MANGUPURA – Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung mulai melakukan vaksinasi kepada para guru yang ada di Badung.
Namun, vaksinasi ini diprioritaskan kepada para guru-guru yang ada di kecamatan Petang, Badung, terlebih dahulu.
Pasalnya, Badung mengagendakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah yang ada di Kecamatan Petang.
Pelaksana Tugas (Plt) Disdikpora Badung Made Mandi menjelaskan, untuk vaksinasi kepada guru sementara diprioritaskan kepada guru yang mengajar di sekolah di wilayah Petang.
Bahkan vaksinasi untuk guru itu pun sudah dilakukan di Puskesmas Petang Senin lalu. “Untuk vaksinasi guru sudah dilaksanakan di Petang. Yang sudah guru dan staf SMPN 1 Petang,” ujar Made Mandi.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Badung dalam masalah vaksinasi.
Sehingga pelaksanaan vaksinasi bagi guru khususnya yang mengajar di wilayaha Kecamatan Petang bisa cepat selesai.
Seperti diketahui, jumlah guru di wilayah Petang Badung yang rencananya divaksin ada sebanyak 398 orang guru.
Sementara bagi guru- guru yang lain atau di luar Kecamatan Petang juga sudah ada yang di vaksin, namun mereka vaksinasi di masing-masing banjar.
Seperti di wilayah Nusa Dua, Jimbaran, ada beberapa guru sudah mengikuti vaksinasi. Karena berada di wilayah desa penyangga green zone Nusa Dua.
“Jadi, kita masih menunggu, kapan selesai vaksinasinya. Semoga vaksin mencukupi untuk vaksinasi yang akan dilakukan kepada semua guru,” beber Mandi.
Jumlah sekolah di Petang yakni Sekolah Dasar (SD) negeri yakni 27 sekolah dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri sebanyak 4 sekolah.
Sehingga nanti kemungkinan pembelajaran tatap muka akan dilakukan secara bergilir. “Intinya kita diminta pada bulan Juli 2021 ini sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka,
dengan catatan bulan Juni vaksin sudah selesai untuk masyarakat. Namun, kami menargetkan bulan Mei 2021 sudah bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan catatan semua guru sudah di vaksin,” ucapnya
Pihaknya juga akan melayangkan surat kepada orang tua siswa. Hal itu dilakukan untuk melihat kesiapan orang tua siswa saat anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka.
“Untuk pembelajaran tatap muka kami harus hari-hati ini, makannya kami harus ada kajian. Namun sebenarnya dari segi penyiapan prokes, di sekolah sesungguhnya sudah siap.
Bahkan, orang tua sekitar 94 persen sudah mengizinkan anak-anaknya untuk dilaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun tetap kita berikan surat ke orang tua, nanti orang tua bersedia atau tidak,” pungkasnya.