AMLAPURA – Aktivitas Gunung Agung pasalnya hingga saat ini masih cukup tinggi, tidak stabil dan masih tetap berkembang.
Bahkan, Gunung Agung terhitung mengalami tiga kali erupsi pada Selasa (3/7) dalam kurun waktu 00.00- 12.00. Meski begitu, status Gunung Agung belum ditingkatkan dan masih Siaga atau level III.
“Artinya, aktivitas Gunung Agung saat ini masih bisa diikuti oleh erupsi-erupsi. Pada hari ini dalam 12 jam terakhir, terekam tiga kali gempa letusan, 13 kali hembusan, 2 kali gempa vulkanik,
dan tiga kali gempa low frekuensi,” ujar Kepala Sub Bidang Mitigasi Bencana Geologi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Desa Rendang, kemarin.
Dan, di antara gempa-gempa yang terjadi dalam kurun waktu tersebut, ada dua gempa vulkanik yang mengindikasikan masih ada pergerakan magma dari kedalaman.
“Erupsi yang terjadi hari ini ketinggiannya relatif masih sama, 2.000 meter di atas puncak dan mengarah ke arah barat,” terangnya.
Dari sisi deformasi, menurutnya, tidak ada perubahan yang signifikan malah cenderung ada deflasi karena ada yang dikeluarkan dan membuat tubuh gunung cenderung mengempis.
Namun mengempisnya tubuh Gunung Agung ini bukan berarti aktivitas Gunung Agung telah usai memuntahkan magma, justru masih dalam kondisi terus berkembang.
“Kondisi yang berkembang ini artinya kalau ada supply magma baru ke permukaan maka dia bisa kembali mengalami inflasi dan kemudian bisa kembali terjadi erupsi,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan, erupsi strombolian yang terjadi Senin (2/7) malam masih berpotensi untuk terjadi dengan lontaran lava pijar dan erupsi abu.
Lontaran lava pijar sangat dimungkinkan karena kondisi kawah Gunung Agung sudah terisi oleh lava.
“Lava-lava ini kalau dipanaskan dari bawah, ada tekanan untuk naik ke atas. Lava ini bisa terdobrak dan akhirnya bisa menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar seperti yang terjadi pada erupsi malam kemarin (2/7),” ungkapnya.