sandar di dermaga menunda berlayar sementara kapal yang sudah berada di tengah laut mencari posisi yang aman untuk mengapung.
“Karena hujan dan kabut, pelabuhan Ketapang tidak kelihatan dan bisa membuat kapal salah arah. Angin kencang juga bisa mendorong kapal lalu hanyut,” ungkapnya.
Untungnya cuaca buruk tersebut tidak lama terjadi. Sekitar 25 menit hujan mereda. Angin kencang berhenti sehingga kabut menghilang.
Syahbandar lalu memutuskan membuka penyeberangan pukul 18.55. Semua kapal kembali melanjutkan pelayaran untuk melayani pengguna jasa.
“Penyeberangan sempat ditunda karena angin kencang dan hujan di Ketapang. Karena Ketapang mengusulkan penundaan, demi keselamatan penyeberangan maka kita ikuti,” ujar KTU UPP kelas III Gilimanuk Ni Komang Yuliani.