28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:45 AM WIB

SD di Tembok Kelebihan Siswa, Bangku Kurang, Terpaksa Double Shift

RadarBali.com – Sekolah-sekolah di wilayah Desa Tembok, yang menerima para pengungsi kini mulai kelebihan siswa.

Dampaknya proses belajar mengajar, menjadi tidak efektif. Sejumlah sekolah kini mulai menerapkan sistem double shift, untuk mengakali kondisi tersebut.

Contohnya di SDN 2 Tembok. Sekolah yang ada di ujung timur Kabupaten Buleleng ini, menerima seratusan siswa dari kalangan pengungsi.

Hingga Senin (2/10) pagi, jumlah siswa titipan di sekolah ini mencapai 165 orang. Siswa titipan sudah menjalani proses belajar mengajar sejak pekan lalu.

Mereka ditampung pada semua ruang kelas yang tersedia. Bergabung dengan siswa-siswa yang sejak awal memang menempuh pendidikan di sekolah tersebut.

Hanya saja, proses belajar pekan lalu tidak bisa berjalan dengan efektif. Penyebabnya siswa terlalu banyak.

Guru tidak bisa memberikan penjelasan dengan maksimal. Demikian pula sebaliknya, siswa tidak bisa mendengar materi dengan baik.

Ditambah lagi, fasilitas kurang memadai. Dampaknya, siswa tidak bisa duduk di bangku, bahkan ke lantai.

“Evaluasi kami, proses belajar tidak bisa berjalan efektif. Akhirnya kami putuskan jadi double shift saja. Pagi untuk siswa kami di sini. Siang untuk siswa-siswa titipan, yang kebetulan mengungsi di sini,” kata Kepala SDN 2 Tembok, I Made Suarna.

Selain itu, jumlah siswa titipan juga terlalu banyak. Siswa di SDN 2 Tembok, tercatat hanya 111 orang siswa saja. Sedangkan siswa titipan, mencapai 165 orang.

Konsekuensinya, akan terjadi kekurangan fasilitas berupa bangku. Siswa pun diarahkan duduk bertiga pada satu bangku.

“Sifatnya kebijakan sementara. Kami fokus pada penyelamatan siswa dulu. Kalau masalah administrasi, kami menunggu kebijakan dari Dinas Pendidikan dulu,” imbuh Suarna.

Disinggung soal tenaga pendidik, Suarna mengaku akan memaksimalkan potensi yang ada. SDN 2 Tembok tercatat memiliki sembilan orang tenaga pendidik, yang terdiri dari enam orang guru kelas, dua orang guru mata pelajaran, serta seorang kepala sekolah.

 Selain itu ada beberapa guru yang bermukim di pengungsian, yang mengajukan diri mengajar di sekolah tersebut.

“Beberapa kepala sekolah dari Karangasem ada yang menghubungi kami, bilang mau menugaskan gurunya di sini untuk sementara. Secara resmi, kami ya menunggu saja seperti apa petunjuk dari Dinas Pendidikan,” tegasnya

RadarBali.com – Sekolah-sekolah di wilayah Desa Tembok, yang menerima para pengungsi kini mulai kelebihan siswa.

Dampaknya proses belajar mengajar, menjadi tidak efektif. Sejumlah sekolah kini mulai menerapkan sistem double shift, untuk mengakali kondisi tersebut.

Contohnya di SDN 2 Tembok. Sekolah yang ada di ujung timur Kabupaten Buleleng ini, menerima seratusan siswa dari kalangan pengungsi.

Hingga Senin (2/10) pagi, jumlah siswa titipan di sekolah ini mencapai 165 orang. Siswa titipan sudah menjalani proses belajar mengajar sejak pekan lalu.

Mereka ditampung pada semua ruang kelas yang tersedia. Bergabung dengan siswa-siswa yang sejak awal memang menempuh pendidikan di sekolah tersebut.

Hanya saja, proses belajar pekan lalu tidak bisa berjalan dengan efektif. Penyebabnya siswa terlalu banyak.

Guru tidak bisa memberikan penjelasan dengan maksimal. Demikian pula sebaliknya, siswa tidak bisa mendengar materi dengan baik.

Ditambah lagi, fasilitas kurang memadai. Dampaknya, siswa tidak bisa duduk di bangku, bahkan ke lantai.

“Evaluasi kami, proses belajar tidak bisa berjalan efektif. Akhirnya kami putuskan jadi double shift saja. Pagi untuk siswa kami di sini. Siang untuk siswa-siswa titipan, yang kebetulan mengungsi di sini,” kata Kepala SDN 2 Tembok, I Made Suarna.

Selain itu, jumlah siswa titipan juga terlalu banyak. Siswa di SDN 2 Tembok, tercatat hanya 111 orang siswa saja. Sedangkan siswa titipan, mencapai 165 orang.

Konsekuensinya, akan terjadi kekurangan fasilitas berupa bangku. Siswa pun diarahkan duduk bertiga pada satu bangku.

“Sifatnya kebijakan sementara. Kami fokus pada penyelamatan siswa dulu. Kalau masalah administrasi, kami menunggu kebijakan dari Dinas Pendidikan dulu,” imbuh Suarna.

Disinggung soal tenaga pendidik, Suarna mengaku akan memaksimalkan potensi yang ada. SDN 2 Tembok tercatat memiliki sembilan orang tenaga pendidik, yang terdiri dari enam orang guru kelas, dua orang guru mata pelajaran, serta seorang kepala sekolah.

 Selain itu ada beberapa guru yang bermukim di pengungsian, yang mengajukan diri mengajar di sekolah tersebut.

“Beberapa kepala sekolah dari Karangasem ada yang menghubungi kami, bilang mau menugaskan gurunya di sini untuk sementara. Secara resmi, kami ya menunggu saja seperti apa petunjuk dari Dinas Pendidikan,” tegasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/