29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:20 AM WIB

MISTERIUS! Usai Odalan, 4 Warga Batuan Sukawati Meninggal Beruntun

GIANYAR – Kejadian misterius dialami warga subak Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Empat warganya meninggal dunia secara beruntun. Yang jadi kebetulan, empat warga meninggal usai menggelar upacara atau odalan di Pura Hyang Soka.

Kejadian duka itu dibenarkan oleh Pekaseh Subak Teges Ulu, Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Dewa Nyoman Yuda.

Dia mengaku, awalnya ada 21 warganya ikut menggelar upacara odalan di Pura Hyang Soka pada Selasa, 26 Mei lalu. Puluhan warga itu membuat sarana upacara hingga keperluan makan.

Dewa Yuda mengungkapkan, saat membuat sarana upacara itu, puluhan warga dibagi tugas. Ada yang membuat keperluan upacara.

Bahkan, di luar pura, ada yang nguling atau memanggang babi serta membuat lawar. “Kami hanya libatkan 21 orang krama subak. Kegiatannya sejak pagi, sampai jam dua siang,” kata Dewa Yuda, kemarin.

Kemudian, sekitar pukul 16.00, warga pulang ke rumah masing-masing. Sebelum pulang, ada warga yang bertugas membagikan lawar dan daging babi guling yang telah dihaturkan.

“Semuanya dapat nunas (meminta yang telah dihaturkan, red). Dibungkus, dibawa pulang, waktu itu tidak ada apa-apa,” jelasnya.

Kejadian misterius mulai muncul esok hari, pada Rabu, 27 Mei. “Awalnya beberapa warga dilarikan ke rumah sakit terdekat. Karena mengalami sakit pada perutnya,” ungkapnya.

Nahas, seorang warga yang awalnya sakit perut itu, pada Rabu sore, meninggal dunia. Saat itu, hasil laboratorium dari rumah sakit, kematian korban disebabkan oleh demam berdarah.

Tidak ada disebutkan karena keracunan makanan. “Semua krama yang dapat nunas itu pasti semua anggota keluarganya sempat makan. Makanya ini belum pasti penyebabnya apa,” kata Dewa Yuda.

Pihaknya memperkirakan, apabila penyebabnya keracunan makanan, semestinya semua anggota keluarga kena.

“Kalau dibilang keracunan pasti semuanya kena karena makanan dibawa pulang. Ini malah ada yang kena dan ada yang tidak,” ujarnya bingung.

Selanjutnya, pada Kamis, 28 Mei, tiga warga setempat meninggal dunia bersamaan. Bahkan di antaranya adalah kakak beradik.

Sehingga dalam kurun waktu dua hari orang meninggal dunia di sana sebanyak empat orang secara beruntun.

Untuk penyebabnya dikatakan belum bisa dipastikan, apakah itu akibat keracunan makanan atau salah pengolahan saat menyajikan makanan waktu mesaba tersebut.

“Termasuk saya dan keluarga saya juga sempat nunas, tapi tidak ada keluhan sakit. Hanya saja sempat saya ke dokter,  waktu itu sempat perut merasa sakit tapi saat diperiksa tidak kenapa-kenapa,” jelasnya.

Menurut dia, temannya juga sempat makan lawar dan daging babi guling dari pura tersebut. “Kebetulan dia ke rumah saya. Sampai sekarang dia juga tidak ada keluhan,” terangnya.

Dia menambahkan, hingga kemarin, ternyata masih ada warga yang mengeluhkan sakit perut. “Warga di sini sampai kemarin (Selasa, 2/6) masih ada yang terus periksa keluhan sakitnya ke dokter,” pungkasnya.

GIANYAR – Kejadian misterius dialami warga subak Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Empat warganya meninggal dunia secara beruntun. Yang jadi kebetulan, empat warga meninggal usai menggelar upacara atau odalan di Pura Hyang Soka.

Kejadian duka itu dibenarkan oleh Pekaseh Subak Teges Ulu, Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Dewa Nyoman Yuda.

Dia mengaku, awalnya ada 21 warganya ikut menggelar upacara odalan di Pura Hyang Soka pada Selasa, 26 Mei lalu. Puluhan warga itu membuat sarana upacara hingga keperluan makan.

Dewa Yuda mengungkapkan, saat membuat sarana upacara itu, puluhan warga dibagi tugas. Ada yang membuat keperluan upacara.

Bahkan, di luar pura, ada yang nguling atau memanggang babi serta membuat lawar. “Kami hanya libatkan 21 orang krama subak. Kegiatannya sejak pagi, sampai jam dua siang,” kata Dewa Yuda, kemarin.

Kemudian, sekitar pukul 16.00, warga pulang ke rumah masing-masing. Sebelum pulang, ada warga yang bertugas membagikan lawar dan daging babi guling yang telah dihaturkan.

“Semuanya dapat nunas (meminta yang telah dihaturkan, red). Dibungkus, dibawa pulang, waktu itu tidak ada apa-apa,” jelasnya.

Kejadian misterius mulai muncul esok hari, pada Rabu, 27 Mei. “Awalnya beberapa warga dilarikan ke rumah sakit terdekat. Karena mengalami sakit pada perutnya,” ungkapnya.

Nahas, seorang warga yang awalnya sakit perut itu, pada Rabu sore, meninggal dunia. Saat itu, hasil laboratorium dari rumah sakit, kematian korban disebabkan oleh demam berdarah.

Tidak ada disebutkan karena keracunan makanan. “Semua krama yang dapat nunas itu pasti semua anggota keluarganya sempat makan. Makanya ini belum pasti penyebabnya apa,” kata Dewa Yuda.

Pihaknya memperkirakan, apabila penyebabnya keracunan makanan, semestinya semua anggota keluarga kena.

“Kalau dibilang keracunan pasti semuanya kena karena makanan dibawa pulang. Ini malah ada yang kena dan ada yang tidak,” ujarnya bingung.

Selanjutnya, pada Kamis, 28 Mei, tiga warga setempat meninggal dunia bersamaan. Bahkan di antaranya adalah kakak beradik.

Sehingga dalam kurun waktu dua hari orang meninggal dunia di sana sebanyak empat orang secara beruntun.

Untuk penyebabnya dikatakan belum bisa dipastikan, apakah itu akibat keracunan makanan atau salah pengolahan saat menyajikan makanan waktu mesaba tersebut.

“Termasuk saya dan keluarga saya juga sempat nunas, tapi tidak ada keluhan sakit. Hanya saja sempat saya ke dokter,  waktu itu sempat perut merasa sakit tapi saat diperiksa tidak kenapa-kenapa,” jelasnya.

Menurut dia, temannya juga sempat makan lawar dan daging babi guling dari pura tersebut. “Kebetulan dia ke rumah saya. Sampai sekarang dia juga tidak ada keluhan,” terangnya.

Dia menambahkan, hingga kemarin, ternyata masih ada warga yang mengeluhkan sakit perut. “Warga di sini sampai kemarin (Selasa, 2/6) masih ada yang terus periksa keluhan sakitnya ke dokter,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/