28.4 C
Jakarta
11 Desember 2024, 22:04 PM WIB

Gelar Ngaben di Tengah Pandemi Covid-19, Warga Sudaji Protes di Tembok

SAWAN – Aksi vandalisme merebak di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan. Muncul coretan-coretan bernada provokatif di beberapa sudut desa.

Diduga coretan bernada tak simpatik itu muncul terkait dengan rasa tidak puas krama dalam kepemimpinan bendesa adat setempat.

Coretan itu terlihat jelas di Pura Melanting Desa Adat Sudaji. Ada dua coretan yang terlihat. Pertama coretan menggunakan cat berwarna putih bertuliskan “Tunang Bendesa”.

Sementara tulisan kedua, menggunakan cat semprot berwarna merah. Isinya “Tunang bendesa. Masyarakat baang den. Jug ganti gen be bendesane”.

Diduga coretan itu muncul terkait kebijakan Bendesa Adat Sudaji Nyoman Sunuada yang mengizinkan ngaben dadia yang berlangsung pada Jumat (1/5) lalu.

Ngaben itu diikuti puluhan masyarakat. Tak pelak prosesi itu mendapat sorotan, karena berlangsung ditengah upaya social dan physical distancing yang disampaikan pemerintah.

Perbekel Sudaji Made Ngurah Fajar Kurniawan yang dikonfirmasi, tak memberikan banyak komentar terkait hal tersebut. Fajar mengatakan, coretan itu sudah muncul sejak beberapa hari.

“Sebelum puncak acara ngaben di Dadia Kubayan dan Dadia pasek itu, sudah ada,” kata Fajar saat ditemui di Mapolres Buleleng.

Sementara itu pihak kepolisian memanggil sejumlah tokoh masyarakat di Desa Sudaji terkait dengan prosesi ngaben massal yang berlangsung pada Jumat lalu.

Di antaranya Perbekel Sudaji Made Ngurah Fajar Kurniawan, Bendesa Adat Sudaji Nyoman Sunuada, dan pamucuk di Dadia Kubayan Desa Adat Sudaji. Pemanggilan itu dilakukan pada Sabtu (2/5) lalu.

Perbekel Fajar Kurniawan mengatakan, dirinya dimintai keterangan terkait prosesi pengabenan yang melibatkan banyak orang.

Sesuai dengan protokol social dan physical distancing, semestinya prosesi itu diikuti maksimal 25 orang saja.

“Saya jawab seadanya saja. Kami baru tahu (akan ada ngaben) setelah diundang pihak keluarga Dadia Kubayan,” kata Fajar.

Sementara itu Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa membenarkan, pihaknya melakukan pemanggilan terhadap sejumlah tokoh masyarakat Desa Sudaji terkait pelaksanaan Ngaben di Dadia Kubayan.

Pemeriksaan dilakukan secara estafet atau bergilir, mulai dari Perbekel Desa Sudaji, keluarga Dadia Kubayan dan Bendesa Adat Sudaji.

Meski begitu, pihaknya tidak menutup kemungkinan meminta tambahan keterangan dari sejumlah pihak terkait upacara pengabenan tersebut.

“Sementara ini, kita hanya meminta keterangan kenapa mereka bisa melaksanakan kegiatan Ngaben ditengah himbauan pemerintah memutus rantai penyebaran virus Corona.

Ngaben itu menarik atau mengumpulkan massa cukup banyak sehingga kita meminta seperti apa pertanggungjawaban mereka,” ujar AKBP Sinar Subawa. 

SAWAN – Aksi vandalisme merebak di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan. Muncul coretan-coretan bernada provokatif di beberapa sudut desa.

Diduga coretan bernada tak simpatik itu muncul terkait dengan rasa tidak puas krama dalam kepemimpinan bendesa adat setempat.

Coretan itu terlihat jelas di Pura Melanting Desa Adat Sudaji. Ada dua coretan yang terlihat. Pertama coretan menggunakan cat berwarna putih bertuliskan “Tunang Bendesa”.

Sementara tulisan kedua, menggunakan cat semprot berwarna merah. Isinya “Tunang bendesa. Masyarakat baang den. Jug ganti gen be bendesane”.

Diduga coretan itu muncul terkait kebijakan Bendesa Adat Sudaji Nyoman Sunuada yang mengizinkan ngaben dadia yang berlangsung pada Jumat (1/5) lalu.

Ngaben itu diikuti puluhan masyarakat. Tak pelak prosesi itu mendapat sorotan, karena berlangsung ditengah upaya social dan physical distancing yang disampaikan pemerintah.

Perbekel Sudaji Made Ngurah Fajar Kurniawan yang dikonfirmasi, tak memberikan banyak komentar terkait hal tersebut. Fajar mengatakan, coretan itu sudah muncul sejak beberapa hari.

“Sebelum puncak acara ngaben di Dadia Kubayan dan Dadia pasek itu, sudah ada,” kata Fajar saat ditemui di Mapolres Buleleng.

Sementara itu pihak kepolisian memanggil sejumlah tokoh masyarakat di Desa Sudaji terkait dengan prosesi ngaben massal yang berlangsung pada Jumat lalu.

Di antaranya Perbekel Sudaji Made Ngurah Fajar Kurniawan, Bendesa Adat Sudaji Nyoman Sunuada, dan pamucuk di Dadia Kubayan Desa Adat Sudaji. Pemanggilan itu dilakukan pada Sabtu (2/5) lalu.

Perbekel Fajar Kurniawan mengatakan, dirinya dimintai keterangan terkait prosesi pengabenan yang melibatkan banyak orang.

Sesuai dengan protokol social dan physical distancing, semestinya prosesi itu diikuti maksimal 25 orang saja.

“Saya jawab seadanya saja. Kami baru tahu (akan ada ngaben) setelah diundang pihak keluarga Dadia Kubayan,” kata Fajar.

Sementara itu Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa membenarkan, pihaknya melakukan pemanggilan terhadap sejumlah tokoh masyarakat Desa Sudaji terkait pelaksanaan Ngaben di Dadia Kubayan.

Pemeriksaan dilakukan secara estafet atau bergilir, mulai dari Perbekel Desa Sudaji, keluarga Dadia Kubayan dan Bendesa Adat Sudaji.

Meski begitu, pihaknya tidak menutup kemungkinan meminta tambahan keterangan dari sejumlah pihak terkait upacara pengabenan tersebut.

“Sementara ini, kita hanya meminta keterangan kenapa mereka bisa melaksanakan kegiatan Ngaben ditengah himbauan pemerintah memutus rantai penyebaran virus Corona.

Ngaben itu menarik atau mengumpulkan massa cukup banyak sehingga kita meminta seperti apa pertanggungjawaban mereka,” ujar AKBP Sinar Subawa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/