31.6 C
Jakarta
25 November 2024, 18:00 PM WIB

Tak Kebagian Siswa Baru, Tiga SMP Swasta di Jembrana Tutup

NEGARA – Satu persatu sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Jembrana tutup. Tahun ajaran baru ini, sebanyak tiga sekolah yang memastikan tidak akan menerima siswa baru lagi dan siswa yang ada diserahkan ke sekolah lain.

Berhentinya operasional sekolah swasta tersebut karena dari tahun ketahun minim siswa baru.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Jembrana Ni Nengah Wartini mengatakan, tiga sekolah swasta itu telah berkirim surat tidak menerima siswa baru lagi pada tahun ajaran baru ini.

“Dua sekolah sudah mengajukan secara resmi melalui surat dan satu sekolah secara lisan pihak yayasan sudah menyampaikan tidak akan menerima siswa lagi,” jelas Wartini.

Selain SMP Nasional Negara yang mengajukan perubahan status sekolah menjadi SMK dan SMP Harapan Melaya, termasuk SMP Swastika Karya tidak menerima siswa baru tahun ajaran ini.

Bahkan, tahun lalu SMP Swastika Karya sudah melimpahkan anak didiknya ke SMPN 3 Negara, sehingga tahun ini tidak menerima siswa baru lagi.

“Yayasan sudah tidak mau menerima siswa baru lagi,” terangnya. Meski sekolah swasta banyak yang tutup, SMP Negeri di Jembrana masih mampu menampung siswa baru.

Bahkan beberapa SMP Negeri tahun ajaran sebelumnya justru kekurangan siswa baru, seperti SMPN 6 dan SMPN 4 Negara.

Nantinya, pada penerimaan siswa baru akan disesuaikan dengan zona, prestasi dan afirmasi. “Kalau ada sekolah kelebihan murid, akan kami sarankan sekolah lain yang masih kurang murid,” ujarnya.

Pendaftaran siswa baru tahun ini, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya pendaftaran siswa baru secara daring.

Pendaftaran secara daring tersebut karena untuk mencegah penyebaran Covid-19, sehingga pendaftaran tidak ada pertemuan tatap muka langsung.

Sementara itu mengenai kekhawatiran SMK swasta di Jembrana, ketua musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) SMK se-Jembrana Putu Wardana mengatakan, pemerintah provinsi Bali sudah membuat kuota masing-masing sekolah sesuai dengan daya tampung.

Sehingga, nanti tidak ada sekolah yang kekurangan siswa, termasuk swasta. “Karena tamatan SMP tidak mungkin semua tertampung di sekolah negeri,” ungkapnya.

Meski sudah ada kuota, selanjutnya tergantung minta siswa belajar. Namun untuk SMK, selama in justru swasta banyak murid, bahkan ada yang melebihi sekolah negeri.

Berkurangnya SMK Marga Ginawe, saat ini hanya ada 9 SMK di Jembrana, lima negeri dan empat swasta.  “Kembali pada minat orang memilih sekolah,” tandasnya. 

NEGARA – Satu persatu sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Jembrana tutup. Tahun ajaran baru ini, sebanyak tiga sekolah yang memastikan tidak akan menerima siswa baru lagi dan siswa yang ada diserahkan ke sekolah lain.

Berhentinya operasional sekolah swasta tersebut karena dari tahun ketahun minim siswa baru.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Jembrana Ni Nengah Wartini mengatakan, tiga sekolah swasta itu telah berkirim surat tidak menerima siswa baru lagi pada tahun ajaran baru ini.

“Dua sekolah sudah mengajukan secara resmi melalui surat dan satu sekolah secara lisan pihak yayasan sudah menyampaikan tidak akan menerima siswa lagi,” jelas Wartini.

Selain SMP Nasional Negara yang mengajukan perubahan status sekolah menjadi SMK dan SMP Harapan Melaya, termasuk SMP Swastika Karya tidak menerima siswa baru tahun ajaran ini.

Bahkan, tahun lalu SMP Swastika Karya sudah melimpahkan anak didiknya ke SMPN 3 Negara, sehingga tahun ini tidak menerima siswa baru lagi.

“Yayasan sudah tidak mau menerima siswa baru lagi,” terangnya. Meski sekolah swasta banyak yang tutup, SMP Negeri di Jembrana masih mampu menampung siswa baru.

Bahkan beberapa SMP Negeri tahun ajaran sebelumnya justru kekurangan siswa baru, seperti SMPN 6 dan SMPN 4 Negara.

Nantinya, pada penerimaan siswa baru akan disesuaikan dengan zona, prestasi dan afirmasi. “Kalau ada sekolah kelebihan murid, akan kami sarankan sekolah lain yang masih kurang murid,” ujarnya.

Pendaftaran siswa baru tahun ini, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya pendaftaran siswa baru secara daring.

Pendaftaran secara daring tersebut karena untuk mencegah penyebaran Covid-19, sehingga pendaftaran tidak ada pertemuan tatap muka langsung.

Sementara itu mengenai kekhawatiran SMK swasta di Jembrana, ketua musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) SMK se-Jembrana Putu Wardana mengatakan, pemerintah provinsi Bali sudah membuat kuota masing-masing sekolah sesuai dengan daya tampung.

Sehingga, nanti tidak ada sekolah yang kekurangan siswa, termasuk swasta. “Karena tamatan SMP tidak mungkin semua tertampung di sekolah negeri,” ungkapnya.

Meski sudah ada kuota, selanjutnya tergantung minta siswa belajar. Namun untuk SMK, selama in justru swasta banyak murid, bahkan ada yang melebihi sekolah negeri.

Berkurangnya SMK Marga Ginawe, saat ini hanya ada 9 SMK di Jembrana, lima negeri dan empat swasta.  “Kembali pada minat orang memilih sekolah,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/