28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:33 AM WIB

Ratusan Pemedek Keracunan Nasi Yasa, Diskes Bali Duga Karena Ini…

RadarBali.com – Kepala Dinas Kesehatan Gianyar Ida Ayu Dwi Cahyani membenarkan sejumlah pemedek warga Banjar Cangi Batuan Kaler, Sukawati mengalami keracunan masal.

Dinas Kesehatan Gianyar menerima laporan dari RS Ari Chanti dan RS Sanjiwani Gianyar sekitar pukul 24.00 tadi malam.

Ada beberapa pasien dengan gejala pusing, mual-mual dan muntah-muntah usai mengkonsumsi makanan yang sama yakni nasi yasa saat acara batara manca tedun.

“Dari laporan yang kami dapatkan saat ini 125 orang kasus keracunan makanan. 17 orang opname, 16 dirawat di RSU Ari Santi dan 1 orang di RUS Sanjiwani.

Kami sudah membentuk tim penanganan melibatkan kecamatan, desa, dan Puskesmas,” ujar Ida Ayu Dwi Cahyani kemarin.

“Selain itu kami juga mendirikan posko darurat di Banjar Cangi. Kemudian mengamankan sumber makanan untuk pemeriksaan laboratorium mencari sumber penyebab pasti keracunan masal tersebut,” tambahnya.

Kelapa Dinas Kesehatan Bali dr. Ketut Suarjaya mengatakan, tim kesehatan dari dinas kesehatan provinsi Bali langsung terjun ke lokasi keracunan masal.

Kemudian memantau kondisi pasien yang dirawat di rumah sakit. Melakukan surveilance bersama camat, kades,

jajaran dinkes kabupaten dan TRC untuk pengendalian dan jemput bola bila ada pasien di rumah-rumah yang mengalami gejala kerucanan.

“Laporan yang kami dapatkan saat ini sekitar 125 warga yang mengalami keracunan masal,” ujar Suarjaya.

Menindaklanjuti kasus kecarunan masal tersebut pihak juga berkoordinasi dengan Dinkes Gianyar sudah melakukan pengambilan sampel bahan makanan, air, muntahan makanan dan alat saji makanan.

Dilakukan tes Rectal Swab untuk identifikasi kuman yang ada dimakanan. “Kami menduga kemukinan besar nasi yang dikonsumsi warga Banjar Cangi Batuan Kaler,

Sukawati Gianyar dalam kondisi basi. Ini dapat dilihat dari kronoligis kejadiannya nasi dimasak dini hari, kemudian dibungkus pukul 12.00 siang dan dikonsumsi pukul 20.00 malamnya.

Artinya jarak makanan lalu kemudian dikonsumsi jarak wakttu cukup lama. Inilah yang membuat makanan tersebut dalam kondisi basi,” jelas Suarjaya. 

RadarBali.com – Kepala Dinas Kesehatan Gianyar Ida Ayu Dwi Cahyani membenarkan sejumlah pemedek warga Banjar Cangi Batuan Kaler, Sukawati mengalami keracunan masal.

Dinas Kesehatan Gianyar menerima laporan dari RS Ari Chanti dan RS Sanjiwani Gianyar sekitar pukul 24.00 tadi malam.

Ada beberapa pasien dengan gejala pusing, mual-mual dan muntah-muntah usai mengkonsumsi makanan yang sama yakni nasi yasa saat acara batara manca tedun.

“Dari laporan yang kami dapatkan saat ini 125 orang kasus keracunan makanan. 17 orang opname, 16 dirawat di RSU Ari Santi dan 1 orang di RUS Sanjiwani.

Kami sudah membentuk tim penanganan melibatkan kecamatan, desa, dan Puskesmas,” ujar Ida Ayu Dwi Cahyani kemarin.

“Selain itu kami juga mendirikan posko darurat di Banjar Cangi. Kemudian mengamankan sumber makanan untuk pemeriksaan laboratorium mencari sumber penyebab pasti keracunan masal tersebut,” tambahnya.

Kelapa Dinas Kesehatan Bali dr. Ketut Suarjaya mengatakan, tim kesehatan dari dinas kesehatan provinsi Bali langsung terjun ke lokasi keracunan masal.

Kemudian memantau kondisi pasien yang dirawat di rumah sakit. Melakukan surveilance bersama camat, kades,

jajaran dinkes kabupaten dan TRC untuk pengendalian dan jemput bola bila ada pasien di rumah-rumah yang mengalami gejala kerucanan.

“Laporan yang kami dapatkan saat ini sekitar 125 warga yang mengalami keracunan masal,” ujar Suarjaya.

Menindaklanjuti kasus kecarunan masal tersebut pihak juga berkoordinasi dengan Dinkes Gianyar sudah melakukan pengambilan sampel bahan makanan, air, muntahan makanan dan alat saji makanan.

Dilakukan tes Rectal Swab untuk identifikasi kuman yang ada dimakanan. “Kami menduga kemukinan besar nasi yang dikonsumsi warga Banjar Cangi Batuan Kaler,

Sukawati Gianyar dalam kondisi basi. Ini dapat dilihat dari kronoligis kejadiannya nasi dimasak dini hari, kemudian dibungkus pukul 12.00 siang dan dikonsumsi pukul 20.00 malamnya.

Artinya jarak makanan lalu kemudian dikonsumsi jarak wakttu cukup lama. Inilah yang membuat makanan tersebut dalam kondisi basi,” jelas Suarjaya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/