32.6 C
Jakarta
25 November 2024, 11:18 AM WIB

BNPB Ingatkan Puncak Masih Bahaya, Sulit Evakuasi jika Terjadi Sesuatu

RadarBali.com – Sebanyak 253 orang dengan pakaian adat madya naik ke puncak Gunung Agung, kemarin (2/11) bertepatan dengan hari umanis Galungan.

Mereka naik ke kawah untuk melakukan ritual pakelem. Kejadian yang sempat menghebohkan dunia maya itu mendapat perhatian khusus dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).  

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, berharap tidak ada lagi orang secara pribadi maupun kelompok yang mendekati puncak.

Sebab, hal itu sangat berbahaya bagi keselematan. “Naik ke atas puncak, apalagi mendekati kawah tentu sangat berbahaya. Gunung Agung masih aktif, kita tidak tahu apa yang akan terjadi,” ujar Sutopo kepada Jawa Pos Radar Bali.

Sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), agar masyarakat, pendaki, wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya.

Zona bahaya tersebut yaitu di dalam area kawah  dan di seluruh area di dalam radius 6 km puncak Gunung Agung, ditambah perluasan sektoral ke arah Utara – Timur laut – Tenggara – Selatan dan Barat  daya sejauh 7,5 kilometer.

Aktivitas vulkanik Gunung Agung juga masih tinggi meski sudah turun status menjadi Siaga (Level III). Buktinya, puluhan gempa vulkanik dan tektonik masih mengguncang.

Menurut Sutopo, jika terjadi letusan mendadak akan sangat berbahaya bagi siapapun yang berada di zona bahaya.

Muntahan material dari dalam gunung bisa menyapu apa saja yang ada di sekelilingnya. Saat ini, Gunung Agung masih terus mengeluarkan asap solfatara.

“Kami tidak berharap terjadi sesuatu. Tapi, kalau terjadi apa-apa (erupsi, red), proses evakuasi ke atas sangat sulit. Tim evakuasi akan kesulitan melakukan evakuasi di daerah berbahaya,” tegas pria asal Boyolali, Jawa Tengah, itu.

RadarBali.com – Sebanyak 253 orang dengan pakaian adat madya naik ke puncak Gunung Agung, kemarin (2/11) bertepatan dengan hari umanis Galungan.

Mereka naik ke kawah untuk melakukan ritual pakelem. Kejadian yang sempat menghebohkan dunia maya itu mendapat perhatian khusus dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).  

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, berharap tidak ada lagi orang secara pribadi maupun kelompok yang mendekati puncak.

Sebab, hal itu sangat berbahaya bagi keselematan. “Naik ke atas puncak, apalagi mendekati kawah tentu sangat berbahaya. Gunung Agung masih aktif, kita tidak tahu apa yang akan terjadi,” ujar Sutopo kepada Jawa Pos Radar Bali.

Sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), agar masyarakat, pendaki, wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya.

Zona bahaya tersebut yaitu di dalam area kawah  dan di seluruh area di dalam radius 6 km puncak Gunung Agung, ditambah perluasan sektoral ke arah Utara – Timur laut – Tenggara – Selatan dan Barat  daya sejauh 7,5 kilometer.

Aktivitas vulkanik Gunung Agung juga masih tinggi meski sudah turun status menjadi Siaga (Level III). Buktinya, puluhan gempa vulkanik dan tektonik masih mengguncang.

Menurut Sutopo, jika terjadi letusan mendadak akan sangat berbahaya bagi siapapun yang berada di zona bahaya.

Muntahan material dari dalam gunung bisa menyapu apa saja yang ada di sekelilingnya. Saat ini, Gunung Agung masih terus mengeluarkan asap solfatara.

“Kami tidak berharap terjadi sesuatu. Tapi, kalau terjadi apa-apa (erupsi, red), proses evakuasi ke atas sangat sulit. Tim evakuasi akan kesulitan melakukan evakuasi di daerah berbahaya,” tegas pria asal Boyolali, Jawa Tengah, itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/