SINGARAJA – Sebuah rumah yang terletak di Jalan Gempol, Kelurahan Bayuning, ludes dilahap api. Mirisnya, peristiwa itu terjadi saat pemilik rumah pergi untuk mempersiapkan upacara keagamaan di kampung halamannya.
Peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 20.15 malam. Rumah milik Putu Suwitrayasa, 37, warga Lingkungan Banyuning Barat, Kelurahan Banyuning, tiba-tiba dilahap api. Belum diketahui secara pasti apa penyebab, kebakaran tersebut.
Salah seorang saksi mata, Putu Mahendra mengatakan, saat peristiwa terjadi rumah tersebut dalam keadaan kosong. Nah pedagang yang berjualan dekat rumah korban, sempat mencium bau hangus.
Saat itu rumah korban dalam kondisi gelap gulita. Warga pun tak menaruh curiga bahwa bau hangus itu berasal dari rumah tersebut. Sekitar pukul 20.15 tiba-tiba terdengar suara ledakan yang diikuti dengan terbakarnya atap rumah.
“Memang sekitar jam 8-an (malam) itu ada bau hangus. Tapi tidak ada yang curiga ke rumah itu. Rumahnya memang gelap, karena ditingal ke rumah keluarganya. Mau ada ngodalin di merajan,” kata Mahendra.
Api dengan cepat membakar seluruh atap rumah yang terbuat dari kayu. Dengan cepat si jago merah meludeskan hampir seluruh isi rumah.
Petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng harus mengerahkan dua armada untuk menjinakkan api. Petugas pemadam masih melakukan proses pemadam hingga pukul 21.15 malam. Total enam tangki air digunakan dalam proses pemadaman.
Disisi lain, pemilik rumah Putu Suwitrayasa mengaku baru tahu rumahnya kebakaran sekitar pukul 20.45. Saat itu ia tengah berada di rumah kerabatnya. Begitu menerima kabar kebakaran, ia pun bergegas pulang.
“Sekitar jam 8 malam itu saya pergi, karena harus ngayah. Sebelum berangkat, sudah cek di pelangkiran, tidak ada dupa,” katanya.
Sementara itu Kapolsek Kota Singaraja Kompol IGN Yudistira mengatakan, polisi masih melakukan penyelidikan peristiwa tersebut. Polisi menyebut pada sore hari, korban sempat melakukan persembahyangan, sebelum ditinggal pergi.
“Kami masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa ini. Nanti kami akan koordinasikan dengan Laboratorium Forensik,” kata Yudistira, seraya menyebut kerugian mencapai Rp 40 juta.