DENPASAR – Kasus kematian babi di Bali masih menjadi misteri.
Bagaimana tidak, ratusan babi mati mendadak namun belum kunjung ada penjelasan resmi dari pemerintah terkait penyebab kematian.
Dugaan karena virus ASF (african swine fever) pun hanya jadi angin berlalu.
Hasil laboratorium pun tak kunjung datang. Sementara penyebaran kematian babi semakin masif.
Asumsi lain pun muncul. Ada yang menyebut kasus ini sengaja tak dibesar-besarkan karena untuk menyelamatkan pariwisata Bali. Sebaran virus ASF di Bali disembunyikan meski virus tersebut tak berdampak pada manusia.
Hal tersebut pun dibantah oleh Anggota DPRD Bali, AA Adhi Ardhana.
Menurutnya tidak ada kaitan dengan atas nama pariwisata kasus ini coba diendapkan atau disembunyikan oleh pemerintah.
“Nggak ada atas nama pariwisata. Kasus virus di Babi ini kasus ternak yang tidak ada kaitannya dengan manusia lagi,” ujarnya pada Senin (3/2).
Bahkan, lanjutnya kasus ini sudah terjadi hampir setiap tahun, terutama pada musim basah.
Sayangnya kasus ini tak pernah terungkap secara pasti mencari penyebab kematian babi.
“Kalau mengenai penyebaran dan pencegahan pun sudah selalu dilakukan. Saat ini coba saya tanyakan apa yang mereka sudah lakukan ya dan agar terbuka ke publik,” sebutnya
“Saya sih nggak terlalu khawatir karena memang sudah terjadi pada tahun-tahun lalu, hanya saja karena peternak kurang mengikuti atau paham cara mencegah, akhirnya terjadi kembali berulang ulang,” lanjutnya.
Bagi anggota DPRD Bali dari fraksi PDIP ini, kasus kematian babi ini seperti para petani yang gagal panen.
Tahun 2016 silam pun secara resmi dikatakan bahwa tidak menular ke manusia alias penyakit ternak, seperti jyga penyakit ternak lainnya.