29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:19 AM WIB

Insentif Tim Medis Tak Kunjung Cair, Sekkab Suyasa: Sudah Diusulkan

SINGARAJA – Insentif bagi tenaga medis yang bertugas merawat pasien positif covid-19, hingga kini tak kunjung cair.

Pemerintah mengklaim masih menunggu verifikasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Mengingat sebagian tenaga medis akan mendapatkan suntikan insentif dari kementerian.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, tak kurang dari 150 orang tim medis, diusulkan menerima insentif. Seratusan tenaga medis itu tak hanya dokter, perawat, dan bidan saja.

Ada pula petugas teknis lain. Seperti petugas surveillance yang melakukan penelusuran kontak, petugas gizi, petugas binatu, tenaga pengamanan, hingga cleaning service yang membersihkan kamar perawatan.

Sekkab Buleleng Gede Suyasa mengatakan, usulan pemberian insentif itu telah disampaikan pada Kemenkes sejak bulan lalu.

Pengusulan itu disampaikan melalui aplikasi yang dirancang Kemenkes. Namun hingga kini belum ada penetapan dari Kemenkes, siapa saja yang akan diberikan insentif oleh pusat.

Menurut Suyasa, selain Kemenkes, Pemkab Buleleng juga sebenarnya mengalokasikan anggaran untuk pemberian insentif itu.

“Kami sudah siapkan dananya. Jadi siapa yang tidak mendapat insentif dari pusat, kami di kabupaten yang akan memberikan insentif,” kata Suyasa.

Lebih lanjut dijelaskan, petugas medis yang diberikan insentif, memiliki tugas yang beragam. Ada yang mendapat penugasan dari RSUD Buleleng, ada yang penugasan dari RS Pratama Giri Emas, ada pula yang ditugaskan oleh Dinas Kesehatan Buleleng.

Semuanya sudah tercantum dalam SK petugas kesehatan yang mendapat penugasan khusus pada masa pandemi covid-19.

“Termasuk petugas teknis lainnya juga kami cantumkan di sana. Kan yang bekerja bukan cuma dokter dan perawat. Ada tim surveillance yang melakukan penelusuran kontak

bila ditemukan pasien positif, ada petugas gizi yang memasak makanan bagi pasien yang menjalani isolasi. Termasuk cleaning service yang harus membersihkan ruangan isolasi juga kami usulkan (menerima insentif,” imbuhnya.

Bagaimana bila mereka tak bisa mendapat insentif dari pusat? Suyasa meminta petugas tidak risau. Sebab pemerintah sudah menyiapkan dana cadangan untuk membayar insentif tim medis.

“Tinggal dibagikan saja. Mana yang tidak ditanggung oleh pusat, itu nanti kami yang menanggung. Kami bisa mengakomodir itu. Draft (pembagian insentif) sudah siap. Tinggal menunggu keputusan dari pusat saja,” tukas Suyasa. 

SINGARAJA – Insentif bagi tenaga medis yang bertugas merawat pasien positif covid-19, hingga kini tak kunjung cair.

Pemerintah mengklaim masih menunggu verifikasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Mengingat sebagian tenaga medis akan mendapatkan suntikan insentif dari kementerian.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, tak kurang dari 150 orang tim medis, diusulkan menerima insentif. Seratusan tenaga medis itu tak hanya dokter, perawat, dan bidan saja.

Ada pula petugas teknis lain. Seperti petugas surveillance yang melakukan penelusuran kontak, petugas gizi, petugas binatu, tenaga pengamanan, hingga cleaning service yang membersihkan kamar perawatan.

Sekkab Buleleng Gede Suyasa mengatakan, usulan pemberian insentif itu telah disampaikan pada Kemenkes sejak bulan lalu.

Pengusulan itu disampaikan melalui aplikasi yang dirancang Kemenkes. Namun hingga kini belum ada penetapan dari Kemenkes, siapa saja yang akan diberikan insentif oleh pusat.

Menurut Suyasa, selain Kemenkes, Pemkab Buleleng juga sebenarnya mengalokasikan anggaran untuk pemberian insentif itu.

“Kami sudah siapkan dananya. Jadi siapa yang tidak mendapat insentif dari pusat, kami di kabupaten yang akan memberikan insentif,” kata Suyasa.

Lebih lanjut dijelaskan, petugas medis yang diberikan insentif, memiliki tugas yang beragam. Ada yang mendapat penugasan dari RSUD Buleleng, ada yang penugasan dari RS Pratama Giri Emas, ada pula yang ditugaskan oleh Dinas Kesehatan Buleleng.

Semuanya sudah tercantum dalam SK petugas kesehatan yang mendapat penugasan khusus pada masa pandemi covid-19.

“Termasuk petugas teknis lainnya juga kami cantumkan di sana. Kan yang bekerja bukan cuma dokter dan perawat. Ada tim surveillance yang melakukan penelusuran kontak

bila ditemukan pasien positif, ada petugas gizi yang memasak makanan bagi pasien yang menjalani isolasi. Termasuk cleaning service yang harus membersihkan ruangan isolasi juga kami usulkan (menerima insentif,” imbuhnya.

Bagaimana bila mereka tak bisa mendapat insentif dari pusat? Suyasa meminta petugas tidak risau. Sebab pemerintah sudah menyiapkan dana cadangan untuk membayar insentif tim medis.

“Tinggal dibagikan saja. Mana yang tidak ditanggung oleh pusat, itu nanti kami yang menanggung. Kami bisa mengakomodir itu. Draft (pembagian insentif) sudah siap. Tinggal menunggu keputusan dari pusat saja,” tukas Suyasa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/