27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:21 AM WIB

Jelang Lebaran, Buka Peluang Pemudik Lewat Pelabuhan Sangsit

SANGSIT – Warga yang ingin mudik ke wilayah Kepulauan Sapeken dan Kangean, kini berpeluang melakukan mudik lewat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sangsit.

Otoritas pelabuhan setempat disebut memberi kelonggaran maklumat pelayaran, khusus pada momen hari raya Idul Fitri.

Selama ini warga asal Madura yang ingin pulang kampung ke Sapeken maupun Kangean, memang tak diizinkan melalui PPI Sangsit maupun pelabuhan rakyat lainnya di Buleleng.

Mereka hanya diizinkan pulang kampung menggunakan jasa kapal perintis yang biasa sandar di Pelabuhan Celukan Bawang dan Pelabuhan Tanjung Wangi.

Mengantisipasi penumpukan warga di PPI Sangsit, Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Buleleng akhirnya membuka akses mudik, khusus warga yang berasal dari Pulau Sapeken dan Kangean.

Itu pun dengan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Kepala UPP Kelas III Buleleng Ni Luh Putu Eka Suyasmini mengatakan, pihaknya kini harus memberikan kelonggaran dengan alasan kemanusiaan.

Eka menyebut kelonggaran itu sangat dilematis bagi otoritas pelabuhan. Pasalnya PPI Sangsit bukan masuk kategori penyeberangan orang.

“Posisi kami dilematis. Kalau tidak diizinkan, ini kemanusiaan. Tapi kalau diizinkan kemudian terjadi kecelakaan laut, berdampak juga pada kami. Mudah-mudahan saja tidak ada kecelakaan nantinya,” kata Eka.

Menurutnya, kelonggaran yang diberikan sangat selektif. Kapal layar motor (KLM) yang akan mengangkut penumpang harus dipastikan betul kelaikannya.

Selain itu kapal wajib menyediakan life jacket sesuai dengan jumlah penumpang. Ditambah lagi, cuaca saat melakukan pelayaran harus benar-benar aman.

Hal itu juga telah dikoordinasikan dengan otoritas pelabuhan di Pulau Sapeken. Dari hasil koordinasi, otoritas pelabuhan setempat menyebut tidak ada akses transportasi alternatif dalam pekan-pekan terakhir.

Sehingga otoritas  pelabuhan memberi kelonggaran bagi KLM mengangkut penumpang.

“Penumpang yang boleh diangkut, harus menyesuaikan jumlah jaket pelampung. Kalau hanya ada empat, ya empat

penumpang saja yang kami izinkan. Kapal juga harus ada alat pemadam kebakaran, penyemprot air, termasuk tali pengaman,” tegas Eka.

Sementara itu salah seorang nakhoda kapal, Hasyid, 42, mengaku sejak sepekan terakhir mulai ada warga yang ingin menumpang kapal.

“Saya juga nggak berani ngangkut. Kalau diizinkan syahbandar saya berani, tapi kalau tidak bagaimana lagi,” kata Hasyid.

Asal tahu saja, jalur penyeberangan di PPI Sangsit menjadi jalur favorit warga yang ingin mudik ke Kepulauan Kangean.

Waktu tempuh dari PPI Sangsit menuju Pulau Sapeken hanya sekitar 6-9 jam. Selain itu biaya yang dikeluarkan relatif murah.

Selain melewati PPI Sangsit, ada pula akses alternatif lain menggunakan jasa kapal perintis. Warga biasanya berangkat dari Pelabuhan Tanjung Wangi. Hanya saja waktu tempuh mencapai 12-16 jam. 

SANGSIT – Warga yang ingin mudik ke wilayah Kepulauan Sapeken dan Kangean, kini berpeluang melakukan mudik lewat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sangsit.

Otoritas pelabuhan setempat disebut memberi kelonggaran maklumat pelayaran, khusus pada momen hari raya Idul Fitri.

Selama ini warga asal Madura yang ingin pulang kampung ke Sapeken maupun Kangean, memang tak diizinkan melalui PPI Sangsit maupun pelabuhan rakyat lainnya di Buleleng.

Mereka hanya diizinkan pulang kampung menggunakan jasa kapal perintis yang biasa sandar di Pelabuhan Celukan Bawang dan Pelabuhan Tanjung Wangi.

Mengantisipasi penumpukan warga di PPI Sangsit, Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Buleleng akhirnya membuka akses mudik, khusus warga yang berasal dari Pulau Sapeken dan Kangean.

Itu pun dengan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Kepala UPP Kelas III Buleleng Ni Luh Putu Eka Suyasmini mengatakan, pihaknya kini harus memberikan kelonggaran dengan alasan kemanusiaan.

Eka menyebut kelonggaran itu sangat dilematis bagi otoritas pelabuhan. Pasalnya PPI Sangsit bukan masuk kategori penyeberangan orang.

“Posisi kami dilematis. Kalau tidak diizinkan, ini kemanusiaan. Tapi kalau diizinkan kemudian terjadi kecelakaan laut, berdampak juga pada kami. Mudah-mudahan saja tidak ada kecelakaan nantinya,” kata Eka.

Menurutnya, kelonggaran yang diberikan sangat selektif. Kapal layar motor (KLM) yang akan mengangkut penumpang harus dipastikan betul kelaikannya.

Selain itu kapal wajib menyediakan life jacket sesuai dengan jumlah penumpang. Ditambah lagi, cuaca saat melakukan pelayaran harus benar-benar aman.

Hal itu juga telah dikoordinasikan dengan otoritas pelabuhan di Pulau Sapeken. Dari hasil koordinasi, otoritas pelabuhan setempat menyebut tidak ada akses transportasi alternatif dalam pekan-pekan terakhir.

Sehingga otoritas  pelabuhan memberi kelonggaran bagi KLM mengangkut penumpang.

“Penumpang yang boleh diangkut, harus menyesuaikan jumlah jaket pelampung. Kalau hanya ada empat, ya empat

penumpang saja yang kami izinkan. Kapal juga harus ada alat pemadam kebakaran, penyemprot air, termasuk tali pengaman,” tegas Eka.

Sementara itu salah seorang nakhoda kapal, Hasyid, 42, mengaku sejak sepekan terakhir mulai ada warga yang ingin menumpang kapal.

“Saya juga nggak berani ngangkut. Kalau diizinkan syahbandar saya berani, tapi kalau tidak bagaimana lagi,” kata Hasyid.

Asal tahu saja, jalur penyeberangan di PPI Sangsit menjadi jalur favorit warga yang ingin mudik ke Kepulauan Kangean.

Waktu tempuh dari PPI Sangsit menuju Pulau Sapeken hanya sekitar 6-9 jam. Selain itu biaya yang dikeluarkan relatif murah.

Selain melewati PPI Sangsit, ada pula akses alternatif lain menggunakan jasa kapal perintis. Warga biasanya berangkat dari Pelabuhan Tanjung Wangi. Hanya saja waktu tempuh mencapai 12-16 jam. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/