NEGARA – Kasus positif Covid-19 transmisi lokal di Jembrana bertambah. Tiga orang warga yang masih satu keluarga di Banjar Munduk, Desa Kaliakah, positif Covid-19.
Tambahan tiga orang positif baru ini merupakan hasil dari pelacakan kontak dari pasien positif transmisi lokal klaster Denpasar.
Karena jumlah kasus positif bertambah, satu banjar dilakukan karantina mulai Jumat hari ini (3/7). Dampak dari tambahan positif tersebut, puluhan orang menjalani rapid test masal.
Rapid test masal kemarin menyasar 53 orang, terdiri dari perangkat desa Kaliakah, LPM, Bumdes, LPD dan sebagian warga. Semua yang mengikuti rapid test hasilnya non-reaktif.
“Rapid test ini permohonan kami pada gugus tugas kabupaten karena, untuk memastikan perangkat desa tidak terinfeksi.
Karena salah satu kontrak tracking pasien positif Covid-19 merupakan staf di Bumdes,” kata Perbekel Desa Kaliakah I Made Bagiarta.
Perbekel menambahkan, kasus positif Covid-19 di Desa Kaliakah, terutama Banjar Munduk terjadi peningkatan kasus.
Dalam sepekan terakhir sebanyak lima orang warga positif Covid-19, lima orang tersebut masih satu keluarga.
Awalnya, penelusuran kontak dari pasien positif asal Denpasar yang sempat pulang kampung, kemudian dari hasil tracking ditemukan tiga orang positif.
Satu orang warga Desa Berangbang, dua orang warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah. Selanjutnya dari pengembangan penelusuran kontak terhadap dua orang positif Banjar Munduk, Desa Kaliakah, sebanyak tiga orang positif Covid-19.
Dua orang positif, merupakan istri dan anak pasien positif ke- 35 dan satu orang positif menantu dari pasien positif ke – 32.
Pengembangan kontak masih terus dilakukan oleh tim surveilans, dinas kesehatan dan relawan satgas desa.
Karena banyak tambahan kasus positif, warga khawatir terjadi transmisi lokal warga mengusulkan dilakukan karantina banjar yang jumlahnya mencapai 289 kepala keluarga dengan 990 jiwa.
“Mengenai keputusan karantina banjar kewenangan pemerintah kabupaten dan sudah dirapatkan bersama gugus tugas kabupaten,” terangnya.
Asisten II Setda Kabupaten Jembrana I Gusti Ngurah Sumber Wijaya mengatakan, ada dua usulan warga menyikapi kasus positif Covid-19, warga meminta karantina banjar disertai rapid test masal.
Usulan kedua rapid test warga Banjar Munduk tanpa karantina. Dari dua usulan tersebut disepakati dan disetujui Bupati Jembrana I Putu Artha fokuskan pada rapid test masal dan karantina banjar.
“Rapid test jadi prioritas, tanpa seorang pun yang tercecer di banjar Munduk yang menjalani karantina,” terangnya.
Karena satu banjar dikarantina, semua kebutuhan pokok warga disiapkan pemerintah kabupaten. Logistik yang ada di Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 difokuskan pada warga Banjar Munduk yang menjalani karantina.
Setiap kepala kelaurga akan diberikan paket sembako oleh petugas gabungan dari pecalang, BPBD Jembrana, TNI dan Polri.
Sedangkan hewan ternak, warga Desa Kaliakah yang tidak dikarantina diminta untuk gotong royong membantu warga yang menjalani karantina.
Pelaksanaan karantina banjar, bukan berarti menutup banjar dari lalu lintas warga. Petugas jaga selama karantina banjar dari pecalang, aparat gabungan TNI dan Polri jika hanya menanyakan warga tidak masalah.
“Karantina banjar bukan menutup akses jalan. Warga Banjar Munduk hanya tidak boleh keluar dan beraktivitas di luar pekarangan rumah,” tegasnya.
Pelaksanaan karantina banjar mulai hari ini (3/7), diawali dengan rapid test seluruh warga di empat tempek Banjar Munduk.
Apapun hasil rapid test, setelah rapid test warga harus kembali ke rumah untuk menjalankan karantina banjar.
Kebutuhan logistik akan diantar kepada masing-masing kepala keluarga di Banjar Munduk. “Perintah bupati harus segera, secepatnya,” ungkapnya.
Juru bicara percepatan penanganan Covid-19 Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha menjelaskan, dalam pelaksanaan karantina Banjar Munduk diawali dengan rapid test terhadap seluruh warga banjar.
Setelah rapid test pertama warga dilarang beraktivitas di luar rumah selama 14 hari, sebelum masa karantina berakhir seluruh warga akan dilakukan rapid test ulang. “Selama karantina banjar warga tetap menjalani protokol kesehatan,” terangnya.